KBRN, Palembang : Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (SAPUHI) mengadakan Musyawarah Kerja I, di Palembang, 24-26 September 2019.
Menurut Dirjen PHU Penyelenggara Haji Umroh Kementrian Agama Republik Indonesia, Nizar Ali Keinginan Kominfo menggandeng Traveloka dan Tokopedia untuk terlibat dalam bisnis Umrah menyalahi UU nomor 8 tahun 2019.
"Penunjukan Traveloka dan Tokopedia itu bukan dari keputusan yang harus bisa kerjasama karena salah satu syarat biro perjalanan umroh itu harus memiliki izin termasuk market Place itu harus ada izin kementrian agama la kalau itu dihiraukan berarti dia melanggar undang undang," ungkap Nizar Ali kepada wartawan usai membuka Musyawarah Kerja I SAPUHI di Palembang Sumatera Selatan, Selasa (24/9/2019).
Nizar Ali juga minta PPIU dan SAPUHI harus merespon kemajuan teknologi digital dengan membuat aplikasi start up sehingga mempermudah calon jamaah yang ingin mendaftar ibadah haji maupun umrah.
"Perkembangan teknologi yang cepat revolusi Industri 4.0 (four points Zero) tidak direspon dengan cepat oleh penyedia penyelenggara saya rasa ini akan ketinggalan jauh maka kami menghimbau kepada PPIU kalau bisa bikin market Place atau start up," jelasnya.
Sementara itu Ketua Umum Sapuhi, Syam Respiadi mengatakan Musyawarah Kerja pertama Sapuhi mengambil tema "HIJRAH II" Digitalisasi Haji dan Umrah.
"Saat ini dengan begitu pesatnya perkembangan teknologi Digital Informasi mau tidak mau setiap penyelenggara ibadah Umrah dan Haji harus dapat menyesuaikan dengan Kemajuan Teknologi oleh karenanya pada Musyawarah pertama SAPUHI ini kita akan mencoba melakukan digitalisasi Haji dan Umrah pada setiap penyelenggara Ibadah Umrah dan Haji PPIU dan PIHK agar semakin memudahkan bagi calon Jamaah untuk mendapat pelayanan terbaik dalam upaya mereka menuju Rumah Allah baik pada saat melaksanakan Ibadah Umrah ataupun Haji," ungkapnya.
Syam Respiadi menegaskan anggota dari SAPUHI yang terdiri dari 205 PPIU dan PIHK. Siap untuk membuat market Place dan Start up sehingga mempermudah calon Jamaah umrah maupun haji.
"Alhamdulillah mayoritas anggota kami sudah menggunakan siskopatuh dan kami juga sudah mengadakan training training sudah 3 kali 4 kali sebelum haji kemaren dimana siskopatuh masih generasi pertama kita sudah lakukan insya Allah generasi kedua ini kami masih menunggu seperti apa aplikasinya tapi yang jelas menurut ahli IT kita sudah punya aplikasi yang tidak dapat di retas sehingga aplikasi ini sangat memperhatikan calon Jamaah," pungkasnya.(Rel)
Menurut Dirjen PHU Penyelenggara Haji Umroh Kementrian Agama Republik Indonesia, Nizar Ali Keinginan Kominfo menggandeng Traveloka dan Tokopedia untuk terlibat dalam bisnis Umrah menyalahi UU nomor 8 tahun 2019.
"Penunjukan Traveloka dan Tokopedia itu bukan dari keputusan yang harus bisa kerjasama karena salah satu syarat biro perjalanan umroh itu harus memiliki izin termasuk market Place itu harus ada izin kementrian agama la kalau itu dihiraukan berarti dia melanggar undang undang," ungkap Nizar Ali kepada wartawan usai membuka Musyawarah Kerja I SAPUHI di Palembang Sumatera Selatan, Selasa (24/9/2019).
Nizar Ali juga minta PPIU dan SAPUHI harus merespon kemajuan teknologi digital dengan membuat aplikasi start up sehingga mempermudah calon jamaah yang ingin mendaftar ibadah haji maupun umrah.
"Perkembangan teknologi yang cepat revolusi Industri 4.0 (four points Zero) tidak direspon dengan cepat oleh penyedia penyelenggara saya rasa ini akan ketinggalan jauh maka kami menghimbau kepada PPIU kalau bisa bikin market Place atau start up," jelasnya.
Sementara itu Ketua Umum Sapuhi, Syam Respiadi mengatakan Musyawarah Kerja pertama Sapuhi mengambil tema "HIJRAH II" Digitalisasi Haji dan Umrah.
"Saat ini dengan begitu pesatnya perkembangan teknologi Digital Informasi mau tidak mau setiap penyelenggara ibadah Umrah dan Haji harus dapat menyesuaikan dengan Kemajuan Teknologi oleh karenanya pada Musyawarah pertama SAPUHI ini kita akan mencoba melakukan digitalisasi Haji dan Umrah pada setiap penyelenggara Ibadah Umrah dan Haji PPIU dan PIHK agar semakin memudahkan bagi calon Jamaah untuk mendapat pelayanan terbaik dalam upaya mereka menuju Rumah Allah baik pada saat melaksanakan Ibadah Umrah ataupun Haji," ungkapnya.
Syam Respiadi menegaskan anggota dari SAPUHI yang terdiri dari 205 PPIU dan PIHK. Siap untuk membuat market Place dan Start up sehingga mempermudah calon Jamaah umrah maupun haji.
"Alhamdulillah mayoritas anggota kami sudah menggunakan siskopatuh dan kami juga sudah mengadakan training training sudah 3 kali 4 kali sebelum haji kemaren dimana siskopatuh masih generasi pertama kita sudah lakukan insya Allah generasi kedua ini kami masih menunggu seperti apa aplikasinya tapi yang jelas menurut ahli IT kita sudah punya aplikasi yang tidak dapat di retas sehingga aplikasi ini sangat memperhatikan calon Jamaah," pungkasnya.(Rel)