info-publik

Berkat Jokowi, Derita Warga Perbatasan Merauke-PNG Perlahan Mulai Sirna  

Oleh: Editor: Nugroho 10 May 2020 - 11:45 kbrn-pusat
KBRN, Merauke : Dalam peta wilayah Indonesia, Dusun Yakyu merupakan salah satu dusun terpencil di wilayah perbatasan dan seharusnya mendapatkan perhatian dari Pemerintah karena berbatasan langsung dengan Negara tetangga Papua New Guinea.

Dusun Yakyu terletak di Kampung Rawa biru Distrik Sota Kabupaten Merauke, sebagian besar merupakan warga repatrian dari Papua New Guinea yang lebih memilih menjadi warga negara Indonesia, namun kondisi 107 jiwa masyarakat Dusun Yakyu sangat jauh dari kata layak.

Dusun Yakyu memiliki kisah yang sangat memilukan, dari kisah raga ku Papua New Guinea, jiwaku indonesia, kemanakah harus mencari pendidikan dan kesehatan, bagaikan merah putih yang nyaris terlupakan dan kami akan membawa anda bertualang ke ujung timur Indonesia di Dusun Yakyu Kampung Rawa biru Kabupaten Merauke.

Siang itu, Kamis (11/07/2019) tepat pukul 11.00 wit, kami mulai melakukan perjalanan menuju Dusun Yakyu, untuk dapat mencapai Dusun di wilayah perbatasan RI-Papua New Guinea itu,  terlebih dahulu kami harus melintasi Kampung Rawa biru,  dan kemudian menggunakan perahu ketinting berukuran panjang delapan meter dan lebar satu meter dengan durasi perjalanan dari Kampung Rawa biru menuju Dusun Yakyu sekitar dua jam. 

Langit mendung dan mulai gerimis saat kami mulai menyebrang menuju Dusun Yakyu, setelah setengah jam perjalanan tiba tiba perahu ketinting yang kami tumpangi mengalami kerusakan mesin, namun itu tidak menyurutkan semangat kami untuk melanjutkan perjalanan dan setelah di lakukan perbaikan, perahu ketinting yang kami tumpangi mengantarkan kami ke Dusun milik warga eks Papua New Guinea dan kami melaporkan diri kepada Satgas Pamtas setempat.

Saat kami menengok ke dalam Dusun Yakyu, nampak puluhan bendera merah putih berkibar di depan rumah warga yang terbuat dari papan, jiwa nasionalisme begitu sangat kental ketika kami menginjakkan kaki di dusun ini, kobaran rasa yang sulit di ucapkan melihat kehidupan mereka yang sangat jauh dari kata layak.Tidak nampak sekolah maupun Puskesmas, tidak ada jalan beraspal, bahkan tidak ada pasokan listrik yang dapat menjamin kehidupan mereka, dan sampailah kami di rumah salah seorang warga di dusun Yakyu.

Di depan rumah milik bapak Bernard Garo Maiwa yang banyak mengetahui tentang kehidupan warganya menceritakan anak anak mereka tidak dapat bersekolah bertahun tahun karena tidak adanya sekolah di Dusun mereka.

”Kita tidak punya sekolah disini, anak anak kalau mau sekolah harus pindah ke kampung sebelah, bahkan proses belajar mengajar disini tidak berjalan bertahun tahun, guru juga tidak ada disini,” ungkap Bernard Garo Maiwa.

Bahkan menurut Bernard Garo Maiwa, warga yang sakit harus di rujuk ke kampung lain karena di dusun mereka tidak memiliki puskesmas layaknya kampung lain di Merauke.

”Kita mau juga puskesmas, supaya kalau ada yang sakit bisa langsung di obati, kalau sekarang ini tidak ada puskesmas jadi kalau ada yang sakit harus di rujuk ke Kampung lain,” ujarnya.

Kondisi masyarakat Dusun Yakyu mencerminkan belum adanya keadilan bagi warga perbatasan, kondisinya semakin di perburuk karena tidak adanya pasokan listrik 24 jam, bahkan untuk memperoleh air bersihpun masyarakat hanya mengandalkan air bersih dari rawa rawa di sekitar dusun mereka.

