ekonomi

DKP Bengkalis Kembangkan Budi Daya Ikan Dengan Sistem Bioflok

Oleh: T.S.M.Iqbal Editor: T.S.M.Iqbal 10 May 2020 - 11:39 bengkalis

KBRN, Bengkalis : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkalis saat ini terus mengajak masyarakat untuk mengembangkan budi daya ikan dengan cara mudah dan tidak perlu lokasi besar dan biaya jauh lebih efisien.

Salah satu cara yang sedang dikembangkan tersebut adalah budi daya ikan dengan menggunakan sistem Bioflok, dikatakan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bengkalis melalui Plt.Kepala Seksi (Kasi) Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Bendri bahwa saat ini pengembangan budi daya ikan dengan menggunakan sistem ini sudah dilakukan di beberapa kecamatan,dan ternyata hasilnya memuaskan.

"Bioflok ini bisa diartikan sebagai gumpalan ( flok ) dari berbagai campuran heterogen mikroba ( plankton, protozoa, fungi ), partikel, polimen organik, koloid dan kaiton yang saling berinteraksi dengan sangat baik di dalam air, sehingga dengan sistem Bioflok ini tidak ada bahan yang terbuang, seperti sisa makanan dan kotoran ikan bisa di olah kembali jadi makanannya," kata Bendri Plt Kasi Pengembangan SDM, Kamis,(21/11/2019) saat mengisi pameran di Balitbang Bengkalis.

Bendri juga menyebutkan bahwa sistem ini bukan hanya untuk ikan lele, tetapi ikan nila dan ikan gurami juga bisa hidup dalam Bioflok tersebut.

"Ini bukan hanya bisa untuk ikan lele tapi ikan nila dan gurami juga bisa,"katanya.

Bendri juga menyebutkan bahwa untuk menyangkut biaya pembuatan tempatnya tergantung ukuran besar kecilnya terpal yang digunakan.

"Tiap diameter biayanya berbeda, misalnya untuk ukuran diameter 1,75 meter dengan biaya dua juta rupiah sudah jadi biofloknya," tambah Bendri.

Untuk ukuran diameter 1,75 meter tersebut bisa diisi dengan ikan lele sebanyak 3000 ekor.

Kata Plt Kasi Pemberdayaan SDM lagi kelebihan menggunakan sistem bioflok yakni ramah lingkungan, tidak menggunakan lahan yang besar,minimal untuk budidaya buat konsumsi sendiri.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkalis tahun 2019 ini telah melaksanakan pelatihan di beberapa kecamatan, yakni Kecamatan Pinggir, Bandar laksamana dan Kecamatan Mandau dengan hasil yang memuaskan.

"Alhamdulillah kalau hasil memuaskan, kita sudah panen di dua kecamatan yakni Mandau dan Pinggir sedangkan untuk Kecamatan Bandar Laksamana karena masih baru jadi belum di panen,"katanya lagi.

Prinsip dasar dari sistem bioflok ini adalah mengubah senyawa organik dan anorganik yang di dalamnya berisi senyawa karbon ( C), Oksigen (O), Hidrogen (H), Nitrogen (N) menjadi massa slugde berbentuk bioflok dengan cara memanfaatkan bakteri pembentuk gumpalan/flok yang mengubah biopolymer sebagai bioflok.