tanggap-bencana

Enam Bulan, Pengungsi Banjir Bandang Sigi Masih di Tenda Darurat

Oleh: Editor: Syarif Hasan Salampessy 10 May 2020 - 11:42 kbrn-pusat
KBRN, Jakarta : Pada 28 April 2019 silam, banjir bandang maha dahsyat menerjang Desa Bangga, Dolo Selatan, Sigi, Sulawesi Tengah. Pasca bencana, Pemerintah Daerah (Pemda) setempat menyatakan daerah tersebut sudah tidak layak huni dan akan merelokasi seluruh warga desa ke tempat baru.

Akan tetapi, relokasi berlarut-larut karena Pemda tidak mampu melakukan pembangunan infrastruktur seperti pembangunan kembali rumah warga, sekolah, rumah ibadah, dan lain sebagainya. Semua itu karena jajaran Pemda masih fokus menangani korban bencana selama 6 (enam) bulan ini. Contohnya, jembatan darurat Bailey di Desa Rogo, Dolo Selatan, Sigi, Sulawesi Tengah, yang ambruk diterjang banjir bandang belum dibangun kembali karena keterbatasan anggaran hingga kini.

Keadaan Desa Bangga memang sudah porak poranda. Hal itu terlihat berdasarkan pantauan suasana salah satu sekolah yang tertimbun lumpur dan telah mengering akibat banjir bandang. Selain itu, sebuah Masjid juga nampak seperti terbenam di dalam tanah, namun sebenarnya itu tertimbun lumpur yang sudah mengering hingga sekarang, Selasa (15/10/2019).

Bahkan bekas-bekas rumah yang tertimbun lumpur dan telah mengering masih ada dan terus menjadi jalur utama warga untuk melakukan aktivitas sehari-hari mereka. Sejumlah pelajar juga terpaksa harus rela mencopot sepatu karena setiap hari harus berangkat sekolah dari tenda penampungan darurat melewati jalan berlumpur.

Mengapa anak sekolah berangkat dari tenda penampungan darurat, karena kenyataannya, para korban memang masih berada di sana hampir enam bulan setelah banjir bandang menerjang desa mereka pada 28 April 2018 lalu. Ratusan pengungsi hingga kini masih berada di tenda-tenda darurat dengan kondisi yang sangat terbatas dan kekurangan.

Di dalam tenda darurat berukuran memprihatinkan itulah setiap kepala keluarga menjalani hidup mereka sehari-hari sambil menunggu pemerintah daerah setempat mendapat dana yang cukup untuk relokasi.

Bencana banjir bandang Sigi mengakibatkan 696 Kepala Keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal, 500 bangunan terendam lumpur mencapai dua meter. Total 2.000 orang menjadi penyintas dalam bencana tersebut.