ekonomi

Pengusaha Perempuan Indonesia Toreh Prestasi di APEC WEF 2019

Oleh: Immanuel Christian Editor: 10 May 2020 - 11:43 kbrn-pusat
KBRN, Jakarta: Pengusaha perempuan Indonesia berhasil meraih penghargaan dalam pelaksanaan APEC Women and the Economy Forum 2019 (APEC WEF) yang dilaksanakan di La Serena, Chile pada 30 September-5 Oktober 2019. Pendiri aplikasi DuitHape, Sara Dhewanto berhasil memenangkan kompetisi Women in STEM Global Innovation through Science and Technology (GIST) Catalyst Pitch Competition dan mengalahkan peserta dari ekonomi APEC lainnya.

Pada kesempatan yang sama, pengusaha perempuan Indonesia dari PT. Hymsa Indotraco Cirebon, Esw Ahymsha juga berhasil meraih penghargaan kategori “International Attractiveness” pada kompetisi APEC BEST AWARD yang diselenggarakan oleh Rusia. Kedua kompetisi tersebut dilaksanakan sebagai side event dari penyelenggaraan APEC WEF 2019.

“Sangat sulit bagi saya untuk memulai kembali bisnis yang dirintis oleh almarhum suami, tapi dengan tekad dan niat yang tulus untuk membantu karyawan dan masyarakat sekitar memperbaiki kehidupan ekonomi, maka saya bertekad harus berhasil demi mereka,” ujar Ahymsha, Jakarta, Rabu (9/10/2019).

Sekarang, produksi perusahaan PT. Hymsa Indotraco sudah memiliki pasar internasional, baik di Eropa, Amerika, dan Australia. Ahymsha berharap dukungan dari Pemerintah lebih ditingkatkan lagi, terutama terkait penggunaan hak cipta desain produknya yang seringkali ditiru oleh perusahaan besar.

Duithape adalah aplikasi pembayaran secara digital bagi seseorang yang tidak memiliki rekening bank dan berfokus pada pendistribusian dana bantuan. Sara Dhewanto membangun Duithape berdasarkan pengalaman yang didapat dalam karirnya, terutama ketika menjabat sebagai Direktur Keuangan Millenium Challenge Account-Indonesia (MCA-I), yang bertugas menyalurkan dana hibah sebesar USD 600 juta dari Pemerintah Amerika Serikat untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

“Saya harus membagikan dana bantuan tersebut kepada para ibu di desa terpencil seluruh Indonesia. Tapi karena sebagian besar masyarat Indonesia tidak memiliki rekening bank, akhirnya satu-satunya cara yang bisa saya lakukan adalah membawa uang tunai dalam tas ke daerah-daerah dan membagikannya secara langsung, dengan banyak sekali risiko yang muncul. Akhirnya, saya memutuskan untuk keluar dari MCA-I dan bersama suami mendirikan PT. Virtual Online Exchange dan meluncurkan aplikasi Duithape dengan tujuan utama untuk memberikan kemudahan bertransaksi bagi yang tidak memiliki rekening bank dan menyalurkan dana bantuan,” cerita Sara seraya menutup.