info-publik

Tokoh Pembaruan Haedar Nashir, Kandidat Mendikbud Berikutnya

Oleh: Editor: 10 May 2020 - 11:44 kbrn-pusat
KBRN, Jakarta : Presiden terpilih periode 2019-2024, Joko Widodo (Jokowi) perlu dibantu sosok menteri berpengalaman, khususnya untuk jabatan krusial seperti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Dari ratusan nama, muncul enam kandidat kuat Mendikbud lewat survei 'Bantu Jokowi Cari Menteri', yang ditangani secara profesional oleh tim pakar dalam focus group discussion (FGD) dan redaksi media nasional detikcom.

Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sudah masuk sebagai tokoh muda revolusioner yang dinilai cocok menduduki posisi Menteri Pendidikan berikutnya untuk Kabinet Indonesia Kerja periode 2019-2024. 

Kandidat berikutnya yang dinilai mumpuni mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memajukan dunia pendidikan Indonesia adalah sosok Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2015-2020, Haedar Nashir. 

Di internal Muhammadiyah, Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini pernah menduduki berbagai posisi. Haedar juga dikenal sebagai sosok pembaruan melalui berbagai buku yang ditulisnya. Salah satu yang sangat dikenal luas adalah 'Muhammadiyah Gerakan Pembaruan'.

Haedar Nashir Tokoh Pembaruan dari Muhammadiyah

Pria kelahiran Bandung, 28 Februari 1958 ini mengisi kesehariannya dengan bekerja sebagai Dosen di Fisipol UMY. Mantan Sekretaris PP Muhammadiyah periode kepemimpinan Ahmad Syafii Maarif ini menamatkan pendidikan dasar di Bandung, kemudian hijrah ke Yogyakarta untuk memperoleh gelar S1 di STPMD / APMD Yogyakarta. 

Gelar S2 dan S3 diperoleh di Fisipol UGM pada bidang Sosiologi. Haedar Nashir menjadi anggota Muhammadiyah sejak 1983 dengan nomor anggota 545549. Penulis buku "Muhammadiyah Gerakan Pembaruan" (2010) ini pernah menjadi Ketua PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah periode 1983-1986 dan Ketua Dep. Kader PP Pemuda Muhammadiyah periode 1985-1990.

Bersama Istrinya, Siti Noordjanah Djohantini, yang juga Ketua Umum PP 'Aisyiyah 2015-2020, menjalankan amanah Muktamar Muhammadiyah ke 47 di Makassar. Di sela kesibukannya sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar juga masih menyempatkan diri aktif di dunia jurnalistik sebagai  Pemimpin Redaksi Majalah Tertua di Indonesia, Suara Muhammadiyah.