internasional

Isu Repatriasi Etnis Rohingya Dibahas Wapres RI dan Dubes Myanmar

Oleh: Retno Mandasari Editor: 10 May 2020 - 11:39 kbrn-pusat

KBRN, Jakarta : Masalah mengenai repatriasi etnis Rohingya, hingga kini masih menjadi perhatian ASEAN. Tidak terkecuali Indonesia. Wakil presiden RI, Ma'ruf Amin, menggelar pertemuan dengan duta besar Myanmar untuk Indonesia, Ei Ei Khun Aye, di istana wapres, Jakarta Senin (18/11/2019). Dalam pertemuan tersebut isu mengenai repatriasi etnis Rohingya turut menjadi fokus pembahasan.

Wapres Ma'ruf Amin menegaskan komitmen Indonesia dalam mendukung Myanmar dalam mencari solusi bagi etnis Rohingya kembali ke negara bagian Rakhine. Dimana menurut Wapres, Indonesia ingin melihat kemajuan signifikan persiapan repatriasi yang sukarela, aman dan bermartabat.

"Ibu Duta Besar pasti paham bahwa Indonesia ingin terus berkontribusi terhadap penyelesaian masalah ini," ujar Ma'ruf Amin seperti dilansir dari laman Wapres.go.id.

Duta Besar Ei Ei Khin Aye mengatakan, pemerintah Myanmar memberikan jaminan sepenuhnya terkait keamanan bagi etnis Rohingya yang akan kembali ke negara bagian Rakhine. "Kami telah menjanjikan tentang keamanan bagi mereka, tapi masalahnya adalah kapan repatriasi akan dimulai," ujar Aye yang ditemui usai pertemuan bersama Wapres, Senin (18/11/2019).

Aye menambahkan pihaknya berkeyakinan proses repatriasi akan berjalan lancar apabila etnis Rohingya tidak menuntut lebih kepada pemerintah Myanmar, terutama terkait status kewarganegaraan.

"Dimana repatriasi itu akan dimulai saya rasa tergantung pada lebihnya kesepahaman. Bukan justru membuat lebih banyak permintaan. Karena, jika mereka meminta bagi status kewarganegaraan atau apapun, maka itu akan lebih menyulitkan bagi Myanmar," terang Aye.

Menurut Aye pemerintah Myanmar berkomitmen pula mencari jalan keluar dari permasalahan yang menimpa etnis Rohingya untuk repatriasi, namun permintaan yang disampaikan tidak dipungkiri akan menjadi penghambat dalam pemecahannya.

"Tapi, tentu saja kami mencoba untuk memecahkan masalah ini dan berusaha menangani hal itu. Tapi, dengan permintaan dan prejudis seperti ini saya rasa hal itu akan "menghambat" masalah ini dan hal itu akan membuat lebih sulit bagi kami," ungkapnya. 

Sejak gelombang eksodus etnis Rohingya dari negara bagian Rakhine, Myanmar terjadi pada Agustus 2017, setidaknya lebih dari 700 ribu etnis Rohingya melarikan diri dan berada di kamp-kamp pengungsian di Cox's Bazar, Bangladesh.

Para pemimpin ASEAN juga telah menyepakati pembentukan "Satuan Tugas" ad hoc di Sekretariat ASEAN, saat menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke - 35 di Bangkok Thailand awal November 2019.  Satuan Tugas tersebut bertugas membantu proses repatriasi pengungsi etnis Rohingya dari Bangladesh ke Myanmar. 

Sementara, pertemuan Wapres Ma'ruf Amin dan Dubes Ei Ei Khin Aye membahas sejumlah topik penting lainnya. Terutama berkaitan dengan peningkatan hubungan bilateral dibidang ekonomi, investasi dan perdagangan. Dimana volume perdagangan kedua negara saat ini mencapai satu miliar dolar Amerika Serikat. 

Serta, dalam pertemuan itu Duta Besar Ei Ei Khin Aye, juga menyampaikan undangan kepada Wapres Ma'ruf Amin untuk membalas kunjungan Wapres Myanmar, Henry Van Thio. Wapres Henry Van Thio sendiri sempat menggelar pertemuan bilateral bersama wapres Ma'ruf Amin usai menghadiri pelantikan Presiden dan Wapres periode 2019 - 2024 pada 20 Oktober 2019 di Jakarta.