info-publik

Imbangi Pengaruh Gawai terhadap Minat baca Anak, Disdikbud Kubar buat Program Gerhana

Oleh: Mikael Carolus Jaang Editor: 10 May 2020 - 11:40 kbrn-pusat

KBRN, Sendawar: Dinas Pendidikan dan Kebuudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Barat (Kubar) terus berupaya meningkatkan minat baca pelajar ditengah perkembangan tenknologi dengan hadirnya Gadget atau Gawai. Salah satunya melalui program Gerakan Hari Anak Membaca (Gerhana).

“Ini merupakan inovasi saya, saat ini tengah mengikuti diklat PIM tiga. Saya bertekad kedepan ini saya perjuangkan masuk dalam program rutin Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Barat. Mudah-mudahan ini disetujui oleh pimpinan kami pak Kepala Dinas, terutama pak Bupati,”kata Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar (PPD) Disdikbud Kubar Y. Yamon kepada RRI Sendawar, Jumat (8/11/2019).

Melihat perkembangan saat ini, lanjut Yamon, minat baca generasi muda mulai menurun dipengaruhi hadirnya Gawai yang membawa dampak negatif bagi sebagian anak karena kebanyakan memilih bermain handphone pintarnya ketimbang membaca buku.

“Menurut hasil pemantauan, dengan hadirnya era digitalisasi ini tentu berdampak kepada anak-anak terutama terhadap minat mereka untuk membaca buku. Kita tidak menampik bahwa membaca itukan monoton, buka per-lembar buku. Sementara dengan hadirnya Gadget dan internet, tentu dengan mudahnya mempengaruhi minat baca anak-anak, karena ditawarkan dengan baragam fiture canggih,”lanjutnya

Maka itu, ditegaskan bahwa inovasi yang dilakukan tersebut merupakan upaya agar generasi muda Kutai Barat tetap memiliki minat yang tinggi dalam membaca buku, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke-masa.

“Kalau hanya sekedar membaca, lewat Android-kan bisa juga, tapi bagaimana fungsi perpustakaan yang ada di Sekolah, tentu kalau tidak ada upaya untuk mengatasi hal itu ya perpustakaan yang di sekolah ini akan mati suri. Sementara kita juga tidak bisa melarang, karena sekarang sudah era digital. Jadi tinggal bagaimana kita mengemas ini menjadi sesuatu yang positif semua, perpustakaan jalan, digital juga jalan,”tegasnya

Jika sudah resmi berjalan, Yamon mengharapkan agar tiap sekolah di Kabupaten Kutai Barat menyediakan waktu untuk melaksanakan Gerakan Hari Anak Membaca, bisa dilakukan melalui kegiatan perlombaan ataupun lain sebagainya yang dapat memacu minat baca pelajar di Sekolah masing-masing.

“Ya kita sarankan kedepan, sekolah menyediakan waktu khusus. Wacananya memang tidak serempak, tetapi diharapkan tiap sekolah menyediakan waktu khusus. Entah itu sebulan, dua bulan atau enam bulan sekali untuk menyediakan waktu bagi anak-anak untuk membaca. Ya idealnya saya pikir, semakin sering semakin baik,”harapnya

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kubar Silvanus Ngampun saat dikonfirmasi, mengaku sangat mendukung program tersebut karena sejalan dengan gerakan literasi sekolah. Apalagi motivasi sebagian anak untuk membaca saat ini cenderung menurun karena cara yang kurang tepat dalam memenfaatkan kemajuan teknologi.

“Sebagai pimpinan tentu saya mendukung proyek perubahan yang dilakukan oleh Pak Yamon karena mendukung gerakan literasi sekolah. Apalagi dengan kemajuan teknologi saat ini motivasi anak untuk membaca buku cenderung menurun. Mereka lebih suka menonton atau main game. Karena itu untuk mendorong anak gemar membaca, perlu upaya yang didukung banyak pihak dengan sebuah gerakan. Salah satunya seprti Gerhana ini,”ungkapnya

Secara resmi, Gerakan Hari Anak  Membaca ini memang belum masuk dalam program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Barat. Namun bertahap, telah disosialisasikan ke-beberapa Sekolah, salah satunya melalui Lomba  Menyusun Kalimat.

Lomba tersebut, bukan sekedar menyusun kalimat namun juga melatih kekompakan, kerjasama dan ketelitian anak dalam membaca buku, agar dapat menyelesaikannya dengan sempurna.

Melibatkan 80 Pelajar di Sekolah Dasar (SD) Negeri 003 Mencimai dan SMP Katolik WR. Soepratman Barong Tongkok Kecamatan Barong Tongkok, kegiatan lomba dalam upaya melaksanakan Gerakan Hari Anak Membaca tersebut mendapat tanggapan positif, baik dari Guru maupun pelajar.

Wakil Kepala SPM Katolik WR. Soepratman Barong Tongkok Fransiskus Ruwai menilai Gerakan Hari Anak Membaca ini sangat positif, dan tentunya memotivasi anak untuk membaca buku.

“Jadi memang betul, anak-anak ini cenderung malas belajar karena teknologi tadi itu, mereka lebih gemar melihat handphone-nya ketimbang membaca buku. Jadi dengan gerakan ini dan kegiatan yang dilaksanakan didalamnya anak-anak jadi terdorong untuk membaca, ada motivasilah buat mereka untuk melihat buku,”terangnya

Tanggapan positif juga disampaikan, Imanuel Dermawan Parito, salah satu Siswa di SDN 003 Mencimai. Dengan polosnya Ia mengatakan, membaca dengan cara yang di lombakan tersebut sangat menyenangkan karena bisa belajar bekerjasama dalam satu tim.

“Kalau inikan pakai kertas, bisa berbagi sama teman-teman dan lebih menyenangkan. Kalau pakai HP-kan dikit-dikit bisa Lowbate Hp-nya. Tapi kalau kayak ginikan lebih bagus, bisa ramai-ramai ngerjainnya,”katanya

Demikian juga diungkapkan Ishak Gede Agung Pratama. Siswa SMPK WR Soepratman itu mengaku dengan kegiatan seperti ini lebih nyaman belajar, dan bisa mempertajam kemampuan membaca karena harus teliti menyusun kalimat per-kalimat.

“Kalau permainan seperti ini saya senang, soalnya bisa mempertajam kemampuan kita membaca. Jadi enak kalau kita belajar membacanya kayak gini,”tandasnya

Ishak Gede Agung Pratama, bahkan berharap agar kegiatan seperti ini sering dilakukan di Sekolah guna menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekompakan yang semakin erat antar sesama murid.