info-publik

Stephanie Conway, Blogger Profesional Menapak Tangga Sukses di Bali

Oleh: Editor: 10 May 2020 - 11:43 kbrn-pusat
KBRN, Jakarta : Stephanie Conway, perempuan muda berusia 29 tahun asal Inggris, justru berhasil mengejar impiannya saat bekerja sebagai pemasaran digital di Bali, Indonesia, dengan penghasilan 1.700 poundsterling per bulan, atau setara Rp29.649.700 (kurs Rp17.441). 

Bermodalkan MacBook baru seharga 800 poundsterling dan tiket Inggris-Indonesia seharga 300 poundsterling, sejak Mei 2019 lalu, Stephanie berhasil menjalani hidup di Bali sekaligus mencapai apa yang diimpikannya, yaitu bekerja mendapatkan uang sambil mendapatkan pengalaman menyenangkan di pantai indah. Atau jika boleh dikatakan adalah bekerja sambil menikmati hidup, seperti apa yang memang diinginkannya.

"Tujuan saya adalah untuk membangun kehidupan bagi diri saya sendiri, dengan persyaratan saya sendiri, dan saya tahu keterampilan saya, yaitu membantu usaha kecil dan pengusaha dengan pemasaran mereka," sebutnya kepada Carol Driver dari The Guardian, Sabtu (5/10/2019).

Stephanie adalah pemilik sekaligus yang menjalankan web bernama symphonyva.com, dengan pelayanan meliputi jasa marketing seperti content writing, blog writing and management, social media content strategy,  sosial media management, paid advertising campaigns, email marketing campaigns, creating powerpoint decks, serta preparing slideshow. Sementara untuk jasa digital, ia melayani website creation, monitoring analytics, creating landing pages, shopify management, creating e-books, creating graphics, outsourcing management, dan creating reports. Semuanya dilakukan Stephanie seorang diri bersenjatakan sebuah MacBook saja.

Apa sih sebenarnya pekerjaan Stephanie Conway di Bali? Stephanie mengklasifikasikan, mengacu ke negara asalnya yaitu Inggris, dengan pekerjaan seperti ini ia adalah seorang blogger. Sekarang Stephanie sedang bekerja melayani Umalas Resorts Bali. 

"Sekarang, saya di Umalas, dengan banyak ekspatriat lain," ujarnya.

Terbiasa Mandiri Sejak Remaja

Sejak usia 18 tahun ia juga sudah mandiri, karena berangkat untuk studi di American Academy of Dramatic Arts , Los Angeles, Amerika Serikat (AS). Kala itu dirinya harus membayar 6.000 poun per tahun, dengan perincian 4.800 pound kiriman orang tua, dan 1.200 pound ditanggung negara dalam bentuk beasiswa. Sedangkan untuk kebutuhan sehari-harinya, Stephanie bekerja paruh waktu di berbagai tempat di Los Angeles.

Setelah lulus, ia bekerja untuk agensi-agensi talenta papan atas, dengan merek-merek global, melakukan festival film termasuk Sundance dan Cannes, siaran pers dan acara karpet merah. Namun seiring itu, setelah dipelajari dan diamati, menjadi pekerja hanyalah sebuah keputusasaan. Sehingga ia memutuskan untuk mulai mencari peluang menciptakan lapangan pekerjaan, khususnya untuk dirinya sendiri sampai akhirnya menemukan tempat berlabuh di Bali, Indonesia.

"Saya merasa harus ada lebih banyak untuk hidup. Saya tahu saya bisa melakukan pekerjaan saya dari mana saja dengan laptop saya. Jadi mengapa saya harus sengsara? Bali telah menjadi tempat yang bagus untuk memulai bisnis saya, Symphonyva.com," imbuhnya.

Penghasilan Besar, Bisa Menabung, dan Menikmati Hidup di Bali

Hidup di Bali, menurut Stephanie, pengeluarannya sangat minim. Bahkan ia merasa tidak memiliki tekanan untuk mencari tahu cara membayar sewa dan tagihan. 

Penghasilannya sebagai blogger per bulan di Bali 1.700 pounsterling. Pengeluarannya jika dikalkulasikan mencapai 200 pound dalam satu bulan. Makanan merupakan pengeluaran terbesarnya karena mencapai 70 pound. Itu karena ia selalu makan di restoran turis dan membeli bahan makanan impor semisal keju. Kemudian pengeluaran Stephanie berikutnya adalah 30 pound untuk berselancar, 30 pound untuk bersosialisasi, 10 pound untuk ponsel/smartphone, dan 10 pound untuk kebutuhan bensin skuter miliknya. 

Dan ini menurutnya berbeda jauh dari saat ia masih menjadi seorang karyawan sebuah perusahaan di Cumbria, Inggris sebelumnya. Maksudnya, sekarang ia bisa menghasilkan uang lebih banyak dan membelanjakan uang tersebut lebih hemat dibandingkan saat tinggal di Inggris.

Sebelumnya, penghasilan Stephanie di Cumbria adalah 18.000 poundsterling per tahun, atau hanya 1.500 poundsterling per bulan. Beda 200 pound dengan penghasilannya di Bali sekarang. Ia bekerja untuk banyak sekali influencer di sana, membantu mereka menghasilkan banyak uang untuk bepergian. Dan dari konten-konten media sosial milik para influencer itu, nampak sekali bagaimana mereka bisa menikmati hidup dengan bahagia. Dari situlah muncul keinginan dan pikiran Stephanie, 'mengapa saya tidak bisa berada di tempat mereka?'

Dengan menjadi seorang blogger profesional dan tinggal di Bali, ia mengaku bisa menghemat sampai lebih kurang 10.000 poundsterling. Bahkan dengan keadaannya sekarang, ia masih bisa mengalokasikan uang 200 pound untuk berinvestasi setiap bulannya. Hasil dari investasi itu rencananya akan ia gunakan membeli rumah di Inggris. Tak cukup sampai disitu, ia juga masih bisa berinvestasi 250 pound per bulan dalam obligasi premium.

Artinya di sini, dengan pekerjaannya sebagai seorang blogger profesional, Stephanie secara perlahan juga mulai menyusun kerangka masa depannya sendiri. Dan saat menginjak usia 30 tahun nanti, ia berencana membuka tabungan pensiun sebagai persiapan hidup bahagia di masa tua nanti.

"Di Inggris, saya mendapat tekanan karena harus memakai pakaian mahal. Tapi sekarang sangat panas (di Bali), saya akan memakai bikini dan atasan, jadi saya tidak perlu pakaian bagus. Hidup di sini (Bali), saya telah melihat kemiskinan yang hebat, dan itu memiliki efek mendalam pada kebiasaan pengeluaran saya. Saya tidak akan menentang untuk membangun bisnis saya dan kembali ke Inggris. Tapi untuk sekarang, saya sudah berkomitmen untuk belajar cara berselancar setiap hari, karena saya sangat buruk dalam hal itu dan saya ingin menjadi lebih baik. Kalau tidak, apa gunanya hidup di laut di Indonesia?" tutup Stephanie dengan santai. (Foto: Stephanie Conway/TheGuardian)