ekonomi

Sadar Manfaat, Masyarakat Beralih ke Produk Energi Berkualitas

Oleh: Tatik Wijaya Editor: Tatik Wijaya 10 May 2020 - 11:44 jambi

KBRN, Jambi : Konsumsi masyarakat Jambi terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM)  menunjukkan adanya peningkatan peralihan dari jenis Premium ke Pertalite dan Pertamax, yang merupakan produk energi berkualitas. Bahkan dari sisi komposisi konsumsi, perbandingan antara konsumsi Premium yang merupakan BBM subsidi dengan Pertalite dan Pertamax yang merupakan BBM non subsidi hampir berimbang. Dijelaskan Hendra Saputra, Sales Executive Retail VII Jambi,  data per bulan Agustus 2019 menunjukkan komposisi konsumsi BBM bersubsidi dan non subsidi sudah hampir  berimbang 50 banding 50, bahkan untuk Pertalite konsumsi masyarakat lebih besar dibanding premium. Perbandingan tersebut jauh meningkat dibanding lima tahun sebelumnya, dimana konsumsi Premium jauh lebih besar dibanding Pertalite dan Pertamax. “ Ini perhitungan sampai bulan Agustus ini ya. Kalau konsumsi Pertamax per bulan rata-rata antara 2.000  Kilo Liter (KL) hingga 2.500 KL. Sedangkan konsumsi Pertalite 19 ribu KL hingga 20 ribu KL per bulan.  Kalau kita perbandingkan konsumsi BBM jenis gasoline atau sejenis premium, antara yang subsidi dan non subsidi sudah hampir berimbang 50 banding 50,” ungkap Hendra Saputra, Rabu (25/9/2019).  Peralihan konsumsi tersebut, menurutnya,  terjadi karena masyarakat semakin menyadari bahwa teknologi kendaraan bermotor membutuhkan konsumsi energi dengan  Research Octane Number (RON) yang lebih baik.  Semakin besar nilai RON bahan bakar, maka akan semakin baik untuk pembakaran dan kerja mesin kendaraan bermotor. RON Premium sebesar 88, Pertalite 90, Pertamax 92, dan Pertamax Turbo 95.  

“ Bukannya Premium tidak bagus, tapi kan ada yang lebih berkualitas, jadi kita kenalkan. Kita terus melakukan edukasi dan memberi informasi kepada masyarakat  melalui berbagai saluran, tentang keunggulan dan manfaat dari Pertalite dan Pertamax. Yang paling penting itu lewat pelaku yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, yaitu petugas di  SPBU,” ujarnya.  Pertamina juga menggandeng pihak-pihak terkait untuk  beralih ke penggunaan BBM non subsidi. Sejauh ini perubahan konsumsi juga dapat terlihat dari melambatnya laju konsumsi Premium. Hendra memperkirakan, saat ini Premium dikonsumsi oleh kalangan terbatas, terutama konsumen yang masih memiliki kendaraan bermotor keluaran lama. Sedangkan untuk pemilik kendaraan keluaran baru lebih memilih menggunakan Pertamax, atau setidaknya Pertalite.

Seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat terhadap BBM non subsidi,  jumlah SPBU yang menyediakan BBM non subsidi saat ini juga lebih banyak dibanding BBM subsidi. Dari 79 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Provinsi Jambi, sejauh ini yang menjual Pertamax sudah mencapai  90 persen lebih, yaitu 70 SPBU dan menjual Pertalite 71 SPBU, sedangkan SPBU yang menjual Premium hanya ada 69.  Kemudahan masyarakat untuk mendapatkan BBM  menjadi perhatian pihak Pertamina “ Ketersediaan Pertamax di SPBU sudah hampir merata di seluruh kabupaten di Provinsi Jambi. Setiap kabupaten sudah terwakili, ada SPBU yang menjual Pertamax. Di tiap kabupaten  paling hanya satu atau dua SPBU saja yang belum menjual Pertalite atau Pertamax. Kalau ada SPBU yang belum menjual Pertamax, biasanya itu karena faktor infra struktur saja. Kalau SPBU lama biasanya kan hanya punya tiga tangki, untuk isi solar, premium dan Pertalite. Jadi Pertamaxnya tidak ada. Kalau Pertalite justru lebih banyak SPBU yang menjual, dibanding Premium,” ujarnya.

Penggunaan produk energi berkualitas, dirasakan manfaatnya  oleh konsumen. Meskipun merupakan BBM non subsidi dan harganya lebih mahal dibanding premium yang merupakan BBM bersubsidi, namun  konsumen lebih memilih Pertalite dan Pertamax karena manfaat yang didapatkan sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk membeli BBM non subsidi tersebut.  Bayu Suhendra, misalnya, warga Mayang, Kota Jambi ini mengaku sudah tiga tahun terakhir menggunakan Pertamax, setelah sebelumnya menggunakan Premium. Pria berusia 30 ini mengaku memilih Pertamax karena membuat tarikan motornya lebih ringan, dan mesin motornya lebih awet.  Harga Pertamax yang lebih mahal, tidak menjadi masalah baginya, karena sebanding dengan kenyamanan saat berkendara dan biaya perawatan kendaraan yang dapat dihemat. “ Malah lebih hemat kalau pakai Pertamax, lebih awet dan tahan lama BBMnya, tidak cepat habis kok. Kalau saya isi full tank, itu Rp 98 ribu, bisa tahan sampai dua minggu malahan  kalau untuk aktifitas rutin dari rumah ke kantor.  Dan yang pasti motor saya cocok pakai Pertamax. Kalau motor-morot baru dan cc nya besar rata-rata memang lebih cocok kalau pakai Pertalite atau Pertamax daripada Premium. Tarikannya memang lebih ringan,” ujar Bayu.

 “ Mahal gak masalah, yang penting greget,” ujarnya sambil tertawa. Untuk mengisi BBM pun, dirinya memilih mengisi di SPBU resmi daripada penjual eceran dengan nama Pertamini . “ Enggak mau ngisi di Pertamini, takut nanti dicampur atau macam mana.  Kalau isi minyak pasti ke SPBU.  Kan sekarang sudah hampir semua SPBU ada Pertamax, gampang nyarinya,” ungkapnya.