Keterampilan masyarakat Maluku mengolah sagu, sudah tak diragukan lagi. Salah satunya camilan kue berbahan sagu yang wajib dicoba saat berkunjung ke Pulau Ambon ialah sagu gula. Camilan berbentuk balok ini berisi gula aren di sisi samping hingga tengah kue.
Sagu gula sudah merupakan makanan khas Maluku. Namun, setiap daerah memiliki bentuk dan tipe yang berbeda-beda.
Di Desa Liang sendiri, bentuknya terpisah antara balok satu dengan balok lainnya.
"Ada yang ga pake gula, ada yang keras bakaran sagunya, ada yang empuk karena banyak kelapanya. Juga bentuk cetakannya beda-beda tiap daerah, " kata Fatma salah satu penjual kue sagu di Desa Liang, Sabtu ( 16/11/2019).
Sementata di daerah pesisir Maluku seperti Liang dan Natsepa ini, sagu gula diberi banyak kelapa sehingga teksturnya lebih empuk. Gula yang digunakan pun berasal dari pohon aren langsung yang tumbuh di daerahnya masing-masing.
"Sagu dicampur kelapa, lalu masukan ke cetakan yang udah panas, porna namanya. Lalu dikasih gula aren, baru ditutup lagi pake sagu," ujar Fatma sembari memperagakan pada wisatawan.
Hal membedakan bentuk sagu gula daerah satu dengan dearah lain adalah dari bentuk porna. Porna sendiri terbuat dari tanah liat. Proses membuat porna yaitu dibakar terlebih dulu hingga panas, barulah diangkat dari api dan racikan sagu dimasukan.
Kemudian, racikan sagu ditutup dengan daun pisang agar terasa wangi. Setelah 15 menit, sagu gula diangkat dan siap dinikmati. Sagu gula cocok dicicip saat masih hangat. Pendamping terbaik untuk menyantap sagu gula adalah kopi panas atau teh.
Sementara itu, kue sagu yang menggunakan gula saat ini sudah kian langka, terutama di daerah kota. Pasalnya, pohon aren yang menghasilkan gulanya kian sulit didapat.
Bagi yang ingin mencicipinya saat ke Pulau Ambon, bisa mencarinya di pantai-pantai wisata seperti di Pantai Liang, Pantai Natsepa, atau di pasar tradisional.
/1dey6w4qal7a26f.jpeg)
