info-publik

Ketika TNI Sukses Meredam Rasis di Ujung Timur Indonesia

Oleh: Editor: Heri Firmansyah 10 May 2020 - 11:44 kbrn-pusat
KBRN, Merauke : Adanya tindakan rasis yang terjadi di asrama pelajar Papua di Surabaya berbuntut panjang dengan terjadinya rangkaian aksi demo berujung anarkis di sejumlah wilayah di tanah Papua.

Aksi demo berujung anarkis mengakibatkan sejumlah fasilitas umum terbakar dan mengalami kerusakan bahkan terdapat korban jiwa.

Pemicu utama terjadinya gejolak di bumi cenderawasih akibat adanya tindakan rasis yang di tujukan terhadap pelajar Papua di Surabaya. Sakit hati dan emosional menyulut amarah seluruh warga Papua hingga gejolak tanpa akhir terjadi di beberapa wilayah di tanah Papua.

Dari kisah amarah akibat tindakan rasis hingga sampai pada kisah suksesnya aparat TNI meredam isu rasis di Merauke dan kami akan membawa anda menyelami respon aparat TNI dalam mencegah terjadinya demo anarkis di Merauke.

Siang itu, Selasa (20/08/2019) terik matahari terasa menyengat ketika kami tiba di perempatan lingkaran Brawijaya Merauke, nampak aparat TNI berjaga di wilayah tersebut,  kios maupun pertokoan terlihat tutup lebih awal dari hari biasanya, setelah kami memantau sekitar 50 menit para aksi demo tiba di lingkaran Brawijaya Merauke dan kami pun semakin penasaran dan makin mendekat.

Ketika kami meninjau di sekitar lokasi, nampak ratusan masyarakat Papua bernyanyi dan berteriak untuk menyampaikan aspirasi, ada yang berdiri sambil memegang spanduk ada pula yang duduk sambil mendengarkan orasi.

,"Hidup demokrasi, hidup Papua, hidup orang Papua," itu lah yang terdengar dari teriakan para pendemo.

Sekitar 50 meter dari titik kumpul aksi demo, kami bertemu Lasarus, yang merupakan putra asli Papua menjelaskan pihaknya melakukan aksi demo sebagai bentuk solidaritas terhadap para pelajar Papua yang mendapatkan tindakan rasis di Surabaya, namun pihaknya yakin aksi demo yang di lakukan berlangsung aman dan tertib tanpa adanya aksi kekerasan dan gesekan antara aparat TNI dan masyarakat.

,"Kita demo ini karena kita punya saudara di Surabaya dapat tindakan rasis, kita tidak terima seperti begitu, makanya kita turun ke jalan, tapi kita demo baik baik saja," Ungkap Lasarus.

Bahkan pihaknya menjamin tidak akan melakukan tindakan anarkis kepada aparat TNI yang bertugas mengamankan aksi demo, mengingat warga Merauke cinta damai dan selama ini telah hidup rukun dengan aparat TNI yang bertugas di Merauke.

,"Kita tidak akan bikin ribut, kita demo baik baik saja karena TNI itu kita punya saudara juga," Ujarnya.

Pria tampan dengan pesona hidung mancung ini  mengungkapkan sejak dahulu warga Papua di Merauke hidup rukun dan berbaur dengan masyarakat lain, bahkan hubungan masyarakat dengan aparat TNI berjalan dengan baik.

,"Kita selama ini hidup rukun dengan warga pendatang, kita juga hidup damai dengan aparat TNI," tegasnya.

Menurut mahasiswa dari Kabupaten Asmat ini, hubungan antara warga Papua dan aparat TNI di Merauke selama ini rukun dan damai, bahkan keberadaan aparat TNI sangat penting dalam mendukung kemajuan masyarakat asli Papua, sehingga aksi anarkis terhadap aparat TNI dipastikan tidak akan terjadi di Merauke.

,"Kita tidak akan rusuh dengan aparat TNI, kita ini cinta damai, TNI juga selama ini sudah banyak bantu orang Papua," Ungkap Lasarus.

Jam menunjukkan pukul 15.00 WIT, suara adzan ashar berkumandang dari mesjid raya Al-Agsha Merauke yang terletak di sekitar lokasi demonstrasi, ratusan peserta aksi demopun bergerak menuju Kantor Bupati Merauke untuk menyampaikan aspirasi dan setelah itu membubarkan diri dengan tertib, aman dan kondusif.