”Kita disini kalau malam itu gelap karena tidak ada listrik, kita mau solar sel boleh biar kampung tidak gelap, kalau air bersih kita juga hanya ambil dari rawa rawa yang ada di sekitar kita punya kampung,” ungkap Anton Raili salah satu pemuda yang kami temui di Dusun Yakyu.

Keinginan kuat menjadi warga negara Indonesia dan rasa Indonesia yang tidak perlu di ragukan seharusnya memperoleh keadilan layaknya masyarakat lainnya, sangat di impikan masyarakat dusun yakyu.

Bupati Merauke Frederikus Gebze saat kami konfirmasi terkait kondisi masyarakat dusun Yakyu memiliki jawaban sendiri, menurutnya Pemda Merauke akan terus berupaya untuk melakukan pembangunan di seluruh wilayah Kabupaten Merauke, termasuk di Dusun Yakyu Kabupaten Merauke.

”Pemda Merauke akan berupaya maksimal dengan ketersediaan anggaran yang ada untuk melakukan pembangunan termasuk di wilayah-wilayah terpencil,” ungkap Frederikus Gebze.

Menurut orang nomor satu di Kabupaten Merauke ini, pihaknya akan menganggarkan pembangunan 5 unit rumah di Dusun Yakyu dan setiap bulan akan di lakukan pemeriksaan kesehatan di Dusun Yakyu.

”Kita akan membangunan lima unit rumah di Dusun Yakyu dimana salah satu rumah akan di jadikan tempat pelayanan kesehatan,” tegasnya.

Dusun Yakyu yang terletak di wilayah perbatasan Indonesia dan Papua New Guinea, merupakan potret belum adanya pemerataan keadilan di ujung timur Indonesia.

Gencarnya program pembangunan di wilayah Papua yang di lakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo, dapat sedikit mengobati penderitaan masyarakat Dusun Yakyu, seperti penerapan BBM satu harga yang sangat membantu masyarakat di wilayah perbatasan.

"Untung ada BBM satu harga yang bapak Jokowi kasih, jadi kita agak terbantu sedikit," ungkap Bernard Garo Maiwa.

Selain itu, menurut Bernard Garo Maiwa, adanya program dana desa yang di canangkan Presiden Joko Widodo tentunya sangat membantu masyarakat Dusun Yakyu dalam melakukan pembangunan berkesejahteraan sosial di wilayah perbatasan.

"Dana Desa juga sangat membantu kita untuk bangun kita punya Dusun, terima kasih Pak Jokowi," ujarnya.

Rencana pembangunan Pos Lintas Batas Negara PLBN Sota di Distrik Sota Kabupaten Merauke tahun 2019 ini, juga sangat di apresiasi masyarakat Dusun Yakyu dan tentunya keberadaan PLBN Sota akan berdampak ekonomis terhadap masyarakat Dusun Yakyu.

"Kalau ada Pos Lintas Batas di Sota nanti kita bisa jualan disana, kita bisa dapat uang," tegasnya.

Perhatian maksimal yang di berikan Presiden Joko Widodo bagi wilayah perbatasan, patut di berikan apresiasi, bahkan  keberadaan monumen kapsul waktu yang menelan anggaran milyaran rupiah di Merauke membuktikan Presiden Joko Widodo sangat cinta terhadap Papua terutama bagi wilayah perbatasan negara.

"Pembangunan akan kami prioritaskan di wilayah timur, terutama di wilayah perbatasan, adanya kapsul waktu di Merauke menjadi salah satu simbol pembangunan di perbatasan," ungkap Presiden Joko Widodo ketika meresmikan monumen kapsul waktu di Merauke.

Presiden Joko Widodo tentunya sangat di cintai warga Papua, bukan hanya dari gencarnya pembangunan yang di lakukan oleh orang nomor satu di Indonesia ini, tetapi juga dari pernyataan Bernard Garo Maiwa dari ujung timur Indonesia ,”Kami Cinta Jokowi,” mengakhiri cerita kami dari ujung timur nusantara.