ekonomi

Revolusi Industri 4.0, Mentan RI Ajak Petani Kediri Menguasai Teknologi Modern

Oleh: Ayu Citra Editor: 10 May 2020 - 11:43 kbrn-pusat
KBRN, Kediri - Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman terus mendorong masyarakat ikut membantu Pemerintah, mewujudkan kemandirian pangan di Tanah Air, terutama pada era Revolusi Industri 4.0. Hal ini dilakukan, dengan menekankan pentingnya pengelolaan sektor pertanian secara modern, melalui penerapan Teknologi Mekanisasi 4.0.

"Dengan memakai Teknologi 4.0 seperti ini, petani di Indonesia bisa semakin bersemangat dalam mengembangkan lahan pertaniannya. Untuk itu, peranan generasi muda sangat dibutuhkan karena pemerintah sudah menyediakan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dengan fungsi teknologi yang super canggih," kata Mentan RI, Andi Amran Sulaiman, dalam acara Demonstrasi Teknologi Mekanisasi 4.0 di Desa Jabon, Kecamatan Banyakan, Kediri, Jawa Timur, Rabu (9/10/2019).

Amran menilai, penguasaan teknologi sangat penting dalam mewujudkan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia 2045. Bahkan, guna menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 di segala bidang.

Menurut Amran, Indonesia harus berani mengalihkan pola tradisional menuju pola modern. Pengalihan ini wajib dilakukan untuk mengimbangi pesatnya kemajuan dunia. Meski demikian, kemajuan tersebut harus diimbangi dengan kemampuan sumber daya manusia yang menguasai mekanisasi.

"Dalam menjawab tantangan global dan nasional ini, Kementan melalui Balitbangtan telah menghasilkan produk teknologi inovatif mekanisasi 4.0. Kami berhasil mengembangkan drone penebar benih padi yang mampu menebar hingga satu hektar lahan dalam waktu 1 jam dengan kapasitas 50-60 kilogram per hektar," katanya.

Amran menyatakan, drone penebar ini mampu bekerja mandiri sesuai pola dan alur yang dibuat pada perangkat android dengan panduan GPS. Drone ini mampu melakukan resume operation untuk melanjutkan operation yang tertunda, sehingga tidak terjadi overlap karena dilakukan secara otomatis.

"Saya yakin, sepuluh tahun ke depan teknologi ini akan memudahkan petani. Mereka bisa nanam padi sambil duduk di bawah pohon", kata Amran. 

Di lokasi ini, ulas dia, selama 5 tahun periode pertama pemerintahan Jokowi-JK telah menorehkan sejarah swasembada beras pada tahun 2019. Bila dibandingkan dengan tahun 1984, swasembada kali ini ditandai dengan produksi beras nasional yg jauh lebih dari cukup untuk 267 juta jiwa penduduk Indonesia. Konsumsi beras nasional 32,4 juta ton per tahun terpenuhi, tidak ada impor dan gudang Bulog masih menyimpan 2,5 juta ton di gudang, dan metode KSA BPS memperkirakan surplus dapat mencapai 5 juta ton di akhir 2019.

"Jika terus seperti ini, saya optimis produksi kita mampu mencukupi 1 milyar penduduk dalam dua puluh tahun kedepan", terang Amran. 

Pada acara serupa, Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan RI, Andi Nur Alam menjelaskan, secara spesifik ketahanan baterai drone yang diciptakan mampu beroperasi selama 20 menit dengan kapasitas angkut 6 kilogram hingga 15 kilogram benih padi. Drone sebar benih memberikan efisiensi biaya sekitar 75 persen dan efisiensi waktu 75 persen dibanding alsin tanam benih langsung.

Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga berhasil mengembangkan drone penebar pupuk prill dan drone sprayer untuk aplikasi pestisida. Kedua alat ini memiliki fungsi yang tidak kalah penting karena memberikan efisiensi 75 persen dibanding alat biasa.

"Kami juga bisa menciptakan robot tanam padi yang bisa difungsikan untuk menanam dengan komunikasi Internet of Thing melalui sarana GPS. Di samping itu, kami memiliki autonomous tractor roda 4 tanpa awak yang juga dikendalikan oleh sistem navigasi berbasis IoT. Ada juga traktor perahu sebagai alat pengolah tanah dengan konsep traktor roda dua," katanya. (ac)