sorotan-kampus

UPI Bandung Nobatkan "The Guardian Of Sundanese Culture" Kepada Raja Galuh Pakuan

Oleh: Ruslan Efendi Editor: Syarif Hasan Salampessy 10 May 2020 - 11:38 kbrn-pusat

KBRN, Subang : Seminar dan Workshop "Penguatan Karakter Melalui Pendidikan Seni", yang digelar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, dan Lembaga Adat Karatwan (LAK) Galuh Pakuan di Aula Pemkab Subang, Sabtu (7/12/2019), diikuti 100 peserta dari kalangan Seniman, Budayawan dan Guru Seni serta para Pelatih Sanggar se-Kabupaten Subang dan sejumlah Kabupaten-Kota di Jawa Barat.

Dalam seminar dan workshop tersebut, UPI Bandung memberikan gelar "The Guardian Of Sundanese Culture" kepada Raja LAK Galuh Pakuan Rahyang Mandalajati Evi Silviadi. Karena dianggap mampu menjaga merawat dan melestarikan seni dan budaya serta tradisi Sunda, yang hampir punah.

"Gelar ini kita sematkan ke Raja LAK Galuh Pakuan Rahyang Mandalajati karena Beliau memiliki komitmen yang kuat dalam menjaga, merawat dan melestarikan seni dan budaya serta tradisi kesundaan selama ini, sehingga gelar itu saya nilai layak untuk Beliau," ujar Wakil Dekan Fakultas Pendidikan Seni dan Desien (FPSD) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Dr. Tri Karyono M.Sn kepada wartawan disela-sela seminar dan workshop "Penguatan Karakter Melalui Pendidikan Seni" di Subang, Sabtu (7/12/2019).

Menurut Tri, karena Raja LAK Galuh Pakuan Rahyang Mandalajati Evi Silviadi, selama ini menjadi tameng seni dan budaya Sunda, yang menjadi tradisi di masyarakat LAK Galuh Pakuan.

"Kenapa saya sebut Raja sebagai tameng seni dan budaya Sunda, yang menjadi tradisi masyarakat LAK Galuh Pakuan yang selama ini dilakukan Beliau, dan Beliau berbeda dengan Raja-raja lainnya atau ketua adat lain, yang begitu konsen terhadap seni budaya sunda yang menjadi tradisi di LAK Galuh Pakuan," tegasnya.

Tri juga menyebutkan, ada hal yang luar biasa yang sudah dilakukan Raja LAK Galuh Pakuan Rahyang Mandalajati Evi Silviadi, yang pemikiran yang feature oriented, yakni menyatukan tradisi dengan era modern yang tidak bisa ditolak oleh masyarakat manapun. Salah satunya membangun masyarakat melalui desa digital.

"Ini yang patut kita berikan acungan jempol juga, karena Beliau memiliki pemikiran bahwa permasalahan era digital dikalangan masyarakat desa, bukan persoalan yang tabu yang harus disatukan dengan tradisi," pungkas Tri.

Sementara itu Guru Besar Pendidikan Seni sekaligus Pengajar di S1 Dept. Pendidikan Tari FPSD Prodi S2 dan S3 Pendidikan Seni Sekolah Pasca Sarjana UPi Bandung Prof. Dr. Tati Narawati ikut menambahkan, terkait penyematan gelar "The Guardian Of Sundanese Culture" kepada Raja LAK Galuh Pakuan Rahyang Mandalajati Evi Silviadi, merupakan anugrah tertinggi dari UPI kepada salah satu tokoh masyarakat, yang peduli terhadap seni budaya dan menjaga tradisi kesundaan.

"Gelar ini merupakan anugrah tertinggi dari UPI Bandung bagi tokoh masyarakat yang peduli terhadap seni dan budaya serta tradisi sunda, dan hari ini gelar itu kami sematkan kepada Raja LAK Galuh Pakuan Rahyang Mandalajati Evi Silviadi," singkat Prof Tati yang akrab di panggil Prof Nara.