olahraga

PON 2020 Semakin Dekat, Ini Strategi KONI Bali

Oleh: Ni Putu Nirawati Editor: Nugroho 10 May 2020 - 11:38 kbrn-pusat

KBRN, Denpasar: Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 tinggal beberapa bulan lagi. Seluruh propinsi di Tanah Air mulai menyusun strategi jitu demi gengsi prestasi pada multi event olahraga empat tahunan di Indonesia.

Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bali I Ketut Suwandi kepada RRI Senin, (2/12/2019) mengatakan akan memaksimalkan segala potensi yang ada demi mempertahankan prestasi Bali di ajang PON 2020.

Diakuinya pencoretan 10 cabor di PON Papua menimbulkan kerugian bagi Bali karena akan berdampak mengurangi raihan medali di sejumlah cabor unggulan yang kena garis merah. Namun hal itu bukan menjadi alasan untuk berdiam diri tanpa berbuat apa-apa.

Disinggung soal keyakinan meraih 30 medali emas sesuai target yang digaungkan sejak awal, Ketut Suwandi mengaku optimis hal tersebut dapat tercapai, meskipun dari hitung-hitungannya saat ini, realisasi medali emas baru di kisaran 25 keping.

“Ia kita berusaha untuk itu. Saya tidak bicara bisa, tapi untuk saat ini kita memang belum mencapai angka itu, tapi kalau 25 saya masih yakin untuk hal tersebut”, tegasnya.

Mantan Ketua Umum KONI Badung itu lebih lanjut mengatakan, dari hasil pemantauannya ke beberapa pertandingan Pra PON, semangat yang ditunjukkan para atlet sangat kuat. Seperti di cabor kempo yang awalnya diyakini meraih 1 emas, namun bisa 2 emas, Tarung Derajat, dan Silat juga semakin baik.

“Monitoring kami dalam Pra PON masing-masing cabor kami melihat peningkatan semangat dan daya juang atlet-atlet. Kami bangga dengan hal itu”, ungkapnya.

Ditanya anggaran untuk mengirim atlet ke PON, Ketut Suwandi mengatakan pihaknya mau tidak mau harus memaksimalkan dana Rp50 milyar yang dihibahkan Pemerintah Propinsi Bali. Meskipun jujur diakui sulit untuk mengondisikan atlet menuju Papua dengan dana terbatas menyusul mahalnya biaya akomodasi, transportasi, termasuk konsumsi di Papua. Berbeda saat PON di Jawa Barat tahun 2016 lalu, dengan dana Rp42 milyar, pengiriman atlet dan official dapat lebih maksimal.