KBRN, Surabaya : Keseruan acara RRI Fest 2.0 yang diselenggarakan oleh LPP RRI Surabaya di area Monumen Tugu Pahlawan Surabaya ( Sabtu 29/06/2024 ), tak hanya diisi dengan beragam kegiatan seru seperti audisi Bintang Radio 2024, lomba menggambar dan mewarnai, penampilan ludruk RRI Surabaya, wayang kulit semalam suntuk, namun juga dimeriahkan oleh beragam tenant UKM kuliner, maupun aneka lapak produk yang menjual aseaoris maupun permainan jadul.
Salah satu tenant yang membangkitkan kembali memori masa kecil yakni, Kampoeng Dolanan yang turut serta hadir memeriahkan RRI Fest 2.0. Mustofa, founder Kampoeng Dolanan mengatakan dirinya beserta rekan-rekannya ingin mewujudkan ekosistem para pengrajin permainan tradisional agar tetap lestari dan aktif memproduksi
,”alasan kami masih memperjual belikan mainan jadul atau tradisional di jaman kekinian saat ini adalah yang pertama agar para pengrajin permainan tradisional tetap lestari dan terus memproduksi. Ketika mereka memproduksi itu sama halnya dengan mempertahankan aset bangsa dalam wujud budaya permainan tradisional,”ungkap Cak Mus sapaan akrabnya.
Cak Mus menyebutkan selama ini Kampoeng Dolanan, memproduksi sendiri aneka macam mainan tradisional dan juga kulakan ke pengrajin dengan tujuan menghidupkan para pengrajin, dengan sistem membeli mainan hasil pengrajin dan akan di finishing sendiri oleh tim Kampoeng Dolanan.
Banyak jenis permainan jadul yang dijual diantaranya, bola bekel, kitiran ufo, HP air, terjung payung dengan dibandrol harga terjangkau mulai Rp 2.000 hingga Rp 15.000 dengan dibantu pasokan dari pengrajin mainan tradisional Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Kalimantan.
Cak Mus juga menanggapi kondisi anak-anak jaman sekarang yang lebih cenderung bermainan gawai daripada memilih permainan tardisional,
"pada dasarnya anak-anak bermain gadget karena tak dikenalkan dengan permainan tradisional, artinya ketika mereka tak bermain bukan berarti tidak senang, maka Kampoeng Dolan hadir ditengah-tengah masyarakat khususnya anak-anak untuk mengedukasi permainan tradisional agar mereka bisa bermain dengan senang gembira,” ungkapnya.