info-publik

Candu Baru, Sihijau

Oleh: Cecep Jambak Editor: Afrizal Aziz 10 May 2020 - 11:40 kbrn-pusat

KBRN, Jakarta : 'Meski awalnya tangan gemetar, tapi seru' kalimat itu diucapkan Elizabeth Veronica Ete, saat perdana mengendarai skuter listrik di kawasan trotoar Jalan Kebon Sirih. Ya, kendaraan mobilitas jarak dekat ramah lingkungan ini, beberapa bulan terakhir tengah dicandui anak muda ibukota. Namanya GrabWheels.

Meski cahayanya sudah disaring beberapa gumpalan awan putih tebal yang menggelayut di pagi ibukota, namun tetap saja suhu siang terasa menyengat.

Wisatawan memilih duduk-duduk di bangku taman di bawah rindangnya pohon pelindung. Namun tidak berlaku untuk anak muda yang ingin keliling menunggangi GrabWheels. Kendaraan bertenaga listrik, yang tengah diganderungi dan lagi on fire.

Seperti Elizabeth Veronica Ete, pelajar asal Ciledug ini menyempatkan diri untuk mencoba perdana menunggangi GrabWheels. Kepada rri.co.id, Sabtu (16/11/2019) Elizabeth mengaku sudah satu bulan mengetahui adanya GrabWheels dan penasaran untuk mencoba. Kesibukan sekolah, katanya menyebabkan dirinya belum dapat mencoba.

Meski awalnya terseok-seok, lalu tangan bergetar, ternyata kata Elizabeth, dia bisa menjalankannya. Meski hanya mencoba sekitar 10 menit lebih dari 30 menit jatah yang diberikan, Elizabeth mengaku cukup terhibur.

"Seru," kata Elizabeth, yang datang bersama lima rekan prianya. "Ini memang kebetulan ada tugas sekolah motret Monas. Lalu diajak teman main GrabWheels," tambahnya.

Setelah mencoba, Elizabeth menyebut, dirinya berencana akan mencoba kembali. Sebab, selain seru-seruan, GrabWheels juga sekalian olahraga. Sebab, juga dapat menguras keringat.

"Bisa main sama keluarga. Kalau selesai makan main, atau makan selesai nya main GrabWheels. Awalnya gemetaran tangan, takut jatuh, susah seimbangnya, ternyata gampang. Lumayan, buat olahraga," ungkapnya.

Lain lagi dikatakan Lina Noviana yang juga pelajar SMA. Lina mengetahui GrabWheels dari kakaknya. Dari situ, dia mencoba mencari tahu keseruan dari Chanel YouTube. Karena penasaran, dirinya ngajakin temannya untuk bermain. Namun, sampai di salah satu outlet penyewaan di kawasan Jalan Kebon Sirih, dirinya sedikit kecewa. Sebab, kurangnya informasi dari penjaga GrabWheels tersebut. Terpaksa, dengan meraba, dia mencoba untuk mencari informasi sendiri lewat aplikasi yang disediakan.

"Aku tahu dari kakak aku, dia main kan, terus dia cerita di rumah. Lalu aku lihat di YouTube. Kelihatannya seru, makanya aku mau coba. Perasaannya senang, penasaran apa bisa atau tidak. Memang masih butuh petunjuk, seperti cara pembayarannya, cara mainnya juga, tapi harus cari tahu sendiri, karena tidak ada petugas yang kasih tahu, seperti cara scand pembayaran," ungkapnya.

Lina Noviana menanggapi, GrabWheels memang sangat membantu bagi masyarakat seperti pelajar dan pekarja yang malas untuk berjalan kaki. Namun memang, setiap hal yang baru akan ada pro dan kontra. Untuk itu, secara pribadi dia akan mencoba untuk berhati-hati dalam mengendarai.

"Yang salah penggunaannya. Kalau dilihat-lihat, GrabWheels itu hanya bisa dikendarai di trotoar saja, jangan ke jalan raya. Makanya kemarin itu ada kejadian. Menurut aku yang salah memang pengendara GrabWheels nya," ucapnya.

Terkait jalurnya sendiri, menurut Lina Novian, memang GrabWheels bisa saja dilalui di trotoar, meski trotoar seyogyanya miliknya pejalan kaki. Melihat ada jalur khusus sepeda, Lina mengatakan, dapat digunakan, asalkan jalur nya lengkap di seluruh jalanan.

"Udah cukup saja di jalur sepeda, asal dia ada di berbagai tempat gitu. Jadi bisa dipakai dimana saja. Kita jalannya enak kemana saja," kata Lina.

Sementara itu, Saeb, driver ojek online, yang ditemui di Jalan Medan Merdeka Barat,  menolak adanya GrabWheels beroperasi di jalan protokol.

