info-publik

Hari Stroke Sedunia, Ini Tips Sembuh ala Komaruddin Rachmat

Oleh: Fitratun Komariah Editor: Nugroho 10 May 2020 - 11:41 kbrn-pusat

KBRN, Jakarta : Peringati Hari Stroke Sedunia yang jatuh tiap tanggal 29 Oktober, penyintas stroke Komaruddin Rachmat tuntas menyelesaikan aksi jalan kaki dari Bandung ke Jakarta. Komaruddin merupakan  mantan penderita stroke yang kini bisa sembuh total. Perjalanan nekat itu, ia lakoni hanya untuk memberikan motivasi kepada publik juga penyandang stroke saat ini agar mereka semangat menjalani hidupnya.

Penyakit stroke adalah penyebab kematian nomor dua di dunia setelah jantung koroner. Komaruddin jatuh terkapar pada 16 September 2012, hari itu menjadi momen buruk baginya karena dokter memvonis beliau terserang stroke ringan. Namun, tekad lansia berumur 65 tahun itu sungguh kuat. Ia tak ingin kalah dari penyakit mematikan itu. Selepasnya dari rumah sakit, ia berinisiatif mencari orang-orang yang sembuh dari penyakit stroke serta membaca buku-buku kesehatan mengenai stroke

“Saya keluar dari rumah sakit, pertama yang saya cari adalah orang-orang sembuh stroke, kemudian baca-baca buku kesehatan. Saya juga menuruti omongan dokter. Dari situ, saya merumuskan sendiri sehingga saya bisa menjadi dokter bagi diri saya sendiri,” ujar Komaruddin saat ditemui rekan-rekan media di Lapangan Monas IRTI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (29/10/19).

Dalam proses penyembuhannya selama 6 bulan, Komaruddin mengaku bahwa kakinya sudah mulai terasa kuat, kemudian ia paksa berjalan meski dalam keadaan terseret. Kondisi bahunya pun condong ke samping.

“Itu semua saya lakukan konsisten, jadi 6 bulan itu saya bisa melakukan recovery. Saya pantang makan yang menyebabkan kolesterol, saya gak makan daging waktu itu, tidak makan santan,” imbuhnya. 

“Dan pikiran-pikiran negatif saya enyahkan semua. Pikiran juga berpengaruh, stress, was-was, cemas, dendam, benci, jauhkan itu semua. Saya lalu masuk komunitas zikir, saya serahkan semuanya ke Allah,” sambungnya. 

Selain itu, Komaruddin menyadari bahwa semua penyakit berasal dari diri kita sendiri. Ia mengakui  penyakit stroke ini merupakan kesalahannya sendiri karena tidak bisa mengontrol makanan dan gaya hidup yang tidak sehat.

“Saya merasa bahwa ini adalah kesalahan saya sendiri, maka saya yang harus menanganinya sendiri. Dan belajar dari pengalaman orang-orang yang sembuh dari stroke. Kuncinya cuma satu, semangat,” tegasnya. 

Pengobatan alternatif yang menggiurkan rupanya tidak merubah kondisinya sama sekali. Ia justru menyatakan semua itu palsu dan tidak ada gunanya.

“Kepala saya pernah dikerok dengan sendok dulu, macam-macam lah, dan menurut saya itu penipuan semua,” tuturnya. 

Kakek satu cucu itu justru berpesan kepada masyarakat awam, terutama pengidap stroke itu sendiri untuk bijak memilih pengobatan alternatif. Seperti pengobatan herbal  yang ia coba kala itu, yakni merebus buah mengkudu yang sudah masak lalu meminum air rebusan tersebut. Hal itu terbukti menggerus lemak dalam darah.

Hal lain yang ia lakukan adalah, menggerak-gerakan kaki dan tangannya agar tidak kaku. Rutin berolahraga mempersingkat  masa penyembuhan. Jaga pola makan dengan baik dan tinggalkan gaya hidup merokok. Di akhir wawancara kami, ia kembali mengingatkan kepada publik agar terhindar dari penyakit stroke. Menurutnya, orang yang terkena stroke dapat merubah kualitas hidupnya, baik di keluarga maupun di lingkungan masyarakat.  

“Stroke itu sangat menderita lahir dan bathin, janganlah terkena stroke,” tutup Komaruddin.