ekonomi

Indonesia Ajak Negara Penghasil Sawit Ikut Implementasikan B20

Oleh: Magdalena Editor: 10 May 2020 - 11:39 kbrn-pusat
KBRN, Jakarta: Menko Perekonomian  Airlangga Hartarto mengajak negara penghasil sawit, untuk mengikuti langkah Indonesia memanfaatkan minyak sawit untuk program mandatori B20. Ia menyampaikan keberhasilan Indonesia dalam mengimplementasikan program B20, yang akan dilanjutkan dengan program B30 tahun 2020 mendatang. Program ini, meningkatkan harga minyak sawit di atas US$ 600 per ton.

“Terkait hal ini, kami ingin mengajak negara penghasil kelapa sawit, untuk mengikuti langkah yang dilakukan oleh Indonesia, karena terbukti sangat efektif menstabilkan harga minyak kelapa sawit dunia,” ungkap Hartarto dalam pidato pembuka di acara The 2nd Ministerial Meeting of Palm Oil Producing Countries yang berlangsung  di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (18/11/2019).

Siaran pers Kemenko Perekonomian menyebutkan, dalam pertemuan itu dibahas sejumlah isu terkini tentang minyak kelapa sawit, termasuk perkembangan inovatif dalam industri minyak sawit, dan kemajuan show-casing yang dibuat (sejalan dengan kebutuhan global yang muncul untuk kriteria keberlanjutan), skema sertifikasi, proteksi lingkungan, akses pasar dan kebijakan perdagangan internasional.

Menteri Industri Utama Malaysia Teresa Kok, serta para menteri/perwakilan dari negara penghasil minyak kelapa sawit di dunia, di antaranya Thailand, Kolombia, Nigeria, PNG, Ghana, Honduras dan Brazil hadir dalam pertemuan, yang merupakan tindak lanjut  dari pertemuan sebelumnya yang diadakan di Bali, 2 November 2017 silam.

Dalam.pertemuan kali ini, dibahas beberapa masalah penting bagi negara-negara penghasil minyak kelapa sawit, termasuk masalah meningkatkan produktivitas petani kecil, mengatasi pembatasan perdagangan minyak kelapa sawit di negara-negara konsumen utama, dan  mengatasi masalah pasar konsumen utama.

Selain itu, pertemuan ini menyepakati sejumlah hal,  diantaranya;

1.  Mengajak negara-negara penghasil minyak kelapa sawit untuk meningkatkan kerja sama dalam hal membangun strategi dalam upaya memperbaiki harga pada level yang lebih baik terutama untuk petani/pekebun rakyat.

2.  Melanjutkan kegiatan promosi dan meningkatkan konsumsi biodiesel untuk menyerap lebih banyak minyak kelapa sawit pada pasar global, termasuk melalui implementasi mandatori B30 di Indonesia pada 1 Januari 2020, di mana pada saat ini proses uji coba (trial) sedang berlangsung. Hasil sementara memperlihatkan tidak ada dampak negatif signifikan dari program tersebut. Sementara, pada 2020 juga, Malaysia berkomitmen mengimplementasikan B20 dan Thailand akan mengimplementasikan B10.

3.  Komitmen untuk membangun satu standar bersama sertifikasi minyak kelapa sawit yang berkelanjutan di 2020. 

4.  Terus melanjutkan langkah-langkah konkret dalam upaya menghadapi kampanye negatif terhadap kelapa sawit, termasuk melalui forum World Trade Organization (WTO). 

5.  Mengundang negara produsen kelapa sawit lain di dunia untuk bergabung dalam keanggotaan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC); dan

6.  Meningkatkan kesejahteraan di tingkat perkebunan rakyat. Untuk itu, Indonesia perlu terus mendorong program penanaman kembali (replanting) agar imbal hasil (yield) kelapa sawit bisa ditingkatkan. Saat ini, kebun rakyat di Malaysia dan Thailand menghasilkan yield lebih tinggi dibandingkan Indonesia.