info-publik

Mengenal Lebih Dekat 'Jamasan Pusaka' Bung Karno Di Kediri

Oleh: Ayu Citra Editor: 10 May 2020 - 11:45 kbrn-pusat
KBRN, Kediri: Ketokohan Presiden RI Pertama, Soekarno, tak pernah lekang oleh waktu. Kepemimpinan Sang Proklamator ini, kerapkali menuai pujian luar biasa dari sejumlah pecintanya baik di Tanah Air maupun di luar negeri.

Hingga saat ini, mayoritas dari mereka meyakini, bahwa Soekarno yang akrab disapa Bung Karno mempunyai kharisma, yang tak dimiliki orang lain.

Oleh karenanya, kini sejumlah masyarakat pecinta sejarah Indonesia di Kediri, terutama mereka yang berada di Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno Kediri, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri menggelar 'Jamasan Pusaka Eyang Panji' pada tanggal 10 September 2019.

Diungkapkan oleh Kushartono, Ketua Harian Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno, Kediri, dari berbagai koleksi pusaka di situs Persada Sukarno Kediri, selain milik Eyang Pandi adalah milik Presiden RI Pertama, Soekarno.

"Sejumlah pusaka Bung Karno ini berupa tombak dan keris," kata Kushartono, Ketua Harian Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno, di Kediri, Selasa (10/9/2019).

Di situs Ndalem Pojok ini, Dewo, Ketua Panitia Jamasan Pusaka Eyang Panji, ikut menyampaikan, di kawasan ini memang ada satu pusaka milik Presiden Soekarno. Benda bersejarah ini antara lain, berupa Tombak dan Keris Kiai Gadakan.

"Insya Allah setelah jamasan selesai, pusaka ini akan kita pamerkan," kata Dewo.

Dewo menceritakan, pusaka Presiden Soekarno ini dulu berasal dari pemberian seorang kepala desa di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Kala itu, Presiden Soekarno bersama rombongan mengadakan kunjungan meninjau pelatihan baca tulis (buta huruf) di sana. 

Ditambahkan oleh Kushartono, sekitar tahun 1946 nenek moyangnya bernama, RM Soemodihardjo yang menjabat sebagai Kepala Rumah Tangga Istana mendampingi kunjungan Bung Karno.

"Namun, entah apa Bung Karno lupa apa atau memang sengaja diberikan, kok tidak diambil lagi, tambah Kushartono.

Baru tahun ini, pada akhirnya Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno memamerkan pusaka koleksi di situs tersebut. Hal itu karena, selama bertahun-tahun Jamasan Pusaka di Ndalem Pojok dilakukan dengan ritual tertutup.

Pembukaan secara umum ini, lanjut dia, dilakukan pihak panitia demi mengenalkan budaya luhur bangsa Indonesia yang berupa pusaka kepada generasi muda. 

Pada acara Jamasan Pusaka ini, Ki Andri Setiawan, Pakar Keris asal Blitar, menyatakan, dalam agenda jamasan ini pihak panitia tampak mengundang anak-anak sekolah. Kemudian, dipamerkan sejumlah pusaka Bung Karno.

"Di sini, kami berikan edukasi soal pusaka serta kita beri edukasi soal cara mencuci pusaka," katanya.

Bagi generasi muda, imbau dia, semoga mereka tidak melupakan sejarah begitu saja. Apalagi, pusaka adalah bagian dari sejarah luhur bangsa Indonesia.

Sementara, pemilihan tanggal 10  bulan Asy Syuro memang sengaja dipilih pada saat yang dianggap istimewa. Hal ini karena Suro berasal dari kata Asy Syaro yang berarti sepuluh.(ac)