gaya-hidup

Pengaruh Media Sosial Terhadap Minat Baca

Oleh: Septina Trisnawati Editor: Septina Trisnawati 10 May 2020 - 11:54 palangkaraya

KBRN, Palangka Raya: Perkembangan teknologi yang semakin canggih membawa dunia masuk dalam era revolusi industri 4.0. Era yang ditandai dengan bertumbuhnya industri berbasis elektronika, teknologi informasi dan otomatisasi menuntut masyarakat memiliki wawasan yang terus berkembang. 

Budaya membaca yang mencakup kebiasaan dan kegemaran membaca merupakan modal yang diperlukan untuk memperoleh wawasan yang diperlukan. 

Kepala Bidang Pengembangan dan Pembudayaan Gemar Baca Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kalimantan Tengah, Hartiana Pahailendang, mengatakan tren minat baca masyarakat Kalteng tercatat semakin tahun semakin meningkat. Ia mengatakan peningkatan minat baca khususnya terjadi di kalangan pelajar dan mahasiswa. 

“Data 2019 dibandingkan 2018 lalu menunjukkan peningkatan kunjungan ke Perpustakaan,” ujarnya pada momen hari Buku Sedunia, Selasa (23/4/2019). 

Lendang menambahkan peringkat minat baca Indonesia pada akhir 2018 lalu meningkat dibanding 2016. Jika sebelumnya minat baca Indonesia berada di urutan 61, pada tahun lalu minat baca Indonesia berada di peringkat 17 dari 63 negara. 

Hal berbeda diungkapkan Akademisi, Rudyanti Tobing, yang menyoroti banyaknya waktu yang dihabiskan sebagian besar masyarakat pengguna media sosial di dunia maya dibandingkan membaca buku. 

“Sebetulnya sangat disayangkan waktu  dihabiskan hanya untuk bermedsos yg dapat dikatakan kurang bermanfaat dibandingkan membaca buku. Menurut saya perlu suatu usaha untuk meningkatkan gairah masyarakat untuk membaca buku,” ujarnya. 

 Rudyanti mengatakan bagi sebagian orang membeli buku dalam versi cetak sangatlah berat karena harganya  yang tidak murah. Keberadaan buku elektronik(e-book) yang bisa diunggah pun menurutnya masih tidak mudah didapat dan bahkan ada yang berbayar. 

Akademisi bidang pendidikan ini juga mengharapkan adanya upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Ia menyebutkan pemerintah seharusnya menyediakan anggaran khusus untuk meningkatkan literasi masyarakat dalam bentuk nyata dan bukan hanya formalitas. Pencetakan buku-buku penting dan dibagikan ke masyarakat serta pelaksanaan seminar, workshop, maupun  temu dialog menurutnya juga dapat diperbanyak untuk meningkatkan minat baca masyarakat. 

Rudyanti juga menyoroti soal pergeseran gaya hidup masyarakat khususnya pada anak-anak yang sudah diberikan handphone. Anak-anak mulai  tingkat Sekolah Dasar terlihat lebih suka menghabiskan waktu bermain games di handphone dibandingkan membaca buku. 

Ia menyarankan agar orang tua dapat lebih bijaksana dalam memberikan handphone bagi anak. Menurutnya, orang tua dapat mengatur batasan waktu bagi anak bermain gadget dan mengajari anak supaya ada waktu untuk membaca. 

Semua pihak khususnya orang tua, lanjutnya, harus memahami pentingnya membaca. Dengan membaca dapat menjadikan insan yang cerdas,  intelek, berwawasan luas, dan bermartabat.  Yang akhirnya menjadikan generasi bangsa yang dapat melanjutkan cita-cita para pendiri negara.