info-publik

Lestari Moerdijat : Survivor Kanker Payudara, Sekarang Pimpinan MPR

Oleh: Editor: Super Admin Portal RRI.co.id 10 May 2020 - 11:43 kbrn-pusat
KBRN, Jakarta : Pada 26 Juli 2011, Partai Nasional Demokrat (NasDem) resmi berdiri di Indonesia. Lestari Moerdijat atau karib disapa Mbak Rerie, duduk sebagai anggota Majelis Tinggi Partai NasDem, bersama Mutia, Djafar Assegaf, Teuku Bahri Anwar, Karli Boenjamin dengan ketua Jan Damardi. Selain itu, Rerie juga didaulat sebagai Korwil Partai NasDem Jateng-DIY. Itulah awal karir politik Lestari Moerdijat, Wakil Ketua MPR RI periode 2019-2024.

Lestari Moerdijat lahir di Surabaya, 30 November 1967, anak pertama dari empat bersaudara. Rerie menghabiskan masa kecil hingga bangku SMA di sebuah kota nan tenang, Purwokerto. Rerie lulus SMAN 1 Purwokerto pada 1988, kemudian melanjutkan kuliah di Jurusan Arkeologi Universitas Indonesia dan lulus pada 1992. Dari pernikahannya dengan seorang pengusaha Wawan Iriawan, Rerie dikaruniai 4 (empat) orang anak.

Awal karir Rerie adalah bekerja di Royalindo Expoduta sebagai Executive Production Assistant. Dalam perjalanannya, ia mengambil pendidikan Public Relations di London School pada 1993. Dan di tempat itulah ia berkenalan dengan rekan-rekan yang bekerja di Media Indonesia Group, termasuk seorang sekretaris pribadi Surya Paloh.  pendidikan yang dia tempuh sebelumnya, Rerie memutuskan untuk mengambil pendidikan Public Relation di London School. Akhirnya, Rerie ditawari bergabung ke Media Indonesia.

Pada 1993, Rerie bergabung ke Media Indonesia dan mendapat tanggung jawab di bagian departemen periklanan. Hal yang mendasari Rerie bergabung di Media Indonesia adalah karena ketertarikannya akan menulis sejak di bangku kuliah. Sebelumnya, dia bekerja paruh waktu sebagai Editor di Weekly News Magazine, yang merupakan majalah mingguan Tempo dan sebagai copywriter di Wahyu Promospirit.

Hanya butuh setahun sejak pertama bergabung pada 1993, Rerie dinilai Surya Paloh memiliki bakat dan insting bagus mengenai bisnis. Ia pun diberi kepercayaan mengelola Indocater, perusahaan katering milik Surya Paloh yang sudah ada sejak 1978, yang juga merupakan bagian dari Media Indonesia Group.

Merangkak dari Business Development Manager di Indocater, terus naik hingga President Commissioner pada 2010. Dan pada era kepemimpinannya itulah Indocater mendapatkan sertifikasi ISO 0991 2000. Saat ini, Indocater menjadi salah satu perusahaan katering yang memiliki klien perusahaan minyak, gas, dan tambang di Indonesia.

Berjuang Untuk Diri dan Orang Lain

Saat menginjak usia 49 tahun, cobaan berat menerpa kehidupan Rerie. Pada 7 November 2016, ia divonis mengidap kanker payudara HER2-Positive. Namun berbekal ketegaran, kekuatan, serta dukungan keluarga, teman, dan rekan-rekannya, Rerie tidak lantas terpuruk, akan tetapi langsung mempersiapkan jadwal operasi pengangkatan kanker payudara hingga kemoterapi di Singapura.  

Setelah pengalamannya itu, di berbagai kesempatan Rerie selalu menyempatkan diri untuk berbagi pengalaman bagaimana perjuangannya melawan kanker payudara dengan para pengidap kanker untuk memberi semangat. Rerire berpendapat, kanker payudara merupakan salah satu kanker yang dapat diatasi. Dengan demikian, siapapun perempuan Indonesia jangan pernah takut untuk melakukan deteksi dini dan juga melakukan pemeriksaan diri ke dokter.

Untuk kegiatan sosial, Lestari Moerdijat adalah salah satu Founder Perhimpunan Philanthropy Indonesia (Indonesia Philanthropy Association) 2007-2011. Kini dia juga menjabat sebagai Dewan Pembina Sahabat Lestari, bagian dari Yayasan Darma Bakti Lestari. Di bidang pendidikan, Rerie ikut berperan aktif membantu pendidikan anak negeri melalui Yayasan Sukma sejak 2007 hingga sekarang.

Tragedi tsunami Aceh 2004, Metro TV membuka Program bantuan melalui "Indonesia Menangis", dimana siapapun dapat menyumbangkan bantuannya melalui rekening di bank BCA dan bank Mandiri. Kala itu, berhasil terkumpul hingga Rp 40 miliar.

Pada saat itu, dengan melihat kondisi Aceh yang porak poranda, Rerie mendampingi Surya Paloh untuk mendirikan sebuah yayasan atau lembaga nonprofit yang bergerak di bidang sosial, kemanusiaan, dan keagamaan. Dia kembali dipercaya memimpin sebagai Ketua Yayasan. Satu tahun berjalan pasca tsunami Aceh, tepatnya pada 15 Februari 2005, Lestari Moerdijat bersama Surya Paloh, Ana Widjaya, Rahmi Lohwur dan Rachmadi Heru mendirikan Yayasan Sukma.

Dana dari "Indonesia Menangis" dialokasikan Yayasan Sukma untuk proyek pembangunan tiga kompleks sekolah, yaitu di Lhok Seumawe seluas 7,23 hektar, di Pidie seluas 7,5 hektar, dan di Bireuen seluas 7,2 hektar. Di luar itu, satu kompleks sekolah juga berdiri di Nias, Sumatra Utara. Pada 11 Mei 2018, Sekolah Sukma Bangsa milik Surya Paloh mewisuda 169 siswa, dimana Lestari Moerdijat menjadi salah satu tokoh yang diundang menyaksikan.

Sebagai perempuan eksekutif, dalam usia 52 tahun, Lestari Moerdijat atau karib disapa Mbak Rerie duduk sebagai Wakil Ketua Media Group dan Presiden Direktur Media Indonesia. Sebelumnya, ia sempat menjabat direksi dan komisaris di beberapa anak perusahaan Media Group, antara lain Surya Energi Raya, CS Media Investment, Metro TV, Pangansari Utama dan Emas Mineral Murni.

Pimpinan MPR, Keterwakilan Perempuan

Lestari Moerdijat merupakan satu-satunya perempuan yang duduk sebagai pimpinan MPR. Politisi Partai NasDem ini menjadi salah satu potret keterwakilan perempuan di parlemen, yang tidak tanggung-tanggung duduk sebagai Pimpinan MPR.

Bersama Bambang Soesatyo (Ketua MPR/Golkar), Ahmad Basarah (PDI Perjuangan), Ahmad Muzani (Gerindra), Sjarifuddin Hasan (Demokrat), Hidayat Nur Wahid (PKS), Zulkifli Hasan (PAN), Arsul Sani (PPP), dan Fadel Muhammad (Kelompok DPD), Lestari Moerdijat akan memimpin MPR untuk periode 2019-2024.

Bagaimana sepak terjang Mbak Rerie selanjutnya? Mari ikuti dan kawal perjuangannya.