kuliner-nusantara

Rakik Awo-Awo, Oleh-oleh Khas Pulau Banyak yang Wajib Dibawa Pulang

Oleh: Munjir Permana Editor: 10 May 2020 - 11:45 kbrn-pusat
KBRN, Aceh Singkil : Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil panorama keindahan alam yang mempesona. Selain keindahan bahari, daerah ini juga memiliki hasil perikanan berlimpah. Banyak wisatawan baik itu lokal maupun mancanegara datang untuk berwisata ke Pulau Banyak. 

Bagi wisatawan, tidak lengkap rasanya jika tidak membawa pulang oleh-oleh dari Pulau Banyak. Oleh-oleh khas yang wajib dibawa pulang adalah Rakik Awo-Awo. 

Nama Rakik Awo-Awo ini sendiri merupakan bahasan lokal Pulau Banyak, yang artinya adalah Peyek Awo-Awo atau ikan teri. 

Di Desa Pulau Baguk, Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil terdapat sebuah warung kecil di persimpangan. Warung itu dikelola oleh Neli Muspita (40) warga setempat. 

Usaha Peyek Rakik Awo-Awo ini dikelola lewat binaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dari pemerintah kabupaten Aceh Singkil dengan nama kelompok Melati. Beranggotakan 7 orang yang mayoritas ibu-ibu, Neli mengolah ikan teri menjadi peyek. 

Usaha ini, kata Neli sudah berjalan sejak sebelum tsunami tahun 2004. Namun baru masuk UMKM sekitar tiga tahun terakhir. 

"Jadi kita dapat bantuan melalui UMKM, itu bukan bantuan modal tapi bantuan barang, seperti kuali dan bahan baku," kata Neli kepada RRI di Pulau Banyak, Aceh Singkil, Senin (9/9/2019). 

Dia menyebutkan, bahan baku pembuatan Rakik Awo-Awo ini dari tepung beras dan ikan teri. 

"Jadi kalau ikan teri mudah didapat di sini, selalu ada stoknya. Kecuali kalau sudah memasuki terang bulan itu agak sedikit susah," ujarnya. 

Rakik Awo-Awo menjadi oleh-oleh yang paling diburu oleh wisatawan yang datang ke Aceh Singkil. 

"Banyak wisatawan yang beli, harganya kita jual Rp 5 ribu dalam satu kemasan. Biasanya kalau ramai wisatawan bisa laku sekitar 250 bungkus dalam sehari," kata Dia. 

Bahkan, Neli bisa kewalahan memproduksi Rakik Awo-Awo karena permintaan cukup besar. "Kadang kita ada kirim juga ke luar Pulau Banyak, seperti ke Aceh Singkil dan Banda Aceh, tapi kalau khusus kita mengirim ke setiap daerah tidak ada, karena produksinya masih terbatas," sebut Neli. 

Namun proses kemasan Rakik Awo-Awo perlu dikembangkan lagi, terutama proses packing. "Ya packing harusnya lebih bagus lagi, kita berharap dari pemerintah ada bantuan untuk proses packing. Dan satu lagi, mesing pengering gorengan agar peyek ini tidak terlalu berminyak saat dikemas ke dalam plastik," tutup Neli. 

Sementara itu, salah satu wisatawan asal Banda Aceh yang datang ke Pulau Banyak, Ifdal mengaku penasaran dengan nama oleh-oleh Rakik Awo-Awo. 

"Awalnya saya penasaran, pas dirasa rupanya enak. Peyeknya gurih, renyah dan rapuh, rasa ikan terinya beda," ungkap Ifdal. 

Dia membeli beberapa bungkus Rakik Awo-Awo untuk dibawa pulang ke Banda Aceh. "Nanti saya bagi-bagikan kepada keluarga dan saudara," ujar Ifdal.