info-publik

Jamban Sehat Bukit Gado-Gado, Mimpi Terkubur yang Kini Dikabulkan

Oleh: Sridarni Editor: Heri Firmansyah 10 May 2020 - 11:39 kbrn-pusat

KBRN, Padang : Siang menukikkan hawa panas, menantang  gerah di hamparan terik. Bulir-bulir keringat bercucuran, berpacu dengan hentakan cangkul yang menancap di perut bumi silih berganti.

Semilir angin pegunungan nan sejuk sesekali menangkis gerah. Pada sesudut lahan di ketinggian bukit hijau, yakni sebidang tanah berukuran sekitar 4 X 4 meter, lima orang lelaki berseragam loreng asik berpacu menata ruang, membangun fasilitas umum, satu unit jamban sehat yang tidak lama lagi bakal menjawab mimpi warga sekitar.

Siapa mengira, di balik keindahan panorama alam sekitar, terselubung kisah pilu warga yang hingga kini belum  bisa menikmati fasilitas MCK yang layak. Bukit yang menjulng tinggi seolah-olah berupaya membungkam derita warga. Sungguh mengejutkan, puluhan bahkan ratusan Kepala Keluarga (KK) di Bukit Gado-Gado belum memiliki sarana pembuangan yang layak. 

Mereka sejauh ini jelas Yandedi Nur, Lurah Bukit Gado-Gado masih mengandalkan  kemampuan dan daya tampung jamban darurat  dengan satu sumber air yang alirannya tidak pula lancar. 

“Setiap hari warga terpaksa antre hingga berjam-jam demi mendapatkan air yang dipergunakan untuk  berbagai keperluan hidup,” ujarnya kepada RRI, Jumat (22/11/2019).

Saking sulitnya mendapatkan air bersih, warga terkadang mesti rela begadang, menuruni lekuk bukit tengah malam  demi mendapatkan air untuk keperluan sehari-hari. Hal demikian dibenarkan, Widya - warga yang mengaku sudah puluhan tahun menempati sebidang lahan di ketinggian bukit hijau. 

Bersama sang ibu, ia menuruni bukit, menampung air di kegelapan malam. Sungguh miris, namun itulah realita yang tidak bisa disembunyikan lagi.

“Di saat yang lain masih tertidur pulas, saya dan ibu turun bukit. Mengisi ember hingga penuh. Pada malam hari, kami bisa lebih leluasa mengisi wadah,” ujar ibu rumah tangga itu, saat ditemui di kediamannya.

Sementara untuk keperluan Buang Air Besar (BAB), warga sekitar memanfaatkan jamban darurat dengan kondisinya tidak pula terawat. Aroma kurang sedap menyengat rongga hidung dan jika melihat fisik jamban, nampak kotor dan jorok. Hal tersebut menggugah perhatian prajurit TNI Angkatan Darat, Kodim 0312/Padang yang telah beberapa kali melakukan tinjauan ke lapangan. 

Satu unit jamban sehat lengkap dengan fasilitas MCK dibangun pada lahan yang telah disediakan warga. Sinergitas yang dibangun antara masyarakat dengan TNI mempercepat proses pembangunan jamban sehat. Warga demikian antusias membantu pengerjaan jamban dan fasilitas MCK.

Dandim 0312/Padang, Letkol Arh Nova Mahesa Yudha saat melakukan kunjungan ke lapangan menuturkan, pemilihan lokasi didasari masukan dan desakan kebutuhan warga sekitar. Ia tidak menutup kemungkinan akan penambahan beberapa unit jamban sehat untuk melayani kebutuhan MCK masyarakat.

Amat disesalkan jika program jamban sehat  tidak menyentuh area yang telah ditetapkan pemerintah  sebagai Kawasan Wisata Terpadu (KWT). 

“Dengan adanya jamban sehat tersebut, warga dapat menerapkan pola hidup sehat dan tidak buang air besar sembarangan lagi,” paparnya. 

Tidak dipungkiri, perilaku warga buang air besar sembarangan bukan sesuatu hal yang baru. Di perdesaan, masyarakat pada umumnya masih membuang kotoran sembarangan, seperti di sungai-sungai. Tidak  hanya itu, mereka juga mandi, menggosok gigi, mencuci peralatan dapur di sungai yang sama. Akibatnya, warga rentan terhadap penularan penyakit diare dan pneumonia pada anak-anak.

Hal lain yang perlu menjadi bahan kajian, sebagaimana ditegaskan Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Ferry Mulyani, adalah lalat-lalat yang mengerubungi kotoran manusia, yang kemudian hinggap pada makanan dan minuman yang dikonsumsi masyarakat.

Dalam berbagai kesempatan, Ferry menekankan perlunya menumbuhkan kesadaran masyarakat menerapkan pola hidup sehat di lingkungan masyarakat. Salah satu upaya yang kini gencar disosialisasikan ke ranah publik adalah pembangunan jamban sehat bagi warga kurang mampu.

Pengadaan fasilitas jamban sehat telah dimulai Agustus lalu, sehingga tahun 2020 mendatang diharapkan tidak ditemui lagi perilaku warga buang air besar sembarangan. Pengadaan jamban sehat adalah program nasional melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dua kecamatan telah ditetapkan sebagai lokasi pembangunan jamban sehat.  

“Tahun berikutnya, dua kecamatan tersebut melaksanakan deklarasi stop buang air besar sembarangan,” ujarnya kepada RRI.

Dengan memanfaatkan dana CSR dari sejumlah perusahaan, pemerintah berharap masyarakat di daerah rawan penularan penyakit lingkungan dapat mengubah pola hidup untuk mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik. Perilaku hidup bersih  mencerminkan nilai-nilai kesehatan  yang selalu terjaga dalam diri seseorang. Idealnya kebersihan lingkungan adalah upaya awal  dalam mewujudkan kehidupan yang berkualitas. 

Lingkungan bersih dan sehat adalah modal utama dalam mengoptimalkan potensi ruang yang mencakup banyak sektor, salah satunya pariwisata daerah. Apa jadinya jika keindahan Bukit Gado-Gado dengan balutan eksotis Gunung Padangnya nan menawan tercederai oleh perilaku buruk masyarakat sekitar. Gara-gara setitik nilai, rusak susu sebelanga. Peribahasa tersebut mendorong berbagai pihak dewasa gencar  dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan. 

“Pembangunan jamban sehat dan fasilitas penunjang MCK di Bukit Gado-Gado, ibarat mimpi  lama yang kini baru diwujudkan. Doa terkubur, kini telah dikabulkan,” ungkap Ratna - warga Bukit Gado-Gado yang sehari-harinya berjualan jagung bakar di lereng Jembatan Siti Nurbaya.