teknologi

LPP RRI dan Wagub Jabar Dukung Desa Santri Berbasis Digital

Oleh: Ruslan Efendi Editor: 10 May 2020 - 11:40 kbrn-pusat

KBRN, Subang : Direktur Program dan Produksi LPP RRI Soleman Yusuf menilai, desa santri berbasis digital, yang dicanangkan Raja Lembaga Adat Karatwan (LAK) Galuh Pakuan Rahyang Mandalajati Evi Silviadi, dalam sebuah acara Gelegar Kentongan RRI di Lapang Sepakbola Bojongloa Desa Tenjolaya Kasimalang Subang, Senin (11/11/2019) kemarin, sesuai dengan keinginan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

Karena dunia sekarang ini kata Soleman, sudah berubah, sudah melek dengan dunia digitalisasi, sehingga persaingan itu tidak lagi dengan masyarakat lokal, tetapi dengan dunia internasional.

"Jadi saya rasa sangat bagus pencanangan desa santri berbasis digital ini, agar kita tidak tergagap-gagap dengan perubahan yang terjadi sekarang ini yang begitu besar," ujar Soleman kepada RRI di Subang.

Sementara menurut Soleman, era digitalisasi internet itu ibarat pisau bermata dua, banyak sisi positifnya banyak juga sisi negstifnya, tergantung kepada penggunanya. Dan dengan desa santri berbasis digital ini saya harap, para santri ini mampu menggunakan internet ini, untuk menconter berita hoax, radikalisme, pornografi dan hal-hal buruk lainnya.

"Ini yang harus dilakukan para santri dengan desa santri berbasis digital, harus mampu menangkal hoax, radikalisme, pornografi, dan persoalan lainnya," terangnya. Pernyataan yang sama disampaikan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Rizhanul Ulum, Pemprov Jabar sangat mendukung desa santri berbasis digital di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Raudhatul Uluum Desa Tenjolaya Kecamatan Kasomalang.

"Saya sangat mendukung desa santri berbasis digital ini, karena santri nanti bisa memanfaatkan digital ini untuk urusan duniawi dan ukhrowi," tegas Uu.

Sehingga kedepan kata Uu, santri akan melek digital, karena hari ini, siapa yang menguasai digital, tentunya akan menguasai dunia.

"Salah satu contoh ketika santri tidak menguasai digital, pada saat Pemerintah memberlakukan sistem digital dalam pemyaluran bantuan sosial (Bansos), maka di Jawa Barat masih banyak pondok pesantren yang tidak kebagian bansos, karena tidak menguasai digital," imbuhnya.

Uu juga menegaskan, desa santri berbasis digital ini, dengan keilmuan yang didapatnya di pondok pesantren, akan mampu melawan, sekaligus menangkal hoax, radikalisme, pornografi dan hal-hal negatif lainnya dari pengaruh digital tersebut.