tanggap-bencana

Kemarau Panjang, Gubernur NTB Gelar Salat Istisqa' bersama Masyarakat

Oleh: Hayatun Sofian Editor: 10 May 2020 - 11:42 kbrn-pusat
KBRN, Mataram : Musim kemarau panjang yang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk Provinsi NTB menggerakkan hati masyarakat untuk melaksanakan Salat Istisqo' atau salat minta diturunkan hujan. 

Jumat (18/10/2019) sekitar pukul 07.00 WITA, masyarakat NTB yang berdomisili di Kota Mataram dan sekitarnya memadati Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur, untuk melaksanakan Salat Istisqo' bersama Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, sambil berdo'a dan bermunajat, memohon kepada Allah SWT agar diturunkan hujan. Salat ini sebagi upaya masyarakat untuk mengetuk 'pintu' langit sehingga mendatangkan hujan yang menentramkan bagi masyarakat NTB. 

Salat yang digelar Pemerintah Provinsi NTB tersebut juga diikuti  Penjabat Sekda NTB, Dr. Ir. H. Iswandi, M. Si, Ketua TP. PKK NTB, Hj.  Niken Saptarini Widyawati, SE., M. Sc, para pelajar dan hampir seluruh pejabat lingkup Pemerintah Provinsi NTB. Salat tersebut diimami oleh Ustadz. H. Ayhar Mukhsin. Sementara khotibnya Dr. TGH. Lalu Mukhsin Muhtar, MA. 

Dalam kesempatan itu, Gubernur NTB menceritakan sebuah kisah tentang musim kemarau dan cara penduduk meminta hujan. Musim kemarau berlangsung begitu panjang, sehingga penduduk suatu negeri mengundang seluruh orang pandai untuk berdoa dengan caranya masing-masing. Ada orang menyanyi, ada yang mumukul alat-alat dan sebagainya namun hujan tidak kunjung mengahampiri negeri tersebut.

Ada orang yang biasanya disucikan diminta untuk datang dengan harapan hujan akan turun. Orang suci tersebut kemudian datang ke suatu tempat dan masuk ke kemahnya. Kemudian tiga hari setelahnya hujan turun dengan begitu derasnya. 

"Kemudian mereka bertanya kami sudah melakukan berbagai macam cara tapi tidak juga mampu mendatangkan hujan, tapi anda sendiri datang cuma masuk ke dalam kemah, selanjutnya tiga hari kemudian hujan turun, apa yang telah anda lakukan?," tutur Gubernur meniru dialog dalam cerita tersebut. 

"Kata orang suci itu, ‘saya tidak melakukan hal-hal yang serius, saya hanya menatap kedalam kemah saya berdiam diri dan sujud di bumi untuk kemudian menggetarkan langit yang menghantarkan hujan," ceritanya.

Gubernur berharap, semoga pesan sederhana ini sampai kepada seluruh masyarakat NTB.

"Jangan-jangan kita sibuk kesana kemari berharap hujan turun, namun jarang kita serius bersujud di bumi untuk kemudian apa yang kita doakan didengar oleh yang ada di langit," ungkapnya.

Mudah-mudahan acara ini harapnya, bisa mengingatkan manusia untuk kembali harmonis dengan sang pencipta dan dengan ketulusan doa yang dihaturkan akan didengar dan diijabah oleh Allah SWT. Sehingga Provinsi NTB diberikan hujan yang menentramkan untuk kemudian menjadi daerah yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Sementara, Khotib salat tersebut mengajak seluruh jama'ah dan masyarakat NTB untuk memohon ampun kepada Allah, seraya melakukan instrospeksi diri atau bermuhasabah atas apa yang pernah dilakukan selama ini. Sebab, bisa jadi kekeringan dan kemarau panjang yang terjadi ini adalah akibat perbuatan manusia. 

"Apa yang terjadi dengan bumi tempat kita berpijak, apa yang terjadi dengan masyarakat kita, mungkin kita perlu instrospeksi diri. Tapi yakinlah bahwa rahmat Allah SWT di atas segala galanya," tegasnya.

Ia juga mengajak masyarakat untuk berbaik sangka kepada Allah SWT terhadap apa yang terjadi. Bisa jadi, ini merupakan ujian yang menambah dan meningkatkan keimanan hamba-Nya. 

"Yang perlu kita renungkan dalam kita, bahwa seluruh yang terjadi ini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas keimanan kepada Allah SWT," jelasnya. 

Maka, Salat Istisqo' ini lanjutnya merupakan upaya untuk memohon rahmat dan pertolongan Allah, agar mampu keluar dari ujian dan cobaan ini.