kuliner-nusantara

Ganti Nama Warung Jadi KPK, Ibu Ini Ketiban Untung

Oleh: Andreas Trisno Editor: Nugroho 10 May 2020 - 11:44 kbrn-pusat

KBRN, Sendawar : Polemik soal revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tak membuat masyarakat larut dalam perdebatan. Apalagi ikut-ikutan demonstrasi. Mereka justru memanfaatkan momentum ini untuk mempromosikan usahanya. Bahkan ada warga yang punya cara unik memanfaatkan kesempatan dengan mengganti nama tempat usaha jadi KPK.

Warung KPK Melak salah satunya. Rumah makan di jalan Gunung Aji Nomor 07, kelurahan Melak Ulu kecamatan Melak Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur ini belakangan ramai dikunjungi warga.  Tapi mereka datang bukan terkena Operasi Tangkap Tangan alias OTT yang kerap dilakukan KPK RI.

Bukan juga koruptor yang kerap berurusan dengan lembaga anti rasuah itu. Mereka datang justru ingin menikmati ragam kuliner yang dihidang KPK Melak. Wuiiih enak ya...

Usut punya usut ternyata rumah makan KPK Melak itu artinya ‘Kamu Pasti Kembali’ ke Melak. Bukan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia atau KPK RI. Jadi wajar saja kalau KPK Melak jadi tempat favorit warga Kubar.

“Ini warungnya pegawai KPK kali ya? Jangan-jangan udah buka cabang gara-gara ibu kota pindah ke Kaltim ini”, celetuk salah satu pengunjung saat makan siang di warung yang terletak di depan Masjid Pancasila Melak, Kubar itu, Senin (23/9/2019).

Ina, pemilik warung KPK melak mengaku sejak awal berdiri tahun 2007 silam, namanya bukan KPK melainkan kedai suka-suka. Kemudian berganti nama jadi KPK menyusul ramainya perbincangan masyarakat terhadap Revisi UU KPK RI yang dinilai syarat dengan kepentingan. Ia pun terinspirasi mencari nama yang identik dengan KPK, hingga menemukan nama Kamu Pasti Kembali ke Melak.

“Dulu cuma simbol aja kalau kamu pasti kembali. Namanya Kedai Suka-suka. Tapi orang kenal KPK. Ukurannya nda segede ini, sekarang kami renovasi jadi lebih luas sekitar 10x15 meter. Namanya ini juga terinspirasi dari KPK yang nangkap-nangkap orang korupsi itu, tapi disini malah orang banyak datang,” ujar Ina.

Rupanya naman KPK justru jadi berkah tersendiri bagi Ina. Pasalnya kunjungan meningkat hingga 100 orang per hari. Tempatnya juga relatif luas. Bagi yang suka melantai sudah disiapkan deretan meja lesehan. Namun juga dilengkapi kursi meja untuk yang tidak suka  lesehan.

“Ya lumayan lah lebih seratus per hari kayanya. Saya sama suami memang renovasi supaya biar enak kalau masuk tidak kepanasan,” katanya.

Menu makan dan minuman juga cukup lengkap. Untuk menyiapkan penyajian dan koki dapur ia dibantu 9 orang karyawan.

 “Kalau menu banyak ada ayam, ikan daging semuanya ada hampir 20 jenis. Kalau makanan favorit warga sini itu Ayam Gepuk, ayam penyet. Minuman favoritnya itu ice cream, es buah. Jenis minuman juga hampir 20,” jelas Ina.

Sementara soal pendapatan Ina mengaku tak menetap namun rata-rata omsetnya diatas Rp.20 juta rupiah per bulan.

“Ya rahasia perusahaan lah. Tapi 20-30 juta dapat aja sebulan,” bebernya.

Setali tiga uang dengan KPK RI. Dimana pihak yang pro dan kontra soal revisi UU KPK tak mau saling mengalah,  dengan argumenya masing-masing. Hanya dalam dunia bisnis menurut dia jauh berbeda.

“Bedanya kalau kita pengusaha itu tantangan di diri kita sendiri kalau mau banyak pelanggan pelayanan harus baik, kualitas barang atau menu harus sesuai selera konsumen. Justru kita ini yang harus diperkuat jangan dilemahkan. Makanya saya mau tingkatkan lagi usahnya melalui media online. Rencananya mau buka cabang lagi. Kalau yang disana (KPK RI) itu urusannya politik-politik tak taulah,” ujarnya sambil terpingkal.

Joni salah satu pengunjung mengaku baru pertama kali berkunjung di warung KPK Melak. Namun ia langsung jatuh cinta dengan cita rasa yang dan pelayanan yang diberikan.

“Luar biasa enak. Makanya saya foto menunya biar saya kasi lihat ke istri anak saya siapa tau mereka tertarik datang ke sini,” kata Joni.

Tak hanya orang dewasa. Fadil salah satu pelajar SDN 1 Melak mengaku kerap makan di KPK baik sarapan maupun makan siang sepulang sekolah.

“Ini makan keripik sama teman-teman”, ujarnya.

Seki, pengunjung lainnya menyebut KPK Melak sudah jadi langganan favoritnya. Pegawai dinas pariwisata Kubar itu menilai dari segi ketersediaan menu dan pelayanan cukup memuaskan.

“Saya sering bawa keluarga, kadang sama teman kantor. Menu favorit saya bebek, sambal hijau sama bubur kacang merah. Jadi kalau lagi makan disini tidak pernah ketinggalan karena bubur kacang dan sambal hijau disini itu teksturnya lembut. Kita juga puas dengan pelayanan, rasa dan tempat yang nyaman. Kebetulan di dinas pariwisata kita sering antar jemput tamu dan mereka rata-rata puas.

“Saya berani kasi skor 9. Di KPK ini tempat makan yang bisa direkomendasikan dan pastinya halal. Harga juga terjangkau dan pasti nyaman,” pungkas Seki.

Selain menyediakan makanan siap saji, rumah makan ini ternyata sediakan cemilan khas Kubar. Misalnya snack meraza rasa pizza asal kecamatan Melak dengan farian rasa jagung, pizza hingga rasa sapi dan ayam bakar. Kemudian ada amplang oleh-oleh khas Kubar serta stik Bawang Fa’Iza produksi kecamatan Muara Lawa. Kalau selera boleh beda tapi rasa tak pernah bohong.