sorotan-kampus

Kebahagiaan Warga Cimahi Dapat Bantuan Alat Penyaring Air Minum

Oleh: Amelia Hastuti Editor: 10 May 2020 - 11:38 kbrn-pusat
KBRN, Cimahi : Masyarakat RT 07 RW 02 Kelurahan Cimahi Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi  mengungkapkan kegembiraan atas bantuan alat desiminasi unit ultrafiltrasi pengolahan air minum.

"Kami bersyukur, karena selama ini sumber air warga sekitar tidak layak konsumsi karena keruh, berwarna kuning dan berbau. Sedangkan untuk konsumsi sehari-hari warga harus membeli air galon dari penyedia," ungkap Ketua RT 07 Dedi Supriadi, ketika menerima bantuan tersebut yang merupakan hasil riset Dosen Universitas Jendral Achmad Yani Cimahi, Senin (9/12/2019).

Hal senada juga diungkap oleh Ketua RW.02 Hikmat Rahmat, yang mengeluhkan sumber air tanah (sumur) dan air sungai yang sangat buruk kualitasnya  dan tidak layak minum. 

"Alhamdulillah, dengan adanya unit ultrafiltrasi (UF) ini diharapkan warga sekitar dapat menikmati dan memanfaatkan air bersih layak konsumsi," ujarnya.

Dosen program studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Unjani, Dr. Putu Teta P. Aryanti, ST., MT, yang juga Kabid Penelitian LPPM Unjani mengatakan,  penempatan alat UF diwilayah tersebut serta beberapa wilayah lainnya di kota Cimahi, berdasarkan hasil survey dengan timnya yang merupakan  dosen-dosen jurusan Teknik Kimia Unjani serta adanya informasi dari dinas terkait pemerintah Kota Cimahi, sehingga bantuan alat tersebut diprioritaskan bagi warga RT 07 RW 02. 

"Dari hasil survey,  kandungan air sumur warga mengandung senyawa organik dan zat-zat meneral terlarut, seperti mangan, kalsium dan besi, sehingga tidak dapat dikonsumsi secara langsung. Alternatif teknologi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan Teknologi Ultrafiltrasi," ungkapnya.

Menurut Teta,  teknologi itu mampu menyisihkan kontaminan dalam air, seperti mikroorganisme, koloid, bakteri, hingga virus, sehingga produk air menjadi jernih dan dapat digunakan secara layak oleh warga. 

"Alat ini  nantinya juga akan dipasang dibeberapa wilayah lain di Kota Cimahi yang kondisi air tanahnya mengalami hal serupa," ujarnya. 

Selain alat ultrafiltrasi, Tim dosen Teknik Kimia Unjani juga memberikan alat Elektrokoagulasi (EC) kepada Kusnanto warga RT 07 RW 02, salah seorang pelaku usaha pembuatan tempe. 

Kusnanto saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa limbah hasil pengolahan kedelai menjadi tempe selama ini, ia kelola sendiri dengan membuat instalasi sederhana pengolahan limbah dan dirasakan kurang maksimal, dan selama itu juga mengeluhkan sumber air bersih didaerahnya. 

Dengan adanya bantuan alat pengolahan limbah dengan Teknologi Elektrokoagulasi berbasis integrasi Ultrafiltrasi (EC-UF) tersebut limbah hasil usahanya dapat digunakan kembali, sebagai alternatif cara untuk memenuhi kebutuhan  air bersih dalam industri, sekaligus meminimalisasi limbah yng dihasilkan.

Hampir sama dengan Teknologi UF, Teknologi EC mampu menyisihkan kontaminan logam, padatan, koloid dan polutan in-organik terlarut dalam air melalui proses elektrolisis. Sehingga dengan Integrasi EC-UF yang beroperasi secara kontinyu, dapat menghasilkan efisiensi yang meningkat bagi pelaku usaha, sedangkan lingkungan masyakat yang berdampingan dengan industri dapat diminimalisasi dari pencemaran.

Pada penyerahan 2 alat tersebut (9/12), turut hadir Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM dan Industri Kota Cimahi, Adet Chandra Purnama, ST., MM, Kabid Perindustrian Andri Hardian, Kabid UMKM Rina Mulyani, Lurah Cimahi Heri Herdiana, dan warga sekitar. 

Adet Chandra mengatakan, dengan adanya kolaborasi pemerintah Kota Cimahi dengan akademisi Unjani masyarakat dapat merasakan manfaat dan dampak positif bagi kehidupan warga masyarat umumnya dan khusunya warga Kota Cimahi.