info-publik

Kemendikbud Bersama MAARIF Institute Perkuat Kerjasama Deteksi Radikalisme di Sekolah

Oleh: Rini Hairani Editor: Nugroho 10 May 2020 - 11:42 kbrn-pusat

KBRN, jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan MAARIF Institute memperkuat pengawas internal sekolah  guna menangkal ancaman intoleransi dan radikalisme pro kekerasan di sekolah. 

Pengawasan internal sekolah itu diharapkan dapat memastikan proses pengajaran di sekolah berjalan lancar, menyenangkan dan jauh dari anasir-anasir radikal dan anti kebhinekaan. Termasuk didalamnya adalah mengawasi kinerja kepala sekolah, guru dan tenaga pendidikan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy menyambut baik kerja sama Inspektur III Itjen Kemdikbud RI dengan Maarif Institute tersebut. Menurutnya, penting bagi pemerintah dan masyarakat sipil bekerja sama dan kolaborasi.

“lni adalah komitmen Kemendikbud RI untuk memastikan sekolah sebagai ruang inkubasi nilai-nilai kebangsaan, kebhinekaan dan kemanusiaan, sebagaimana komitmen Presiden Joko Widodo dalam Nawa Cita. Untuk itu, revitalisasi peran pengawas sangat penting," ujar Muhadjir dalam seminar dan peluncuran buku pengayaan pengawasan sekolah dengan topik 'Pendidikan Karakter untuk Penguatan Pendidikan Pancasila' di kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (09/10/2019).

Mendikbud menambahkan aspek ideologi merupakan hal prinsip yang harus didapat oleh peserta didik seperti toleransi dan menghargai perbedaan. 

"Sejak awal kami berkomitmen dengan penguatan ideologi," sambungnya.

Sementara itu, pendiri MAARIF institute, Ahmad Syafii Maarif menilai pendidikan karakter memainkan peran sentral dalam penguatan Pancasila sejak dini. 

" Pancasila mesti menjadi ruh pembangunan SDM yang unggul. SDM yang unggul identik dengan praktik Pancasila yang autentik, " kata pria yang akrab disapa Buya ini. 

Di sisi lain,  Inspektur Jenderal Kemdikbud Muchlis R Luddin mengatakan, pengawasan internal sekolah menjadi garda terdepan penjaga ideologi Pancasila dalam ranah implementasi pendidikan. Menurutnya, penguatan peran pengawas internal sekolah ini diwujudkan dalam pelatihan intensif untuk peningkatan kapasitas pengetahuan dan praktik-metode pengawasan serta pencegahan dari infiltrasi paham-paham anti-kebhinekaan di sekolah.

Pelatihan tersebut telah berjalan sekurangnya di 6 titik yakni Banten, Jogjakarta, Malang, Mataram, Manado dan Denpasar.

“Melalui program ini, Pengawas internal sekolah dipacu untuk dapat mengenali, mendeteksi, mengawasi dan berperan aktif dalam mencegah penetrasi intoleransi dan radikalisme di sekolah. Tak hanya itu, program ini juga melahirkan buku pendamping untuk para pengawas internal sekolah," kata Muchlis R Luddin.

Direktur Eksekutif MAARIF Institute Abd. Rohim Ghazali, MA berharap kerja sama tersebut bisa memajukan pemahaman terkait pencasila sebagai ideologi negara.

"Kami berharap kerja sama yang baik Maarif institute dengan kemendikbud atau pihak lain yang berupaya memajukan memberikan pemahaman yang lurus bagaimana berpancasila sesuai pendiri bangsa akan terus berlangsung," ujarnya. (RH)