gaya-hidup

Sejak Ramai Corona, Penjualan Jamu Mujiati Ikut Ramai

Oleh: Septina Trisnawati Editor: Septina Trisnawati 10 May 2020 - 11:28 palangkaraya

KBRN, Palangka Raya: Peminat jamu tradisional kian meningkat sejak maraknya penyebaran Covid-19. Jamu yang terbuat dari rempah-rempah seperti kunyit, jahe dan temulawak dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Salah seorang penjual jamu di Palangka Raya, Mujiati, mengatakan jamu dagangannya lebih cepat habis dibanding biasanya. “Terutama kunyit sama jahe yang diminta. Ini aku bawa 27 botol, kalau biasanya 20 botol. Jam 12 lebih sudah habis. Biasanya jam 1an,” ujarnya kepada RRI, Senin (16/3/2020).

Mujiati yang membawa jualan jamunya dengan sepeda setiap hari berkeliling di sekitar kampus Universitas Palangka Raya. Menurutnya, dari langganan yang biasa membeli dagangannya lumayan ada tambahan pembeli.

Mujiati mengaku harus menaikkan harga jamu yang ia jual karena harga bahan-bahan untuk membuat jamu semua sudah naik. Kenaikan cukup drastis ada pada jahe merah yang mencapai harga seratus ribu rupiah. Harga kunyit dan kencur pun ikut naik. Belum lagi gula pasir yang harganya juga belum kunjung turun.

Dari harga semula tiga ribu rupiah per gelas kecil, Mujiati menaikkan harga jamunya menjadi empat ribu rupiah.

Salah seorang pembeli jamu, Rita, mengaku memang sudah rutin mengonsumsi jamu tradisional sejak di bangku SD. “Enggak juga sih cuman karena lebih suka minum jamu daripada obat-obatan seperti itu, jadi walaupun ada virus Corona atau nggak memang rutin minum jamu karena kita bisa kadang bikin jamu. Kalau lagi malas bikin, beli sama penjual jamu,” tuturnya.

Rita mengaku sering kali mengonsumsi jamu beras kencur dan kunyit sirih. Menurutnya minum jamu dilakukan untuk orang yang sehat supaya menjaga daya tahan tubuh lebih baik.

Terkait minum jamu tradisional untuk mencegah tertular virus corona, Rita berpendapat akan percuma minum jamu jika tidak dibarengi menjaga kebersihan dan kesehatan pribadi.