tanggap-bencana

Antisipasi Bencana, Warga Cangkringan Sleman Buat Kentongan

Oleh: Yon Mujiyono Editor: Nugroho 10 May 2020 - 11:42 kbrn-pusat

KBRN, Sleman : Warga Kampung Gongan Dusun Srondokan Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan Sleman, membuat kentongan sebagai sarana untuk memberi tahu bila terjadi bencana erupsi Gunung Merapi.

Tokoh masyarakat Kampung Gongan Srondokan, Darmadi (62) tahun mengatakan, Kampung Gongan Dusun Srondokan terdapat sekitar 23 KK dan pembuatan kentongan itu merupakan hasil musyawarah warga.

“Hal ini dikarenakan Dusun Srondokan merupakan kawasan rawan bencana dari Gunung Merapi yang jaraknya sekitar 10 kilometer hingga 12 kilometer dari puncak Merapi, sedangkan dari alur Sungai Gendol jaraknya hanya 500 meter karena pada tahun 2010 lalu juga terdampak erupsi dari Merapi dan warga sempat mengungsi,” ungkapnya, Kamis (17/10/2019).

Dikatakannya, tujuan membuat kentongan yakni untuk memberitahukan kepada warga agar kalau ada bahaya seperti erupsi Merapi bisa mengetahui, dengan terdengarnya suara pukulan kentongan.

Kepada RRI, Darmadi juga menjelaskan tentang cara-cara memukul jika kentongan jika terjadi bencana.

“Dipukul atau ditabuh 4 kali tanda bencana banjir, pukul kentongan dua kali ada pencuri, tiga kali pukulan kentongan ada kebakaran dan pukul kentongan 6 kali beearti lingkungan aman terkendali,” jelasnya.

Menurut Darmadi, pada intinya alat sarana seperti kentongan masih diberdayakan atau difungsikan sehingga warga akan lebih paham terkait ancaman bencana.

Lebih lanjut Darmadi mengatakan, jika nanti kentongan sudah jadi maka akan ditaruh di pos ronda dan di rumahnya masing masing warga, baik kentongan yang terbuat dari kayu maupun dari bambu.

“Kentongan yang kualitasnya bagus akan ditaruh di pos ronda, karena tempat sini warga termasuk sepi, banyak lahan kosong. Jika ada kentongan dibunyikan, warga pasti mendengar,” pungkasnya.

Sementara itu, Prapto Wiyono (75) tahun mengatakan, pihaknya membuat kentongan dengan menggunakan kayu nangka berukuran panjang sekitar 50 sentimeter dan lubang tengah 25 sentimeter dan diperkirakan selesai dikerjakan sekitar 15 hari.

Ia juga mengaku selalu tetap waspada terhadap ancaman Gunung Merapi, dan mengikuti petunjuk petunjuk dari pemerintah.

“Terkait persiapan ancaman Merapi, jauh jauh hari warga sudah siap apa yang akan di lakukan jika tejadi bencana,” kata Prapto sambil memahat kayu untuk membuat kentongan.