info-publik

Rumah Literasi Babel, Tanamkan Cintai Buku pada Anak Usia Dini

Oleh: Lalang Gumilang Editor: 10 May 2020 - 11:38 kbrn-pusat

KBRN, Pangkalpinang: Lembar demi lembar buku itu, ia buka perlahan dengan pasti. Sesekali terhenti dalam satu lembar halaman buku seraya memfokuskan sorot matanya, sembari nampak komat-komit mulutnya melafalkan frasa demi frasa hingga kalimat perkalimat pada setiap lembar buku itu. Begitulah yang dilakukan sekelompok anak-anak usia dini saat berada di Rumah Literasi Babel. 

Sore itu, anak-anak usia dini dan pelajar lainnya duduk lesehan beralas ambal atau karpet, mereka seakan kompak memegang dan membaca buku yang dimauinya di Rumah Literasi Babel yang berlokasi di Jln. Abdul Hamid Kota Pangkalpinang. Sebagian lainnya masih berdiri, melirik rak-rak buku lantas memilih dan mengambil buku lalu duduk lesehan di tempat yang dipilihnya lantas membuka, mengimla dan membaca buku yang dipegangnya.

Nyaris hening suasana ruang baca itu, mereka pun seolah yakin betul bahwa Rumah Literasi bukanlah tempat untuk canda dan tawa melainkan untuk berliterasi lewat membaca buku, sekalipun yang ia baca buku hikayat, dongeng atau bacaan cerita fiksi, yang relevan dengan dunia anak-anak.

"Siapapun yang datang ke Rumah Literasi ini gratis, anak-anak, remaja, dewasa, pelajar atau mahasiswa," kata Feryandi alias Komeng (40), sang penggagas Rumah Literasi Babel itu, Selasa (3/12/2019)

Menurut Komeng, Keberadaan Rumah Literasi Babel itu merupakan upaya bersama Komunitas Literasi Babel yang terobsesi akan dorongan ingin mengembalikan penguatan literasi masyarakat terutama pada generasi muda ditengah maraknya penggunaan gadget atau handphone.

Tidak sekedar itu, keberadaan Rumah Literasi diharapkan bisa membangkitkan semangat kaula muda untuk membudayakan membaca dan menulis sehingga nantinya bisa mengubah perilaku dari ketergantungan pada smartphone dan kembali mencintai literasi.

"Salut sama Komeng, Boleh lah progres dan inspiratif," komentar Adit (33), pengunjung Rumah Literasi.

Debut Komeng memang tidak hanya sebatas itu, rencana dan upaya untuk menambah koleksi buku terus ia lakukan, melalui pengadaan dari koceknya sendiri atau dari para donasi buku. Lewat kerja sama dengan kalangan guru, dosen atau instansi pemerintah daerah pun siap ia skedulkan.

"Ada buku 740 judul atau 764 eksemplar. Buku fiksi 318 judul, buku nonfiksi 365 judul. Selain itu buku referensi tentang agama 58 judul, buku undang-undang 19 judul, buku bacaan anak-anak 215 judul. Total buku saat ini di Rumah Literasi Bangka Belitung 965 judul," kata Komeng yang juga penulis buku itu.

Sementar itu, Rumah Literasi sejak awal diresmikan 2 Oktober 2019, menurut Komeng, kebanyakan pengunjung meliputi; anak-anak mulai berumur 5 tahun hingga mahasiswa. Rumah literasi Babel terdiri atas ruang baca umum, ruang baca anak, ruang rapat, sekretariat, ruang Salat, kamar istirahat dan ruang warkop literasi serta panggung pementasan kreasi.

Komeng mengakui, guna menyosialisasikan keberadaan Rumah Literasi Babel pun, ia lakukan bersama Komunitas Literasi Babel melalui jejaring media sosial, kerja sama dengan para penulis buku di Babel, pihak sekolah, bahkan kerja sama dengan para wartawan.

"Rumah Literasi Babel selain sebagai rumah baca juga sebagai tempat pelatihan-pelatihan serta ruang kreativitas generasi muda Bangka Belitung," pungkas Komeng.