pemerintah

Kesehatan Program Prioritas Pemerintah Aceh

Oleh: Syahril Ahmad Editor: Syahril Ahmad 10 May 2020 - 11:42 banda-aceh

KBRN, Banda Aceh : Pembangunan kesehatan masyarakat merupakan salah satu program yang diprioritaskan pemerintah Aceh. Upaya kesehatan tidak hanya pada penyembuhan penyakit (kuratif), melainkan lebih mengutamakan pada upaya pencegahan penyakit (promotifdanpreventif).

Hal tersebut dikemukakan Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hanif, mewakili Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, pada Syiah Kuala Konferensi Internasional Perkembangan Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Ke- 3 Tahun 2019, di AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Rabu (9/10/2019).

Hanif mengatakan, terdapat sejumlah penyakit yang mendominasi masyarakat Aceh. Salah satunya adalah penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi. Penyakit tersebut, lanjut dia, dapat memicu penyakit lain seperti jantung, stroke dan ginjal.

"Selain itu, masalah gizi buruk juga menjadi persoalan di daerah ini, karena pola makan dan perawatan anak belum sejalan dengan gaya hidup sehat. Karena itu, angka stunting di Aceh masih tinggi," tutur Hanif.

Oleh sebab itu, kata Hanif, selain meningkatkan pelayanan kesehatan, pemerintah Aceh juga terus berupaya memperbaiki gizi dan meningkatkan kesadaran akan hidup sehat bagi masyarakat.

Hanif juga mengapresiasi konferensi kesehatan yang digelar Unsyiah itu. Menurutnya, acara tersebut merupakan bagian dari langkah pembangunan kesehatan di Aceh melalui memperbanyak kajian, penelitian, dan diskusi.

"Konferensi ini saya harapkan bisa merumuskan pola asuh terbaik untuk anak usia dini, sehingga bisa menjadi acuan bagi setiap keluarga dalam merawat dan menjaga anaknya.

Dengan demikian, sejak dini kita bisa menyiapkan SDM berkualitas, sehingga kelak Aceh memiliki generasi muda yang cerdas, sehat dan berdaya saing tinggi," kata Hanif.

Sementara itu Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Oscar Primadi, mengatakan 30 tahun terkahir ini terjadi pola perubahan penyakit dalam masyarakat. Di tahun 1990 penyakit menular seperti demam, infeksi saluran pernapasan, diare dan tuberculosis merupakan penyakit tertinggi dialami masyarakat.

"Namun sejalan dengan perubahan demografi, ekonomi, budaya dan teknologi, sejak 2010 penyakit tidak menular seperti darah tinggi, stroke, ginjal, jantung, kanker dan lainnya menjadi kasus penyakit paling banyak di Indonesia," kata Oscar.

Kemudian, lanjut dia, angka kematian ibu dan bayi juga masih relative tinggi di Indonesia.

Olehkarenaitu, kata Oscar, pemerintah terus meningkatkan alokasi anggaran di sector kesehatan sebagai salah satu langkah dan upaya pemenuhan sarana dan prasaran akesehatan, obat, dan sumber daya tenaga kesehatan bagi masyarakat. “Dengan demikian, diharapkan dapat meminimalisir penyakit yang dialami masyarakat,’tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Sekjen Kemenkes RI itu mengapresiasi konferensi kesehatan yang di gelar Unsyiah. Menurutnya acara tersebut merupakan salah satu peran perguruan tinggi dalam membangun kesehatan masyarakat Indonesia.

Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati dan Rektor Unsyiah Samsul Rizal. Konferensi itu, juga dirangkai dengan kegiatan Forum Kesehatan Masyarakat Nasional Ke 2 dan Forum Keluarga Kedokteran Ke 1.