politik

DPP PDIP Kunjungi Pesantren Di Ciganjur

Oleh: Ninding Yulius Permana Editor: Agus Rusmin Nuryadin 10 May 2020 - 11:43 kbrn-pusat

KBRN, Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjungan (DPP PDIP) melakukan kunjungan ke Pesantren Luhur Al Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta, Selasa (9/10/2019).

Hadir dalam kunjungan tersebut Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, anggota DPR RI, Muchamad Nabil Haroen, Nasyirul Falah, Paryono dan sejumlah pengurus lainnya yang diterima Pengasuh Pesantren Al Tsaqafah yang juga Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj.

Acara yang diawali dengan tawaasul dan doa untuk para Masyaikh Nahdlatul Ulama serta untuk sang Proklamator Soekarno, tawasul, tahlil dan doa ini dipimpin Anggota DPR RI, Fraksi PDIP, Muchamad Nabil Haroen atau yang akrab disapa Gus Nabil.

Dalam kesempatan tersebut Gus Nabil bercerita pengalamannya selama bergabung menjadi kader PDIP. 

Sambung dia, berkat doa dari para kiai wabilkhusus KH Said Aqil Siroj. 

Dirinya, betul-betul bersyukur menjadi kader PDI Perjuangan. Sampai kemarin, waktu pemilihan ketua DPR MPR dirinya merasakan sekali bahwa PDIP ini adalah partai paling tertib.

“Kalau dilihat, PDI Perjungan adalah fraksi yang jumlahnya paling banyak bukan hanya anggotanya paling banyak tapi proporsinya paling banyak dalam mengikuti rapat-rapat,” ungkap Gus Nabil.

Kalau ini melakukannya secara tertib dan mengikuti aturan-aturan yang ada kemudian mengikuti arahan-arahan dari pimpinan partai dan dari para kiai Insya Allah selamat dunia akhirat.

Mengenai UU Pesantren, Gus Nabil juga memaparkan bahwa Undang-undang pesantren ini menjamin originalitas dan kekhasan pesantren itu sendiri sebagi contoh.

“Contoh,  saya adalah alumni pesantren lirboyo dan sampai sekarang pendok pesantren lirboyo sampai saat ini masih tetap khas seprti aslinya yaitu tetap dengan metodenya salaf, tapi Alhamdulilla pesantren lirboyo juga sudah diakui sudah muadalah, nah UUD Pesantren ini untuk memperkuat itu, supaya tidak hanya lirboyo yang diakui tapi seluruh pondok pesantren diakui oleh negara,” tegasnya.

“Ini sebagai pelajaran berharga bahwa PDI Perjuanganlah yang kemudian bisa mendobraksehingga  ada persiden wanita pertama, juga PDI Perjuanganlah yang bikin pecah telur di senayan ketua DPR RI perempuan pertama namanya embak puan maharani, jadi jangan khawatir santri-santri putri Insya Allah ke depan boleh jadi presiden boleh jadi ketua DPR RI,” demikian Gus Nabil.