internasional

Kenang 15 Tahun Wafatnya Yasser Arafat, Rakyat Palestina Teruskan Perjuangan Raih Kemerdekaan

Oleh: Retno Mandasari Editor: Heri Firmansyah 10 May 2020 - 11:40 kbrn-pusat

KBRN, Jakarta : Hari ini adalah hari peringatan 15 tahun kepergian almarhum pemimpin Palestina Yasser Arafat Abu Ammar, yang mengabdikan hidupnya untuk melayani negara dan rakyatnya, yang dipuji oleh rekan-rekannya dalam memicu revolusi kontemporer ini dan peluncuran Gerakan Pembebasan Palestina Fatah, yang mengekalkan identitas rakyat Palestina di seluruh dunia.

Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair al-Shun, mengatakan, kenangan almarhum pemimpin Yasser Arafat masih dalam ingatan rakyat Palestina dan orang-orang di dunia dan peringatan hari kepergiannya merupakan sebuah peristiwa nasional yang penting, yang diabadikan oleh rakyat palestina dan selalu berpegang teguh pada perjuangannya dan kata-katanya yang abadi. “Orang-orang Palestina selalu mengulangi kata-kata almarhum: "Janji adalah janji dan sumpah adalah sumpah, yang mereka lihat jauh tapi kita melihatnya dekat, dan sungguh kitalah yang benar”. Jasad Yasser Arafat memang telah pergi meninggalkan Palestina, tapi warisan perjuangannya masih tetap kokoh terpatri dalam sanubari anak cucu bangsa Palestina dan para pemimpinnya,” sebut Zuhair dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi RRI, Selasa (12/11/2019).

Menurut Zuhair, pejuang dan pemimpin besar Yasser Arafat Abu Ammar pergi meninggalkan kita pada 11 November 2004, setelah ia mengkonsolidasikan pendekatan revolusioner yang solid untuk menentang semua posisi, konspirasi dan blokade yang dikenakan padanya. “Dan responsnya selalu berupa kepatuhan yang solid, berpegang teguh dan konsisten terhadap nilai-nilai revolusi. Dia sangat berhati-hati untuk tidak mengkompromikan hak-hak Palestina dan merusak prinsip-prinsipnya,” tambahnya.

Zuhair menyatakan, rakyat Palestina akan terus memperjuangkan kemerdekaannya, meneruskan cita-cita sang Abu Ammar.

“Pada peringatan kepergianmu kali ini wahai Abu Ammar, kami sampaikan salam ta’zhim kepadamu dan kami ingin menenangkanmu bahwa kami masih dan akan terus berada dalam perjanjian ini. Rakyatmu dan pemimpinnya akan selalu berjuang dan terus berjuang untuk kemerdekaan Al-Quds untuk mengibarkan bendera Palestina di atas Menara-menara masjid, gereja dan dinding-dinding pagarnya,” imbuh Zuhair.

Lebih lanjut Zuhair menambahkan bulan ini diskursus Palestina sedang menyaksikan banyak peristiwa, termasuk Deklarasi Balfour yang dengannya Palestina terpecah dan entitas Zionis ditanam di tanah Palestina yang bersejarah.

“Deklarasi Balfour inilah penyebab langsung terciptanya krisis ini, yang masih dialami oleh rakyat Palestina. Bulan ini juga menandai peringatan Deklarasi Kemerdekaan yang diumumkan oleh almarhum Yasser Arafat pada 15 November 1988 pada sesi Dewan Nasional Palestina di Aljazair, yang menerima sambutan internasional dan pengakuan terhadap hak rakyat Palestina atas kemerdekaan mereka dan pembentukan negara Palestina yang berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibukotanya. Untuk mengabadikan deklarasi suci inilah rakyat Palestina terus berjuang,”

“Bulan ini juga bertepatan dengan Hari Solidaritas Internasional 29 November dengan Rakyat Palestina, yang diadopsi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1977 untuk menegaskan kedudukan dan solidaritasnya dengan rakyat Palestina yang sedang berjuang untuk merebut hak nasional mereka untuk kembali dan menentukan jalan hidup mereka. Israel mampu bertahan hingga hari ini tidak lain dan tidak bukan adalah karena penolakan dan sikap kriminalnya terhadap segala upaya perdamaian. Kami menyerukan dunia untuk mengepung dan memboikot Israel karena kebijakan agresifnya terhadap rakyat Palestina dan harta kepemilikan mereka,” paparnya.

Zuhair menegaskan, Kedutaan Besar Negara Palestina di Republik Indonesia bahwa perjuangan yang sah adalah hak yang diakui oleh hukum dan perjanjian internasional.

“Bahwa rakyat kami Palestina di mana-mana berjuang dengan hak itu untuk mendapatkan kemerdekaan dan kebebasan mereka,” tutupnya. (foto: Dok. Time.com)