Seusai aksi demo, kami mencoba menemui salah seorang sesepuh masyarakat Adat Malind Merauke Kasimirus Gebze, yang banyak mengetahui hubungan masyarakat dengan aparat TNI yang ada di Merauke mengungkapkan hubungan emosional antara warga Papua dan aparat TNI di Merauke ibarat saudara kandung, dimana aparat TNI sangat memahami dan mengikuti keinginan warga Papua sehingga terjadi keakraban yang luar biasa sehingga permintaan aparat TNI agar tidak terhasut isu rasis dan tidak melakukan demo anarkis benar benar di dengar warga Papua di Merauke.

,"Aparat TNI di Merauke itu sudah paham keinginan orang Papua, jadi mereka selalu hidup berdampingan, jadi warga Merauke tidak mungkin mau buat keributan," Ungkap Kasimirus

Bahkan sebagai bentuk perhatian, Satuan TNI lebih memprioritaskan putra asli Papua dalam penerimaan prajurit TNI, selain itu putra asli Papua juga di orbitkan menduduki jabatan strategis di satuan TNI yang ada di Merauke.

,"TNI itu sangat menghargai orang Papua di Merauke, kalau setiap penerimaan anggota TNI itu pasti putra asli Papua yang jadi Prioritas," Ujarnya.

Masyarakat Merauke mencerminkan hubungan keakraban yang sangat kental antara satuan TNI dan masyarakat, oleh karena itu permintaan aparat TNI untuk menjaga kondisi keamanan di Merauke selama aksi demo terkait isu rasis dapat di pahami dengan baik oleh warga Merauke.

Salah satu contoh bentuk perhatian TNI kepada warga Papua di Merauke, yakni dengan menyediakan transportasi pesawat udara bagi para pelajar Papua yang hendak melanjutkan studi di luar Merauke pasca insiden yang terjadi di asrama pelajar Papua di Surabaya, seperti pernyataan Dandim 1707 Merauke Letkol Infanteri Eka Ganta Candra.

,"Kami menyiapkan pesawat bagi saudara saudara kita, para mahasiswa yang mau kembali ke tempat studi di Jawa maupun pulau lainnya di luar Merauke," Ungkap Letkol Infanteri Eka Ganta Candra.

Sementara itu, Komandan Korem 174 Animti Waninggap Brigjen TNI Agus Abdurauf dalam pernyataannya, memberikan apresiasi kepada warga Merauke yang selalu menjaga kedamaian di wilayah selatan Papua.

,"Apresiasi patut di berikan kepada seluruh warga Merauke yang selama ini cinta damai," Ungkap Brigjen TNI Agus Abdurauf.

Menurut orang nomor satu di satuan TNI AD di wilayah selatan Papua ini warga Merauke harus terus menjaga kerukunan dan tidak mudah terprovokasi adanya isu yang dapat memecah belah bangsa, terutama isu hoax yang sangat rawan menimbulkan perpecahan.

,"Warga Merauke jangan mudah terprovokasi isu isu yang dapat mengancam keamanan negara," Tegasnya.

Aparat TNI yang bertugas mengamankan gejolak di tanah Papua, patut diacungi jempol, bahkan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahyanto rela berkantor di Papua untuk memberikan jaminan keamanan bagi warga Papua, selain itu panglima TNI menjamin oknum aparat TNI yang di duga melakukan tindakan rasis di Surabaya akan di proses sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

,"Kami tidak akan memberikan toleransi terhadap pelaku rasis, siapa pun itu akan di tindak tegas sesuai hukum yang berlaku di sini," Ungkap Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahyanto.

Apresiasi patut di berikan kepada aparat TNI yang bertugas mengamankan gejolak di tanah Papua, meski harus berkorban jiwa dan raga, namun tugas dan tanggung jawab tetap dilaksanakan dengan tulus dan iklas, selain itu apresiasi juga patut di berikan kepada warga Papua di Merauke yang selama ini telah menjalin kekerabatan dengan baik dengan aparat TNI, bukan hanya dari kondisi keamanan yang selalu kondusif, tetapi juga dari pernyataan Lasarus dari ujung timur nusantara," Kami Cinta TNI," mengakhiri cerita kami dari ujung timur Indonesia.