gaya-hidup

Cocacola Kalobrasi Dengan Dua Startup Sulsel Melalui Inisiatif Plastic Reborn

Oleh: Khaeruddin B Editor: Khaeruddin B 10 May 2020 - 11:42 makassar
KBRN, Makassar, --  Dalam mewujudkan World Without Waste, Coca-Cola bersama para mitra terus berupaya untuk membantu mencari solusi terkait dengan permasalahan kemasan plastik. Di Indonesia, Coca-Cola menerapkan visi World Without Waste melalui inisiatif PLASTIC REBORN yang akan menjadi payung dalam berbagai inisiatif keberlanjutan daiam penanganan sampah plastik.

Triyono Prijosoesilo, Public Affairs and Communications Director Coca-Cola Indonesia pada acara bincang-bincang PLASTIC REBORN 2.0 hari ini di Iconik Jalan Amanaggappa Makassar Rabu (16/10/19), menjelaskan: ”PLASTIC REBORN merupakan upaya Coca-Cola Indonesia untuk memberikan pemahaman baru bahwa kemasan plastik pasca konsumsi dapat 'dimanfaatkan kembali’ atau menyulapnya agar memiliki nilai bisnis sehingga dapat tercipta sebuah ekonomi sirkular yang berkelanjutan.”

Melalui PLASTIC REBORN 1.0, Coca-Cola telah berhasil mengedukasi lebih dari 4.300 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan juga memfasilitasi pengumpulan kemasan plastik pasca konsumsi di lebih dari 100 titik sekolah & Universitas di kawasan Jakarta dan Bekasi yang kemudian telah dikelola dan diproses menjadi tas serbaguna bernilai komersial. Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan dari CocaCola, pada tahun 2019 ini Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) bersama Ancora Foundation telah meluncurkan 'PLASTIC REBORN 2.0’ sebuah lanjutan dari program kolaborasi yang menggandeng startup di bidang pengolahan sampah untuk membangun ”marketplace” agar mendorong terbangunnya ekosistem ekonomi sirkular. "terangnya.

”’Di PLASTIC REBORN 1.0’, kami mempelajari bahwa dasar pengelolaan sampah yang berkelanjutan adalah pengumpulan limbah kemasan (waste collection) yang tepat dan harus dimulai dari pemilahan di rumah tangga. lni yang menjadi kerangka utama dari ’PLASTIC REBORN 2.0’ sebuah program kolaborasi dari para startup penggiat sampah yang akan bersinergi untuk membangun "markethace" yang lebih eflsien untuk sistem persampahan dan daur ulang. ’PLASTIC REBORN 2.0’ berorientasi pada penggunaan teknologi, dengan pendekatan unik akselerasi bisnis berbasis kemasan plastik pasca konsumsi. ” Triyono menambahkan.

Ancora Foundation sebagai mitra CCFI di PLASTIC REBORN 2.0 berperan sebagai pelaksana yang memiliki fungsi untuk, yakni ENGAGE (fase seleksi & pitching), NURTURE (fase akselerasi) dan ADVANCE (fase amplifikasi). Ancora Foundation telah mengidentiflkasi dan menyeleksi 20 organisasi yang berfokus pada pemanfaatan teknologi dalam hal sistem pengumpulan dan recycling sampah di Indonesia untuk dapat masuk ke dalam program ini. "tuturnya.

Sementara Ahmad Zakky Habibie, Chief Operating Officer Ancora Foundation menjelaskan, "Tidak mudah bagi kami dan CCFI dalam menyeleksi proposal yang masuk dari para penggiat sampah di Indonesia. Setelah melalui beberapa tahap, kami memutuskan bahwa Clean Up, MallSampah dan Gringgo merupakan 3 (tiga) startup terpilih dengan proposal bisnis terbaik yang akan bersama-sama menjalankan kolaborasi di PLASTIC REBORN 2.0."

PLASTIC REBORN 2.0 memberikan hibah (grant) kepada 3 (tiga) startup terpilih sebesar total USD 250,000. Dana tersebut akan dimanfaatkan oleh ketiga startup terpilih untuk meningkatkan kapabilitas perusahaan serta mengembangkan model bisnis dalam hal sistem pengumpulan dan pemrosesan limbah yang lebih baik. "terang Ahmad.

"Kami yakin program kolaborasi di Plastic Reborn 2.0 ini dapat membantu kami untuk mengembangkan bisnis. dengan kolaborasi ini kami dapat memberikan layanan pengelolaan sampah yang terintegrasi, tidak hanya daur ulang sebagaimana telah menjadi fokus kami sebelumnya. "Ahmad Zakky menambahkan.

Pada kesmapatan itu Chief Excutive MallSampah Indonesia Adi Saifullag Putra mengatakan dengan kaloborasi ini pihaknya ingin dapat menjangkau serta memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas terkait pengelolaan sampah.

Kemasan plastik pasca konsumsi telah menjadi sebuah persoalan yang mendapat perhatian masyarakat global dalam beberapa waktu terakhir. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kota Makassar pada tahun 2017-2018 dengan jumlah penduduk kurang lebih 1,5 juta ini pada tahun 2016 menghasilkan jumlah sampah 700 ton perhari, kemasan plastik pasca konsumsi menempati posisi kedua setelah sampah sisa makanan dengan jumlah sebesar 16.29 %. "tuturnya.

Jika dilihat dari sudut pandang industri, plastik merupakan bahan baku yang memiliki nilai ekonomi di dalamnya, sehingga memiliki nilai manfaat ekonomi tidak hanya untuk industri tetapi juga untuk masyarakat. Dengan memahami potensi kemasan plastik pasca konsumi serta pengumpulan dan pengelolaan sampah yang lebih tepat dapat bersama membantu mencari solusi untuk mendukung keberhasilan ekonomi sirkular di Indonesia."terang Adi.