ekonomi

Harga Cabe Semakin Meroket Pasca Idul Fitri 1440 H

Oleh: T.S.M.Iqbal Editor: T.S.M.Iqbal 10 May 2020 - 11:51 bengkalis
KBRN, Bengkalis : Bukan rasanya yang pedas tapi harganya juga semakin melambung mencapai hampir 100 persen dari harga normal sebelum hari raya Idul Fitri 1440 H.

Hingga pekan ini harga cabe merah sekitaran Rp 70.000 perkilogramnya. 

Berdasarkan pantau RRI di pasar Terubuk kota Bengkalis. Harga cabe ini sebenarnya sudah mengalami penurunan dibandingkan saat lebaran lalu. 

Menurut salah seorang pedagang di pasar terubuk Umiatun satu diantara pedagang di pasar Terubuk Bengkalis mengatakan, sepekan sejak lebaran lalu sebenarnya harga cabe merah sudah mengalami penurunan. Harga cabe merah saat itu turun hingga Rp 60.000 perkilogramnya dari harga sebelumnya sekitar Rp 80.000 perkilogramnya. 

"Namun kembali terjadi kenaikan sekitar empat hari lalu sampai menjelang akhir pekan ini. Kemungkinan sampai beberapa hari kedepan akan terjadi kenaikan lagi," ungkap Umiatun.

Menurut dia, kenaikan harga cabe ini  terjadi karena permintaan cabe mengalami peningkatan selesai lebaran lalu. Sementara ketersedian cabe dari pemasok sekarang mengalami keterbatasan.

"Apalagi saat ini musim orang pesta, dimana permintaan cabe meningkat, sehingga terjadi kenaikan dari daerah asalnya," tambahnya.

Menurut dia, kenaikan cabe merah ini terjadi terhadap cabe yang berasal dari Sumatera Barat. Sementara untuk harga cabe merah lokal berasal dari Siak saat ini dijual dengan harga Rp 65.000 perkilogramnya.

Meskipun lebih murah masyarakat lebih banyak membeli cabe merah dari Sumatera Barat. Karena dari segi kualitas dan rasa memang memiliki perbedaan. 

"Memang ada cabe lokal yang lebih murah, tetapi pembeli tetap membeli cabe dari Sumbar. Karena beda rasanya," ungkap Umiatun.

Sementara itu,  salah satu Iburumah tangga warga Bengkalis yang berbelanja di pasar Terubuk sangat merasakan Dampak kenaikan harga cabe tersebut. Menurut dia sejak lebaran kemarin dirinya mulai membatasi konsumsi cabe di bandingkan biasanya.

"Kalau biasanya kita beli cabe sekali ke pasar sekitar satu kilo. Sementara sekarang kita kurangi seperempat kilogram saja sekali ke pasar, kalau makan juga sering ingatkan suami dan anak kalau harga cabe mahal," terangnya sambil tersenyum.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Bengkalis Raja Arlangga membenarkan adanya kenaikan harga cabe yang cukup signifikan sejak lebaran lalu. Kenaikan harga cabe ini sekitar sembilan puluh sampai seratus persen dari harga normalnya.

Arlangga mengatakan harga cabe tidak hanya naik di Bengkalis saja, hampir diseluruh wilayah Riau mengalami kenaikan. Kenaikan terjadi karena permintaan cabe cukup tinggi sejak lebaran lalu, sementara stok cabe dari produsen terbatas. 

"Namun meskipun belum normal setidaknya sudah terjadi penurunan, dimana saat ini harga cabe merah sudah menjadi Rp 70.000 perkilogramnya. Sementara harga saat lebaran sekitar Rp 80.000 perkilogramnya," pungkasnya.

Menurut dia, fluktuasi cabe merah ini memang cukup tinggi sekali, karena sewaktu waktu produksi menurun langsung terjadi kenaikan. Sementara itu untuk komuniti lain ada juga yang naik namun masih dalam tingkat kewajaran. 

"Hanya daging ayam yang masih tinggi, tetapi sudah mengalami penurunan dibandingkan lebaran lalu. Untuk daging ayam kampung sekarang sekitaran Rp 60.000 perkilogramnya. Sementara daging ayam beras sekitar Rp 35.000 perkilogramnya," tandasnya.