daerah

Angka Gangguan Jiwa di Jatim Tinggi, Tenaga Kesehatan Minim

Oleh: Hanum Oktavia Editor: 10 May 2020 - 11:38 kbrn-pusat

KBRN, Malang: Tingginya angka gangguan jiwa ternyata masih belum diimbangi dengan Sumber Daya Manuasia (SDM) tenaga kesehatan, khususnya spesialis kesehatan jiwa. Padahal, angka gangguan jiwa di wilayah Jawa Timur disinyalir terus bertambah setiap tahunnya. Berdasarkan data Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) Malang, jumlah raga yang mengalami gangguan kesehatan jiwa mencapai 4 ribu lebih. 

Hal ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi lembaga pendidikan, khususnya fakultas kedokteran. Minimnya sumber daya manusia di bidang spesialis perawatan jiwa dikarenakan beberapa perguruan tinggi belum membuka program tersebut. "Dari hasil penelitian yang dilakukan tim FKUB, menunjukkan bahwa angka pasung di Jatim saat ini mencapai 600-an jiwa," kata staf pebgajar departemen keperawatan jiwa UB, Dr. Heni Dwi Windarwati kepada RRI, Rabu (11/12/2019).

Pemasungan penderita gangguan jiwa, sambung Heni, dilakukan oleh baik oleh keluarga maupun masyarakat sekitar, dikarenakan kekhawatiran mereka akan mengganggu lingkungan jika dilepas. "Dari angka gangguan jiwa sendiri, rata-rata mereka memiliki gangguan kesehatan dari tekananan ekonomi, kekerasan hingga kecanduan narkoba. Akibatnya, menimbulkan stress dan berdampak pada kesehatan jiwa," tuturnya.

Heni mengungkapkan, angka pasung bagi pengidap gangguan jiwa itu ditemukan oleh peneliti sejak tahun 2009, dan menemukan beberapa orang gangguan jiwa yang dipasung. "Untuk menemukan si penderita gangguan kejiwaan hingga dipasung, kami  harus keluar masuk kampung dan mencari data mulai RT hingga dinas kesehatan setempat," ujar Heni.

"Masih banyak keluarga yang enggan melapor ke perangkat desa ataupun puskesmas ketika ada keluarga yang memiiki gangguan kejiwaan. Dari sekitar 3 ribuan penderita gangguan jiwa hingga dipasung wi Jatim, paling banyak ditemukan di daerah Madura," imbuh dia. (Foto: Ist.)