info-publik

Sosok Sardjito di Mata Rektor UGM

Oleh: Wahyu Suryo Editor: Afrizal Aziz 10 May 2020 - 11:40 kbrn-pusat

KBRN, Yogyakarta : Sepenggal cerita tentang Biskuit Sardjito, menjadi bagian kisah dari sosok Profesor Sardjito. Cerita itu disampaikan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono, usai mengikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan, di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Minggu (10/11/2019).

Sebagai pendiri sekaligus Rektor pertama UGM, Profesor Sardjito tahun ini dikukuhkan pemerintah sebagai pahlawan nasional. Biskuit yang ia ciptakan saat revolusi fisik, sangat membantu perjuangan tentara Indonesia di medan pertempuran.

”Yang itu (biskuit, red) tentu dari sisi kandungan gizi, dari sisi kandungan karbohidrat, artinya dengan makan biskuit formula Sardjito itu, tentu energi yang diperoleh para pejuang di medan pertempuran, itu menjadi sangat bagus,” katanya.

Selain menciptakan biskuit untuk para tentara, Profesor Sardjito yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM, sangat berjasa memindahkan vaksin cacar dari Bandung ke Klaten menggunakan Kerbau. Langkah itu dilakukan, agar vaksin yang dibawa tidak diketahui Tentara Sekutu.

”Beliau membawa vaksin tidak dalam bentuk botol atau vaksinnya langsung, tetapi disuntikkan ke Kerbau yang dibawa ke Klaten, yang kemudian setelah sampai Klaten, lalu diambil lagi karena vaksin itu mengumpul di organ Kerbau, ini taktik agar vaksin tidak di razia,” tambahnya.

Kiranya tak berlebihan, jika gelar pahlawan nasional layak disandang Profesor Sardjito, atas jasa besar beliau kepada bangsa dan negara, bahkan, sosoknya menurut Panut Mulyono, layak dijadikan suri tauladan bagi civitas akademika UGM.

”Tentu memberi motivasi bagi para penerusnya, kami-kami ini begitu, untuk meneladani dan terus berjuang mencontoh Profesor Sardjito,” ucap dia.

Perjuangan UGM agar Profesor Sardjito mendapat gelar pahlawan nasional, sudah dilakukan sejak tahun 2012 silam. Upaya itu dilakukan, melalui penyampaikan usulan yang diajukan kepada pemerintah, dan kini usulan itu sudah disetujui.