daerah

Provinsi Bengkulu Dapat Bantuan 4.800 Alat Rapid Test Covid-19

Oleh: Roki EP Editor: Roki EP 10 May 2020 - 11:27 bengkulu

KBRN, Bengkulu : Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu menerima bantuan sebanyak 4.800 alat rapid test atau tes cepatdari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, untuk mendeteksi virus corona disease atau Covid-19.

Bantuan tersebut merupakan kali kedua yang diterima Pemprov Bengkulu, setelah sebelumnya pada akhir Maret lalu menerima sebanyak 2.400 alat rapid test dari Kemenkes RI.

"Kita sudah menerima alokasi alat rapid test dari Kementerian Kesehatan sebanyak 4.800 alat. Bantuan ini untuk sementara belum akan didistribusikan melainkan akan disimpan di kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu,” ungkap Kepala Dinkes Provinsi Herwan Antoni dalam keterangan persnya.

Herwan menjelaskan, bantuan ini akan dijadikan cadangan atau stok dan akan digunakan jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan angka orang dalam pemantauan (ODP) atau pasien dengan pengawasan (PDP) Covid-19.

Apalagi bantuan alat rapid test pertama yang diterima, baru digunakan sekitar 724 alat.

"Bantuan 4.800 alat apid test ini kita baper stock di Dinkes Provinsi Bengkulu. Nanti akan kita manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tracing terhadap kasus ODP dan PDP, termasuk orang tanpa gejala atau OTG yang kontak dengan kasus konfirmasi," kata Herwan, Selasa, (6/4/2020).

Disebutkan, dari 724 alat rapid test yang telah digunakan, hanya satu yang reaktif atau menunjukkan hasil positif Covid-19.Sedangkan sisanya non-reaktif.

Sementara untuk penggunaan alat rapid test terbanyak ada di Kota Bengkulu yakni sebanyak 208 alat.

Kemudian disusul laboratorium kesehatan daerah Provinsi Bengkulu sebanyak 166 alat, Kabupaten Bengkulu Selatan 85 alat dan Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Bengkulu sebanyak 81 alat.

“Untuk mendapatkan hasilnya akurat, setiap orang dengan gejala Covid-19 harus dilakukan dua kali rapid test. Antara tes pertama dan tes kedua harus berjarak minimal 10 hari. Seandainya tes pertama negatif, tes kedua negatif berarti tidak perlu dilanjutkan. Kalau tes pertamanya langsung positif tentu harus dilakukan pengambilan swab. Begitu juga kalau tes pertama negatif dan tes kedua positif tetap harus diambil swab," papar Herwan.

Lebih lanjut ditambahkan, dengan ketersediaan stok alat rapid test ini, akan memudahkan tenaga kesehatan untuk lebih awal melakukan skrining atau pendeteksian orang dengan gejala COVID-19.

“Alat ini akan membantu tenaga kesehatan dalam bekerja dan mengetahui langkah yang bisa diambil selanjutnya,” tutup Herwan.