wisata

Melindungi Pantai Wisata Pulau Cemara dengan Restorasi Mangrove

Oleh: Editor: Syarif Hasan Salampessy 10 May 2020 - 11:42 kbrn-pusat
KBRN, Jakarta : Relawan dan masyarakat digerakkan untuk membantu menanam 30 ribu bibit mangrove di Pantai Wisata Pulau Cemara, Desa Sawojajar, Brebes, Jawa Tengah, Selasa (15/10/2019).

Kepala Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung (BPDASHL) Pemali-Jratun, Rochimah Nugrahini nampak bersama warga dan relawan menanam mangrove di pantai wisata Pulau Cemara.

"Penanaman dilakukan dengan tujuan mengurangi tingkat abrasi serta diharapkan mampu menghasilkan manfaat ekologi dan ekonomi," demikian Rochimah Nugrahini, seperti dilansir Antara, hari ini.

Dengan dilakukannya pelestarian lingkungan berupa penanaman mangrove, Pantai Wisata Pulau Cemara di pantai utara Desa Sawojajar, Brebes, Jawa Tengah, yang hanya berjarak lima kilometer dari Desa Sawojajar tersebut diharapkan bakal menjadi destinasi wisata baru di Kabupaten Brebes.

Pantai Wisata Pulau Cemara menawarkan keindahan hamparan pasir, pohon cemara dan sejumlah lokasi untuk berfoto.

Proses Penanaman Mangrove

Sebelumnya, petugas sudah membagikan semua bibit mangrove kemudian satu persatu ditanam melalui beberapa proses penanaman. Dimulai dengan penyemaian (pembuatan semai) pada wilayah yang dipengaruhi pasang surut, untuk memberikan pasokan air laut bagi pertumbuhan mangrove.

Setelah proses penyemaian, dilakukan proses kesesuaian lahan untuk menentukan lokasi yang cocok untuk penanaman mangrove. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan lubang untuk penanaman, dengan jarak tanam satu meter antar bibit.

Penanaman mangrove dikatakan berhasil apabila mangrove tumbuh subur, dengan indikator daun-daun yang tampak hijau segar dan adanya pertumbuhan pucuk daun baru, maupun sebaliknya. Sedangkan penanaman mangrove dikatakan gagal apabila mangrove yang ditanam mati, dengan indikator daun dan batang yang mengering, menguning, sebagian layu, dan tidak adanya pertumbuhan pucuk baru.

Setelah melakukan penanaman mangrove, dilakukan pemantauan pertumbuhannya. Pemantauan penanaman mangrove meliputi pengukuran parameter lingkungan mangrove dan penghitungan tingkat kelulusan hidup mangrove. Pemantauan hasil penanaman mangrove untuk mengetahui apakah tumbuhan itu masih hidup, kondisi baik, buruk atau sudah mati. Kegiatan restorasi mangrove, mulai dari penyemaian sampai dengan pemantauan merupakan salah satu upaya untuk menjaga ekosistem mangrove itu sendiri.

Perlunya kegiatan rutin restorasi mangrove adalah karena tumbuhan tersebut butuh penyembuhan sendiri dari kerusakan melalui suksesi sekunder dalam waktu lama, sekitar 15-30 tahun. Itu pun dengan syarat, pasang-surut air tidak berubah, dan tersedia propagul atau bibit.