ekonomi

SIMAC Gandeng Telkomsel Dorong Gerakan Santri Usahawan Kembangkan Bisnis Digital

Oleh: Heri Firmansyah Editor: Heri Firmansyah 10 May 2020 - 11:42 kbrn-pusat

KBRN, Jakarta : Perkembangan industri 4.0 yang serba digital, perlu juga direspon oleh para santri. Santri Milenial dan Pondok Pesantren harus mampu berinovasi dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) demi kemajuan bangsa. Kehadiran Aplikasi Kopi Abah menjadi salah satu solusi digital Santri Usahawan. 

Hadirnya gagasan Arus Baru Ekonomi Indonesia sangat membutuhkan peran umat dan pesantren dalam membangun ekonomi bangsa. Itulah yang menjadi perbincangan substansial pada Acara Diskusi dan Launching Aplikasi Kopi Abah & Coffee Moving: Tantangan  Santri Usahawan (Gus Iwan) di Era Digital”. 

Wakil Presiden Terpilih, KH Ma’ruf Amin mengatakan, tantangan Indonesia ke depan adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Dengan segala potensi yang dimiliki tentu perlu ada program yang memiliki target untuk peningkatan soft skill SDM, salah satu sasaran yang memiliki potensi besar adalah santri. 

Menurut data Kementerian Agama, hingga tahun 2016 jumlah santri mencapai 4.290.626. Apabila sebagian jumlah santri tersebut telah lulus di tahun 2019, maka jumlah SDM lulusan pesantren menjadi sebuah potensi yang perlu dikembangkan. 

“Beranjak dari persoalan tersebut Santri harus mengambil tanggungjawab dalam bagian perubahan sosial dan penguatan ekonomi masyarakat Indonesia. Peran santri dalam pembangunan ekonomi harus dikelola dengan baik,” kata Kyai Ma’ruf Amin saat Launching Aplikasi Kopi Abah & Coffee Moving di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (9/10/2019)

Menurut Ma’ruf Amin, hadirnya SIMAC (Santri Millenial Center) yang menggagas program Gerakan Santri Usahawan (Gus Iwan) ini adalah wujud nyata dari peran santri dalam penguatan ekonomi umat. Gus Iwan biasa disebut juga Santri Bagus, Pinter Ngaji, dan Usahawan. 

“Saya mengapresiasi hadirnya SIMAC sebagai sebuah role model santri yang sukses dan keren, pemuda masa kini dan masa depan yang mempunyai visi dalam hal ekonomi, keagamaan dan nasionalisme kebangsaan harus bisa memberikan kontribusi terhadap pembangunan nasional,” ujarnya.

Direktur Utama SIMAC, Nur Rahman mengatakan, keberadaan Gus Iwan harus menjadi gerakan bersama bagi para santri untuk menjadi usahawan (santripreneur). Gerakan bersama berarti harus bersinergi dan kolaborasi satu sama lain, salah satunya mengendeng  PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel).

“Untuk menjadikan santri milenial sebagai salah satu tenaga penggerak ekonomi digital di Indonesia. Para santri milenial bias memanfaatkan teknologi digital Telkomsel dalam mengoptimalkan pertumbuhan bisnis seperti usaha yang telah dirintis saat ini yakni Kopi Abah, produk UMKM dari SIMAC lainnya,” kata Nur Rahman.

Sementara itu, Direktur Utama Telkomsel Emma Sri Martini mengatakan, pihaknya selalu berupaya untuk mendorong kesiapan Indonesia guna dapat menjadi negara digital secara menyeluruh dan berkelanjutan yang manfaatnya dapat dirasakan masyarakat di seluruh Indonesia. 

“Peran milenial sebagai generasi muda yang mampu menciptakan karya dan inovasi nyata tentunya tidak boleh dilepaskan. Untuk itu, Telkomsel bersama SIMAC berkolaborasi dalam menjadikan santri milenial sebagai sumber daya manusia yang terus bergerak maju mengakselerasikan negeri melalui perwujudan ekosistem digital yang berkesinambungan,” katanya.

Kolaborasi antara Telkomsel dan LinkAja dengan SIMAC juga ditandai oleh peluncuran Aplikasi Kopi Abah, sebuah produk UKM berbasis gerakan milenial yang bertujuan untuk mendorong pemberdayaan ekonomi kerakyatan. 

Untuk diketahui, Kopi Abah digagas Gerakan Santri Usahawan (Gus Iwan), sebuah komunitas yang diinisiasi oleh Simac untuk mengajak insan pondok pesantren agar mulai berwirausaha. Para acara tersebut, SIMAC juga membangun kemitraan strategis melalui MoU dengan Telkomsel, Link Aja, Mobisaria, dan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).