wisata

Cerita Dibalik Anis Baswedan Kenakan Selendang ‘Doyo’ Khas Kutai Barat

Oleh: Andreas Trisno Editor: 10 May 2020 - 11:44 kbrn-pusat

KBRN, Sendawar : Gelaran “Etno Musik Festival 2019” yang  digagas Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta rupanya masih menyimpan kisah menarik dan membanggakan. Yaitu cerita dibalik Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Anis Baswedan mengenakan selendang Doyo, kain tenun khas Kabupaten Kutai Barat (Kubar) Provinsi Kalimanatn Timur.

“Kita memang diundang ikut festival musik tradisi dari tanggal 8-12 september di Jakarta. Diikuti 21 komunitas dari beberapa provinsi di Indonesia bahkan dari luar negeri. Nah sebelum mulai ada konferensi pers dan kita lihat Pak Anis disitu. Kami kebetulan bawa selendang doyo kemudian kami tawarkan kepada beliau. Ternyata beliau senang sekali dan langsung pakai sampai selesai konferensi pers. Jadi salah satu kebanggaan kita,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Barat, Herman Alung di Sendawar, Senin (16/9/2019).

Selendang doyo berwarna merah–coklat dengan motif khas suku dayak Benuaq itu nampak begitu padu dengan baju putih yang dikenakan gubenur Anis. Tidak hanya orang nomor satu di DKI saja. Bersama Anis, ternyata ada Anto Hoed musisi ternama tanah air juga dikalungi selendang yang terbuat dari urat daun doyo tersebut. Suami Melly Goeslaw itu nampak tak kalah elegan saat mengenakan selendang maha karya suku dayak di Kubar itu.

“Jadi ini kebanggaan luar biasa karena tokoh publik mau mengenakan kain dari daerah kita padahal ada banyak juga dari daerah lain. Dengan memakai tenun doyo ini otomatis akan memperkenalkan kepada masyarakat banyak dan secara tidak langsung mempromosikan produk lokal kita”, katanya.

Strategi sederhana ala dinas pariwisata Kubar ini ternyata cukup efektif. Pasalnya usai dipakai Anto Hud dan Anis Baswedan di pembukaan Etno Musik Festival 2019, rombongan Dinas Pariwisata Kubar langsung diundang salah satu stasiun televsi swasta nasionla untuk menjajak kerja sama.

“Jadi pada iven itu kita langsung diundang Metro TV dan mereka sangat antusias bahkan mengajak kerja sama. Banyak produk yang bisa kita kerja sama seperti paket wisata, produk lokal termasuk kuliner di daerah kita. Apalagi ini menyongsong perpindahan ibu kota jadi kita tidak tinggal diam dan harus lakukan sesuatu yang tentunya akan membawa dampak positif bagi masyarakat,” pungkas Herman Alung.

Wacana kerja sama itu kata Herman akan jadi pintu masuk memperkenalkan produk-produk lainnya. Karena banyak kerajinan khas Kubar yang belum dikenal masyarakat luas.

“Jadi selain memperkenalkan seni dan budaya, kita juga perkenalkan produk lokal. Seperti sulam tumpar, ulap doyo, kriong dan tentunya kerajinan rotan khas masyarakat dayak. Untuk promosi selain media televisi kita memang menggunakan platfom media sosial yang pangsa pasarnya lebih luas dan segmentasinya ke generasi milenial”,  lanjut Alung.

“Jadi tugas pariwisata itu mempromosikan, tapi tidak kalah penting adalah bagaimana kerja sama lintas sektor dengan intansi lain di bagian pembinaan dan produksi. Misalnya pelaku Industri kecli menengah (IKM) Dekranasda, Disperindakop itu harus bergandengan tangan,” tambah Seki, kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata.

Kabupaten Kutai Barat dalam gelaran Etno Musik Festival 2019 di Jakarta juga menampilkan Ritual Belian Bawo oleh Sanggar Seni Swalas Guna.

Gencarnya promosi yang dilakukan dinas pariwisata ini diharapkan memberi nilai positif bagi masyarakat di wilayah Kutai Barat khususnya dan Kalimantan Timur pada umumnya.

Diketahui dalam Etno Musik Festival 2019 di Jakarta pekan lalu, juga diisi dengan pameran alat-alat musik tradisi dari koleksi Anusirwan dan Endo Suanda serta diskusi seputar musik tradisi dengan menghadirkan para pakar sebagai pemateri dalam diskusi.

Kegiatan yang bari digelar untuk pertama kali itu merupakan sikap apresiatif terhadap nilai budaya terdahulu sebagai bahan kontemplasi perkémbangan peradaban bangsa yang telah terbangun sejak dulu dan tumbuh kembang sampai sekarang.

Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendukung pergelaran festival musik tradisional Etno Musik Festival 2019 yang diselenggarakan Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).

"Kita mendukung. Kita ingin agar musik-musik nusantara bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan tamu mempesona di negeri orang," katanya setelah Press Gathering Etno Musik Festival 2019 di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Jakarta, seperti dilansir kantor berita Antara.