pendidikan

Sulitnya Akses, Guru Di Pedalaman Terlambat Informasi.

Oleh: muhrisaldi Editor: muhrisaldi 10 May 2020 - 11:30 manokwari

KBRN Bintuni. Sulitnya akses transportasi dan komunikasi (jaringan telpon Hp) sehingga membuat sejumlah tenaga pengajar disalah satu daerah terjauh dan terisolir, masih berstatus kontrak dinas.

Sejumlah tenaga pengajar SD Inpres serta SMP Negeri Kampung Moyeba Distrik Moskona Utara, kurang lebih 11 tenaga pengajar, diantaranya 7 orang masih dengan status kontrak dinas, dan 4 orang lainnya dengan status pegawai negeri sipil (PNS), Itu sudah termasuk kepala sekolah dikedua dunia pendidikan yang berada di daerah tersebut, hal ini seperti yang dikatakan salah seorang tenaga pengajar SD Inpres kampung Moyeba Distrik Moskona Utara Marlon kepada RRI saat ditemui disela-sela proses belajar mengajar berlangsung. Sabtu (29/2) kemarin.

Lebih lanjut Marlon menyampaikan bahwa dirinya, kurang lebih 13 tahun semenjak tahun 2007 sampai sekarang, masih berstatus tenaga guru kontrak.

"Sejak tahun 2007, waktu itu kita kontrak sebagai guru di salah satu yayasan dari pusat, yakni Yayasan Kayu Putih (YKI), hingga sampai tahun 2013, dan dilanjutkan dengan kontrak Dinas Pendidikan pemuda dan olah raga Kabupaten Teluk Bintuni tahun 2014 sampai dengan sekarang ". Tuturnya.

Bukan tidak adanya upaya guna ikut tes CPNS atau masuk dikategori 2 (K2), yang baru-baru ini sudah berlangsung, Marlon menyampaikan bahwa, ia bersama guru lainya yang statusnya masih kontrak kami tidak adanya akses seperti mendapat informasi akan adanya tes CPNS atau K2, tidak adanya jaringan telekomunikasi, dan jaringan telepon, serta akses transportasi sehingga kami tidak ikut tes Pegawai negeri sipil.

Untuk sarana gedung SD Inpres, "Kepala sekolah sudah beberapa kali ajukan, akan tetapi sampai saat ini belum terealisasi, dan kami berharap untuk kedepan ada perhatian lagi dari pemerintah daerah khususnya Dispora Kabupaten, setidaknya ada 3 ruangan kelas yang layak pakai".Mengingat saat ini sarana gedung SD Inpres Moyeba boleh dikatakan sudah tidak layak pakai. Pungkasnya.

Tambah Marlon untuk akses transportasi satu-satunya hanya bisa ditempuh lewat udara menggunakan pesawat jenis AMA, atau helikopter, bila memang mau lewat darat kita harus jalan kaki ke distrik terdekat, yakni distrik Moskona Barat dengan jalan kaki selama 2 hari 2 malam.

Hal senada seperti yang dikatakan Matius Santiallo salah seorang guru SMP Negeri Moyeba Distrik Moskona Utara, tugas di Moyeba sejak tahun 2014. Adapun untuk jumlah guru SMP kami berjumlah 6 orang, diantaranya 3 orang sudah berstatus PNS, dan yang kontrak 3 orang, sudah termasuk kepala sekolah.

Matius juga menyampaikan "dari pribadi saya mengabdi di pelosok, sesuai perjanjian kontrak pegawai di manapun ditempatkan, kita sebagai ASN abdi negara, sudah menjadi tanggung jawab kami sebagai guru guna mengabdi di masyarakat.

Lebih lanjut, karena di pundak seorang guru diamanahkan untuk memanusiakan manusia seutuhnya. untuk siswa SMP Negeri Moyeba sendiri ada 25 orang, dari kelas 1 sampai dengan kelas 3. " Kami sangat berharap untuk kedepan ada perhatian dari pemerintah guna sarana dan prasarana, seperti gedung yang layak pakai oleh dunia pendidikan yang berada di Moyeba Moskona Utara". Tutup Matius.

(Reporter : Wawan).