info-publik

Melongok Sejuknya Kehidupan Beragama di Gang Ruhana Kota Bandung

Oleh: Azis Zulkarnaen Editor: Heri Firmansyah 10 May 2020 - 11:45 kbrn-pusat

KBRN, Bandung : Siang itu, baru saja kami menjejakan kaki di gang Ruhana RW 02/ RT 02 Kelurahan Paledang, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung. Terik matahari diatas kepala, seolah tidak terasa ketika melangkahkan kaki di gang itu.

Mural yang terhampar di dinding gang, begitu sejuk sampai sengatan sinar matahari tidak terasa. Potret saling menghargai, menghormati sesama pemeluk agama yang berbeda tergambar jelas di dinding, sangat membuat sejuk hati.

Kumandang adzan pun terdengar dari masjid Al-Amanah yang berdiri bersebelahan dengan bangunan yang didominasi cat warna merah dan kuning serta ornamen khas Thionghoa dengan tulisan warna emas, Vihara Giri Metta  didepannya. Takjub saat itu, melihat dekatnya kehidupan keanekaragaman yang tentram dan damai.

“Masjid dan Vihara disini memang bersebelahan. Kemudian di depan gang juga ada gereja. Ini memang sudah lama, sejak dulu. Tidak pernah ada perselisihan diantara warga atau pemeluk agama disini. Makanya disini disebut dengan Kampung Toleransi,” ucap Ketua RW 02 Kelurahan Paledang Kecamatan Lengkong Kota Bandung Rini Ambar Wulan, Kamis (13/9/2019).

Wanita setengah baya berjilbab itu kemudian mengajak kami mengunjungi Vihara Giri Metta. Bau dupa pun tercium serta senyum ramah perempuan Thionghoa, menyambut kami di depan pintu Vihara.

Di dalam Vihara itu, tampak berbagai patung, berjejer rapi disetiap sudut dan meja utama. Kemudian di meja altar, pot bulat cukup besar yang ditengahnya tertancap dupa, serta persembahan lainnya.

“Selamat siang, silakan masuk,”ungkap perempuan itu yang kemudian kami tahu bernama Lim Kim Poy , yang merupakan generasi penerus pendiri Vihara Giri Metta.

“Vihara ini ada di sini sejak tahun 1945. Awalnya di wilayah Ujungberung, kemudian pindah ke sini. Saya penerus dari paman saya,”ucap Lim Kim Poy yang akrab disapa Ci Momoy ini.

Ci Momoy pun bercerita banyak mengenai Vihara Giri Metta. Meski sudah puluhan tahun hidup di gang Ruhana,Ia tidak pernah melihat satu kalipun terjadi gesekan dengan warga atau penganut agama lainnya. Ia dan jemaah Vihara Giri Metta sangat senang tinggal di Gang Ruhaya.

“Senang sekali tinggal di sini. Dari kecil saya tinggal, semuanya mendukung dan saling menghormati. Bahkan kalau kita merayakan hari besar agama, warga disini saling bantu. Pokoknya senang,” ucapnya dengan berbinar.

Usai berbincang dan bercerita dengan Ci Momoy, kami pun mengunjungi Gereja yang berada disamping mulut gang Ruhana. Lagi-lagi sambutan hangatpun kami rasakan.

Tanpa sungkan dan ragu Ketua RW berjilbab yang akrab disaba bu Tince ini pun menyalami dan memeluk Peggy Angela Mandias pendeta Gereja Pantekosta di Indonsia Lengkong Bandung.

“Selamat siang, gimana bu air masih ada? Kalau butuh air bersih ke sini aja ya,”ucap pendeta Peggy. Memang saat itu, sebagian warga di gang Ruhana mengalami kekurangan air karena musim kemarau.

“Masih ada bu pendeta, terima kasih. Warga juga terima kasih. Nanti kalau kurang kami kesini lagi,”ujar Tince.

Obrolan pun mengalir tanpa sekat. Keakraban dan kehangatan di antara mereka yang berbeda keyakinan tersebut tampak menyejukan hati. Pendeta Peggy bercerita kehidupan kerukunan beragama di gang Ruhana.

“D isini kami tidak melihat keyakinan si A atau B, atau orang mana, keturunan mana, suku apa, kami tidak melihat itu. Semua boleh masuk kesini (gereja), semuanya sama Indonesia,”ujar Pendeta Peggy. Ia pun bercerita, bahu membahu, saling menghormati, menghargai sesama umat manusia dan toleransi beragama, sangat dirasakan dalam kehidupan di Gang Ruhana.

Pendeta Peggy pun berharap, potret kecil saling menghargai dan toleransi dalam beragama di gang Ruhana, dapat menular ke seluruh penjuru Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia ingin pandangan buruk intoleransi yang saat ini menggangu kehidupan berbangsa, tidak terjadi di gang Ruhana.

“Ini pesan kecil dari kehidupan beragama di gang Ruhana. Semoga apa yang dirasakan di gang Ruhana Kota Bandung ini dapat menulur ke seluruh Nusantara,” pungkasnya.