KBRN, Palangka Raya: Sanitasi lingkungan yang buruk dapat memicu gangguan pencernaan yang berdampak terhadap nutrisi bagi pertumbuhan manusia.
hal ini juga berdampak bagi perlawanan tubuh terhadap infeksi, sehingga berisiko terjadinya stunting, kondisi ini sering terjadi pada anak dan balita.
Kurangnya akses ke air bersih, dan sanitasi jadi salah satu penyebab tingginya kondisi stunting pada anak di Indonesia. Selain kurangnya asupan gizi dan metode pola asuh.
Menurut riset Kementerian Kesehatan, air bersih dan sanitasi mempunyai kontribusi sebanyak 60%, dalam upaya penurunan angka stunting, pada anak. Selain kurangnya asupan gizi dan metode pola asuh yang ikut menyulitkan dalam penurunan angka stunting pada anak.
Menurut penyuluh KB Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat- DISDALDUK KB P3A PM Kota Palangka Raya, Meri Damayanti sanitasi lingkungan yang buruk atau penyediaan air bersih yang tidak berkualitas, banyak terjadi di daerah aliran sungai maupun pinggiran kota.
Air yang tidak higienis, merupakan salah satu faktor yang dapat mengakibatkan stunting bagi anak. ”Tidak higienisnya air sungai, apalagi dekat jamban, dapat mengakibatkan diare pada anak, dan menghambat tumbuh kembang anak atau balita,” ujarnya, Sabtu (4/5/2024).
Untuk mengatasi stunting sejak dini dapat dilakukan dengan pola hidup sehat, rajin cuci tangan, makan makanan bergizi yang dapat dimulai dari Calon Pengantin (catin), ibu hamil dan ibu menyusui sehingga melahirkan generasi sehat yang bebas stunting.
Sementara itu Penata KKB Ahli Madya Ketua Tim Kerja Ketahan Keluarga Percepatan Penurunan Stunting BKKBN Provinsi Kalteng, Wanfrid menambahkan masalah penyediaan air bersih menjadi dilema, saat turun lapangan BKKBN melalui tim nya memberikan arahan secara baik dan benar agar masyarakat dapat semakin paham akan perlunya penyediaan air bersih guna mencegah stunting sejak dini. ”Perlunya peran bersama antara Pemerintah Provinsi dan masyarakat khususnya yang tinggal di bantaran sungai untuk lebih memperhatikan kebersihan dan kesehatan lingkungannya,” katanya.
Sementara itu Analis Penyakit Menular Dinkes Kota Palangka Raya, Nuryadi Saputra Nihin mengatakan masyarakat Kalteng perlu terus menggerakkan masyarakat hidup sehat (Germas), guna memperoleh kehidupan yang lebih baik dan sehat, serta jauh dari stunting khususnya bagi anak-anak dan balita. ”Kita bersama perlu menggerakkan pola hidup bersih dan sehat bagi kepentingan bersama untuk mencegah stunting,” ucapnya.
Saat ini Pemerintah Kota maupun Provinsi, terus berupaya mencegah stunting pada anak dan balita. Selain itu peran masyarakat melalui pola hidup bersih dan sehat seperti germas serta pemberdayaan Posyandu sangat membantu menurunkan angka stunting di setiap daerah.
Selain itu untuk menurunkan stunting ada beberapa hal yang harus dilakukan masyarakat, diantaranya memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan, dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat, terus memantau tumbuh kembang anak dan Selalu jaga kebersihan lingkungan.