politik

Teror Di Selandia Baru, DPR Sebut Islamofobia Bentuk Radikalisme Mengerikan

Oleh: Ninding Yulius Permana Editor: Ninding Yulius Permana 10 May 2020 - 11:57 kbrn-pusat
KBRN, Jakarta: Belum kering air mata korban di Sibolga,Sumatera Utara yang rumahnya hancur tak bersisa akibat ledakan bom bunuh diri, kini dunia harus kembali berduka dengan wafatnya sekitar 49 muslim di New Zealand kemarin (15/3/2019) pukul 01.40 waktu setempat.

Duka mendalam ini juga disampaikan oleh Anggota DPR Komisi III DPR RI Muhammad Nasir Djamil Fraksi Partai Keadilan sejahtera yang pekan lalu baru tiba dari lawatannya ke New Zealand bersama Pimpinan DPR RI.

 “Saya menyampaikan duka yang sangat mendalam atas wafatnya sekitar 49 muslim dan korban luka-luka lainnya saat sedang menunaikan ibadah sholat jumat di masjid Al-Noor dan Masjid Linwood Selandia Baru akibat tembakan brutal pelaku teroris” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Radio Republik Indonesia, Sabtu (16/3/2019).

Lebih lanjut Nasir mengatakan pihaknya mengutuk kejadian teroris kali ini justru terjadi di negara teraman kedua di dunia versi global peace index 2018 “kejadian teroris di Selandia Baru ini menunjukan bahwa terorisme terjadi tak mengenal wilayah meski di daerah paling aman sekalipun” ungkap Nasir

Selain itu,Nasir menyayangkan sikap sebagian orang salah satunya sebagaimana diungkapkan senator Queensland Fraser Anning yang masih menyalahkan Islam atas kejadian teror ini.
 
"Islam itu tidak pernah mengusik kehidupan agama lain. Islam adalah agama damai. Islam selalu memberikan toleransi bahkan dalam setiap kejadian terorisme di belahan negara manapun Islam selalu yang menjadi korban akibat fitnah dan tuduhan yang tidak mendasar," tegasnya.

Lebih lanjut, politikus muda asa Aceh ini mengatakan bahwa islamophobia adalah salah satu bentuk radikalisme paling mengerikan. Apa yang dilakukan pelaku dugaan penembakan yang menurut pemberitaan sejumlah media kerap menulis manifesto yang berisi ideologi ekstrem kanan yang anti-muslim dan anti-imigran.

"Hal ini semakin menegaskan bahwa islamophobia adalah tindakan radikalisme yang paling mengerikan dan harus menjadi agenda bersama dunia untuk memberantasnya," tegasnya.

Caleg DPR RI di Dapil II Aceh ini pun berharap Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri dan Duta Besar RI di New Zealand perlu segera melakukan langkah aktif dan progresif mendorong penegakan hukum agar pelaku teroris tersebut mendapat hukuman setimpal dan korban segera mendapatkan rasa keadilan dan pemulihan atas kejadian tersebut.