gaya-hidup

Pencegahan Wabah DBD di Kalteng

Oleh: Septina Trisnawati Editor: Septina Trisnawati 10 May 2020 - 11:31 palangkaraya

KBRN, Palangka Raya: Musim hujan belum berakhir. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) juga masih mengancam. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, total kejadian DBD se-Kalteng pada Januari 2020 sebanyak 157 kasus. Bahkan, terdapat 2 kasus meninggal dunia akibat DBD di Kabupaten Murung Raya pada bulan lalu. Sementara data terakhir untuk bulan ini, sudah terjadi 47 kasus DBD se-Kalimantan Tengah.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, Endang Sri Lestari Narang, mengatakan sejak memasuki awal musim penghujan September lalu, Dinkes Kalteng telah menyurati kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakti DBD.

Menurutnya, bulan Januari sampai Maret masih harus menjadi perhatian untuk kasus DBD. Namun alih-alih melakukan fogging (pengasapan), masyarakat disarankan untuk membuat perangkap larva (larvitrap)

“Yang disarankan adalah sekarang ini larvitrap, artinya menangkap larvi atau larva nyamuknya. Begitu nyamuk itu bertelur di genangan air, kita sengaja bikin genangan air supaya nyamuk bertelur di situ tapi kita bikin perangkapnya sehingga tidak jadi nyamuk muda dan nyamuk dewasa,” ujarnya kepada RRI, Selasa (18/2/2020).

Endang mengatakan pembuatan perangkap larva telah mulai diajarkan dan disosialisasikan kepada setiap Jumantik di Palangka Raya.

Sementara itu, Supervisor Koordinator Jumantik Kelurahan Jekan Raya, Dawid Abel, mengatakan Juru Pemantau Jentik dipandu koordinator tentang menjaga pola hidup bersih dan sehat. Selain Jumantik di tiap rumah, Koordinator Jumantik biasanya bergerak di wilayah RT masing-masing untuk memantau kondisi jentik. Namun untuk sementara menurut Dawid, Koordinator Jumantik belum bekerja karena belum mendapat Surat Keputusan kelanjutan tugas mereka.

“Belum ada petunjuk 2020, nanti setelah SK dikeluarkan baru kita bekerja kembali. Koordinator Jumantik tidak ada sama sekali untuk biaya bensin mereka,” ujarnya.

Supervisor Koordinator Jumantik Kelurahan Jekan Raya ini mengatakan SK sudah berakhir pada Desember lalu. Rencananya pihak Puskesmas akan mengundang kembali koordinator Jumantik pada Maret mendatang untuk kepastian kelanjutan tugas koordinator Jumantik.

Pada kesempatan yang berbeda, Pengamat DBD dan Lingkungan Kota Palangka Raya, Sugiatno, mengatakan mencegah penyakit DBD sangat erat kaitannya dengan perilaku masyarakat.

“Menurut saya itu untuk perilaku masyarakat ini lah yang harus kita rubah. Apabila kita di lingkunan kita yang terdekat ada genangan air, kaleng-kaleng bekas yang ada genangan airnya segera dikubur. Untuk mencegah berkembangnya nyamuk penyebab demam berdarah itu. Itu sangat dibutuhkan sekali. Peran RT sangat dibutuhkan, terutama dalam hal kebersihan lingkungan,” tuturnya.

Sugiatno juga menyarankan agar pemerintah lebih pro aktif memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pencegahan penyakit DBD. Kasus DBD menurutnya harus dipandang dengan serius karena penyakit DBD bukan demam biasa. Penyakit ini menjadi penyebab kematian apabila tidak tertangani dan tidak dicegah sejak dini.