daerah

Pasca Kerusuhan, Dua Warga Situbondo di Wamena Memilih Pulang

Oleh: Diana Arista Editor: 10 May 2020 - 11:42 kbrn-pusat
KBRN, Situbondo: Pasca kerusuhan di Wamena, Provinsi Papua, banyak perantau yang pulang kampung, lantaran menjadi sasaran amukan warga asli Wamena. 

Seperti halnya Holis dan Nashudi Ardi Bashari, warga Situbondo yang sampai pada Kamis (17/10/2019) malam ke kampung halamannya.

"Kami ikut Kapal Motor Dobonsolo dan tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada Kamis siang kemarin," kata Holis, Jumat (18/10/2019).

Holis mengaku tergiur bekerja di Wamena sebagai tukang ojek, lantaran penghasilannya bisa berlipat-lipat dibandingkan dengan penghasilannya sebagai tukang ojek di Situbondo.

"Kalau di Wamena, sehari ngojek bisa dapat Rp1 juta," akunya. 

Namun, pekerjaan tersebut terpaksa harus ditinggalkan, lantaran kondisi Wamena sudah tidak aman, dan warga perantau menjadi sasaran amukan kebringasan warga Wamena. 

"Saat kami pulang, Wamena seperti kota mati, tak ada aktivitas apapun disana, mencekam," tutur warga Ketowan Kecamatan Arjasa ini. 

Holis dan Nashudi sudah dua tahun bekerja di Wamena. Saat kerusuhan terjadi, Holis sedang bekerja (ngojek). Begitu tahu dirinya tidak aman, ia langsung menuju Polres Wamena untuk menyelematkan diri dari amukan massa.

"Saat tahu kondisi mulai aman, saya langsung ke kontrakan ambil barang-barang keperluan saya dan kembali ke polres lagi," tutur Holis.

Holis bergabung dengan pengungsi lainnya di Pos Sentani Al-Aqso Papua, sampai menunggu dipulangkan ke Situbondo, menggunakan Kapal Motor Dobonsolo.

Kepulangan keduanya difasilitasi oleh Dinas Sosial setempat. Mereka dijemput di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, dan diantarkan ke rumahnya masing-masing setelah mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial setempat.

"Kami menjemput keduanya di Tanjung Perak, Surabaya," kata Kepala Dinas Sosial Situbondo, Lutfi Joko Prihatin.