"Keberatan, bahaya banget kan banyak kendaraan bermotor. Sebetulnya jangan sampai ke jalan raya deh bang skuter ini. Trotoar aja. Setahu saya, sering hampir hampir kejadian, skuter itu ketabrak itu. Kecuali mungkin di hari libur, saat car free day," ujar warga Cikupa ini.

"Saya sering lihat di Jalan Jaksa situ, melintas seenaknya di tengah jalan. Saya pikir saat ini pengendara justru lebih milih mengalah. Dari pada kejadian, ya kan. Atau melintas di jalur sepeda saja. Atau khusus dibuatkan, seperti lokasi main tersendiri, kayak skadboard," tambahnya.

Ternyata, aturan penggunaan GrabWheels telah dikeluarkan Dinas Perhubungan Pemprov DKI Jakarta. ditemui rri.co.id, Novia S, salah seorang petugas wanita (Gaswan) Dishub DKI Jakarta mengatakan, Dishub DKI Jakarta telah mensosialisasikan dalam bentuk imbauan agar pengguna GrabWheels lebih memperhatikan keselamatan dalam mengendarai skuter di jalan umum protokol.

"Kami mengimbau beberapa peraturan. Pertama, GrabWheels tidak boleh menaiki trotoar, kedua tidak boleh menaiki Jembatan Penyeberangan Orang. Sebab banyak jembatan yang rusak karena roda GrabWheels itu," ungkapnya.

Ketiga, kata Novia yang ditemui di kawasan bundaran Patung Kuda, mengimbau, pengendara GrabWheels hanya berjalan di jalur khusus sepeda yang telah disediakan. Terakhir untuk mematuhi rambu dan lampu lalulintas.

"Yang ditakutkan itu, pengendara GrabWheels merasa mengendarai kendaraan roda dua. Berjalan di tengah jalan. Ini yang terus kita imbau. Jangan seenaknya. Imbauan juga kami sampaikan di medsos dan media Dinas Perhubungan," ujarnya.

Ditanya sudah berapa panjang ketersediaan jalur khusus sepeda, kata Novia, saat ini sudah ada tiga fase jalur tersebut. Dia memperkirakan panjangnya antara 100 hingga 200 kilometer.

"Ada dari Jakarta Timur, terus dari Jakarta Selatan ke Duku Atas, terus Timur lanjut ke Tomang, jadi saling berkaitan dan menyambung. Ke depan diperpanjang lagi, kalau tidak salah sampai 500 kilometer. Sekarang sudah sampai 100 sekian," bebernya.

Seperti diketahui, cara sewa skuter listrik GrabWheels adalah dengan install aplikasi Grab, buka aplikasi Grab lalu pilih eScooter. lalu dengan mengklik cari parkir, maka lokasi terdekat yang menghadirkan GrabWheels akan diinformasinkan, namun untuk saat ini masih tersedia di kawasan BSD City, Tangerang dan Terminal 3 Bandara Soehatta, Gelora Bung Karno. Selanjutnya, scan kode QR pada stang skuler untuk membuka kunci. Bila lampu depan dan roda belakang sudah menyala, artinya skuter sudah bisa digunakan. Sebelum berkeliling menggunakan skuter listrik GrabWheels, petugas di sana akan meminta KTP kamu untuk difoto.

Untuk mengoperasikannya, pengguna harus mendorong GrabWheels. Caranya, satu kaki berada di atas pad, kemudian satu kaki mendorong skuter. Kaki yang mendorong skuter harus langsung naik ke atas skuter agar seimbang.

Diketahui, kecepatan GrabWheels yang hanya diperbolehkan bagi pengguna usia minimal 18 tahun ini akan melaju maksimal 15 km/jam, dan jarak setiap perjalanan hanya 3 hingga 5 kilometer untuk 30 menit.

Tarif sewanya, hingga 30 menit pertama dikenakan tarif Rp5.000. Untuk yang ingin menggunakan dalamjangka panjang, GrabWheels dapat disewa maksimal satu bulan. Dimana untuk Ultimate plan, yakni 50 perjalanan sebesar Rp175.000 untuk 30 hari. Kemudian Flexible plan untuk 10 perjalanan dengan harga Rp35.000 untuk 7 hari. Dan Commuter Plan untuk 20 perjalanan sebesar Rp70.000 untuk 14 hari.

Meski jadi candu baru, keselamatan harus menjadi harga mati. Jangan kelatahan ini akan menyebabkan persoalan di kemudian hari. Apalagi, jika senyum para anak muda di atas Si Hijau Kecil, justru akan menjadi tangis di tengah duka penyesalan.