daerah

Dana Desa Permudah Usaha Pertanian Warga Desa Kadu Bale

Oleh: Dendy Fachreinsyah Editor: Dendy Fachreinsyah 10 May 2020 - 11:37 banten

KBRN, Pandeglang : Kabupaten Pandeglang merupakan daerah yang sebagian besar penduduknya bertumpu pada sektor pertanian. Sektor ini menjadi andalan bagi warganya sebagai mata pencaharian. Tak heran, Kabupaten Pandeglang menjadi salah satu lumbung pangan di Provinsi Banten.

Salah satu kawasan yang menjadikan bidang pertanian sebagai sumber pokok penghidupan penduduknya adalah Desa Kadu Bale, di Kecamatan Banjar.

Di desa ini, sektor pertanian banyak ditekuni oleh warganya. Tercatat, lebih dari 400 warganya berprofesi sebagai pahlawan pangan. Dari luas wilayah mencapai 174 hektar, sebagian besarnya didominasi oleh hamparan lahan pertanian.

Demi menunjang usaha pertanian warga, Pemerintah Desa Kadu Bale pun berkomitmen untuk membangun fasilitas pendukung bagi petani, diantaranya infrastruktur jalan.

Kepala Desa Kadu Bale, Darna Sudarna mengatakan, pihaknya telah memfokuskan pembangunan dari Dana Desa untuk kepentingan masyarakat, khususnya dalam bentuk infrastruktur untuk menunjang pertanian dan perekonomian warga.

“Desa kami menerima bantuan anggaran dari pemerintah ditahun 2019 mencapai Rp1,19 miliar. Sebesar Rp669 juta dipakai untuk berbagai kegiatan pembangunan desa. Dan Rp66 juta juga kami sisihkan untuk peningkatan produksi tanaman pangan,” katanya, Selasa (10/12/2019).

Bukan hanya infrastruktur, perhatian pemerintah desa dalam mengembangkan usaha pertanian  juga diberikan pada bidang budidaya jamur tiram. Sebanyak empat kelompok yang membudidayakan tanaman tersebut, diberi bantuan bahan baku setiap tahunnya.

“Ini untuk menunjang pertanian, termasuk usaha jamur tiram yang menjadi unggulkan,” ungkap pria yang menjabat Kades Kadu Bale sejak tahun 1998 itu.

Pernyataan Darna bukan omong kosong semata. Seorang pengelola budidaya jamur tiram, Ahmad Fauzi mengakui bahwa kehadiran Dana Desa banyak membantunya dalam mengembangkan usaha jamur tiram.

“Ini dibantunya melalui BUMDes. Kami menerima bantuan barang, bukan uang. Jadi BUMDes memberi bahan bakunya, nanti kami yang kelola dan mengembangkannya,” ucap Fauzi saat ditemui di lokasi budidaya jamur tiram yang dikelolanya.

Hasilnya dari usahanya itu pun tidak bisa dipandang sebelah mata. Fauzi menyebut, sejak berdiri tahun 2017, usaha jamur tiramnya bisa memproduksi minimal 20 kg setiap hari. Bahkan ketika memasuki musim hujan, hasilnya bisa lebih dari dua kali lipat.

“Kalau saat musim hujan bisa mencapai 1 kwintal. Harganya kami jual Rp11 ribu per kg yang kami jual ke pengepul. Kami akui sejak ada bantuan dari BUMDes, kami merasa dimudahkan dalam hal permodalan dan memulai usaha. Malah di sini ada empat pekerja, setiap orang bisa mengantongi upah Rp70 ribu per hari,” bebernya.

Senada dikatakan seorang petani di Kampung Bararauk, Samhudi. Dia menerangkan, kehadiran Dana Desa sangat membantu hasil panen petani. Karena ketika ingin dijual, aksesnya sudah lebih mudah dan lancar dengan kualitas sarana jalan yang lebih baik.

“Alhamdulillah, setelah ada Dana Desa petani subur makmur. Jalan di desa juga bagus, terutama jalan lingkungan. Itu yang kami rasakan. Dampaknya lebih memudahkan petani dalam mengangkut hasil pertaniannya, lebih mudah dan lebih lancar,” ucapnya sumringah.

Selain mengalokasikan Dana Desa untuk pertanian, desa Kadu Bale juga tetap mengarahkan pembangunannya pada pelayanan dasar lain, berupa infrastruktur jalan.

Total pembangunan yang dilakukan selama tahun 2019 sebanyak 18 titik, mayoritas membangun jalan paving blok, rabat beton, dan Talut Penahan Tanah (TPT). Tahap III saja, pihak desa mengerjakan pembangunan fisik di tujuh titik.

Desa Kadu Bale sendiri, dihuni oleh sekitar 3,015 jiwa, yang terdiri atas penduduk laki-laki 1,591 jiwa, dan perempuan sebanyak 1,541 jiwa. Semuanya tergabung dalam 924 Kepala Keluarga (KK). (*ADV).